.
.
"Kau bisa bekerja malam ini""Ah kamshamida" ucapku berbungkuk pada wanita didepanku.
"Ingat, waktu tidurnya sampai jam 9 malam. Ada susu dikulkas. Kau bisa mengambil sebua cookies dilemari penyimpanan. Jika kau bosan, kau bisa bermain ps milik kakakknya."
"Siap nyonya!"
"Kami akan pulang minggu depan. Aku harap ini tidak menganggu hari harimu" ucapnya sambil tersenyum.
"Tenanglah nyonya. Aku akan kesini setiap paginya untuk menjaga Ji Eun. Lagi pula ini liburan musim panas dan aku tak memiliki rencana khusus minggu ini"
"Aku pergi" aku mengantar mereka sampai ke depan pintu rumah. Aku melambaikan tangan.
Sesaat mereka pergi, aku berlari menaiki tangga untuk kekamar Ji Eun. Kuketuk dengan perlahan namun tak ada suara.
"Hello Princess? Bolehkah aku masuk?"
Aku mencoba membuka knob pintu. Tidak dikunci. Aku dapat melihat Ji Eun, gadis berumur 9 tahun itu sedang membaca buku yang cukup tebal. Aku saja kalah.
"Hi? Aku pengasuh barumu" tak ada jawaban.
"Kau dapat memanggilku siapa saja"
"Bagaimana kalau Hazel?"
"Itu cukup menarik" aku mulai duduk ditepi ranjangnya. Tak lama, suasana menjadi hening kembali.
"Apa yang kau baca?"
"Sebuah dongeng"
"Kau suka membaca rupanya. Boleh aku lihat?" Ucapku mendekatkan diri padanya. Ia dengan baik hati menggeser bukunya sehingga aku dapat melihat jelas.
"Tapi buku ini sangat tebal. Apa kau sanggup membacanya?" Dia menggeleng.
"Aku membacanya sampai mengantuk. Jika aku mengantuk sekarang, aku bisa berhenti membacanya" ucapnya. Bahkan, kata katanya lebih tertata dibandingkan debganku yang bobrok.
"Apa kau tidak ingin minum susu? Atau memakan cookies?" Dia menggeleng. Anak ini cukup pendiam.
"Kenapa?" Ia hanya menatapku.
"Ah, lemari makanannya tak bisa kau gapai mungkin?" Ucapku asal menebak. Ia menunjuk sesuatu. Aku dapat menebaknya. Sebuah kursi roda.
"Ah mian" ucapku. Sungguh aku sangat bodoh.
"Tak apa. Setiap pengasuhku memang tidak tau" setiap pengasuh? Jadi sebelum aku ada pengasuh lain?
"Bagaimana jika kuambilkan untukmu?"
"Boleh"
"Jangan tertidur dulu. Aku akan mengambilkannya untukmu" aku menyentuh hidungnya sedikit. Bagus. Ia nampak tertawa kecil.
Aku berlari kecil menuruni tangga. Aku mulai membuka lemari penyimpanan dan menyusun beberapa cookies dipiring. Kemudian aku mulai membuka kulkas.
"Susu...susu" aku memastikan bahwa yang kupilih benar benar susu. Kuambil gelas dan menuangkannya.
Baik ini terlihat sempurna. Aku berbalik mengambil nampan yang berada dibelakangku.
PLAK!!
"YAK!" Aku memejamkan mataku dan mengancamnya dengan nampan yang berada ditanganku.
"Kau jangan mendekat! Akan kubunuh kau!" Aku mulai membuka mataku. Wajahnya merah. Ia mulai memegang pipinya yang ku 'sentuh halus' dengan nampan ditanganku.
"Kau jangan coba coba mencuri disini!" Ucapku masih mengancamnya.
Ia menatapku geram. Ia mendekatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS FANFICTION
Short StoryKumpulan bts imagine/oneshoot. . . . kegabutan yg hqq