• But, Im in Love (JIMIN)

120 6 0
                                    

.
.
Chapter's 1 sequel (Let's not Fall in Love)

.
.

4Months later

.
.
"Jangan lupakan jajangmyeon" ucapku sambil mencoret coret buku kosong yang berada di hadapanku. Aku menutup panggilannya dan mulai menempelkan pipiku dilembaran buku itu. Dia pintar tapi sangat lamban. Malam ini ia berjanji akan mengajariku tentang Matematika. Angka? Aku membencinya. Tapi apa daya? Aku ada ulangan besoknya.

"Kau menunggu lama?" Aku terkaget suara itu membangunkanku.

"Yak, ketuk dulu" aku mengusap wajahku kasar. Ia tiba tiba menangkup pipiku dan menatapku.

"Aigoo, kekasihku ini sangat manis" ia tersenyum. Aku hanya menepis tangannya.

"Ayolah ajari aku. Kau bawa jajangmyeon?"

"Uhm aku hanya datang kesini untuk membawakanmu jajangmyeon. Aku tidak yakin bisa mengajarimu malam ini. Bibiku sakit"

"Ah, apakah itu parah?"

"Cukup parah. Aku harus bergegas kesana"

"Nde Jonghwan-ssi" aku mempoutkan bibirku sambil menunduk.

"Hei, jangan khawatir, aku akan menelpon video dari sana. Ara?" Aku hanya mengangguk. Ia kemudian meninggalkanku sendiri. Aku menyantap jajangmyeon ku sambil membaca beberapa buku matematika. Aish sangat sulit ku mengerti. Rasa sakit pun muncul di daerah perutku. Aku rasa bulanku akan datang.

Aku mengambil handphoneku untuk menelpon Jonghwan tapi pasti dia sibuk. Baiklah aku menelpon Jimin.

"Yak Jimin-ssi!"

"Ah yeobseo?" Apa ini?? Aku tak mendengar suaranya. Aku kembali memanggilnya namun tak ada jawaban. Jalan satu satunya. Mandiri.

Kuambil mantel tebalku dan berusaha berjalan keluar apartemenku. Aku rasa apotik tak jauh. Akan kucoba berjalan sendiri.

__

"Kau memakan berapa banyak eoh?!" Aku menatapnya tak percaya. Ia seorang gadis tapi makannya cukup banyak.

"Ah oppa, aku lapar" ia mengambil satu fishcake lagi.

"Ya ya ya, terlalu banyak makan bisa membuatmu sakit perut. Kau sudah makan lebih dari 20 tusuk Yeri-ah" aku merebut fishcakenya. Ia segera menatapku kesal.

"Oppa!" Handphoneku bergetar. Ah (Y/N) rupanya.

"Halo?" Tak ada suara disana. Mungki jaringan sedang tidak baik.

"Nugu?"

"(Y/N)"

"Heol, oppa"

"Apa apa?"

"Kau masih berhubungan dengannya bukan?" Anak ini.

"Dia sahabatku. Sudahlah akan kubayar dulu" Handphoneku kembali berdering. Namun masih tidak ada respon. Jaringan dikota ini masih buruk.

BTS FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang