Chapter 4

54 12 1
                                    

Happy reading❤

Niana sedang berada di kantin sambil menyantap mi ayam yang ia beli di warung Mang Ali. Tiba-tiba Evelyn datang dengan Sarah yang membawa map biru.

"Kenapa Eve?" Tanya Niana melihat map biru yang dipegang Sarah. "Abis lo makan kita ketemu Bu Riana. Mau ngasih ini." Jawab Eve menunjuk map biru ini.

"Gue laper. Mau mesen juga deh." Kata Sarah yang langsung menuju ke warung Mang Ali.

Kini tinggal Eve dan Niana di meja kantin tersebut. Hening. Niana asik dengan mi ayamnya. Eve membuka map biru yang berisi naskah dialog untuk pensi sekolah. Gadis itu membaca secara rinci dialog yang ada ditangannya.

"Itu dialog udah fix emangnya, Eve?" Tanya Niana. "Semoga aja udah." Jawab Eve singkat.

Sarah datang dengan membawa satu mangkuk soto ayam. Lalu mulai menikmati makanannya itu.

"Sorry ya Eve," ujar Niana, Eve mengerutkan alisnya. "Sorry gara-gara kita lo jadi kena omel mulu sama Bu Riana. Lo dianggep nggak becus sebagai ketua teater atau apalah itu." Lanjutnya.

Eve diam. Tidak menjawab perkataan Niana. Ia tidak boleh kelihatan lemah atau cape dihadapan teman-temannya. Ia akan membuktikan bahwa ia memang pantas menjadi seorang ketua.

Setelah Niana dan Sarah selesai makan, barulah mereka bertiga menuju ruang guru untuk menemui Bu Riana. Tapi tak sampai ruang guru, terlihat Bu Riana yang berjalan berlawanan dengan mereka.

"Permisi Bu. Saya mau ngasih ini ke Ibu." Ucap Eve menyalimi Bu Riana disusul oleh Niana lalu Sarah.

"Oke, kita ke taman samping sekolah aja untuk ngebahas ini." Ajak Bu Riana. Ketiga gadis itu berjalan di belakang Bu Riana.

***

"Ini masih ada beberapa part yang harus direvisi. Seperti yang saya kasih coretan ini harus diubah. Saya kasih waktu dua hari untuk kalian memperbaiki naskah dialog ini. Karena kalo nggak diubah kurang dapet feelnya. Konfliknya juga kurang."

"Jadi tolong selama dua hari kalian harus revisi."

"Oh iya Eve. Nanti pulang sekolah kita latihan ya." Ucap Bu Riana, "Iya Bu. Makasih waktunya." Jawab Eve dan Bu Riana mengangguk lalu pergi meninggalkan mereka bertiga.

"Apa gue ke rumah lo, Eve? Buat bantuin revisi naskahnya." Tanya Niana. "Nggak usah deh biar gue aja sendiri."

"Ya udah kalo gitu gue ke kelas dulu ya. Udah mau bel soalnya." Ucap Niana.

Mereka bertiga berjalan menuju tangga dan akhirnya berpisah karena kelas Evelyn beda lantai dengan kelas Niana dan Sarah yang satu kelas.

"Lo kapan mau ke rumah sakit lagi Ni?" Tanya Sarah ketika mereka berdua sudah duduk bersebelahan. "Paling besok. Tadinya mau hari ini tapi nantikan latihan." Jawab Niana.

"Gue ikut dong besok kalo lo jadi kesana." Ucap Sarah lagi.

"Ni, liat PR dong," Kata Yoga menepuk pundak Niana dari belakang. "PR matematika yang minggu kemarin itu loh."

Niana mengangguk. Merogoh tas birunya untuk mengambil buku matematika dan memberikannya pada Yoga.

"Nyontek aja bisanya." Ucap Tata ketus. "Bawel amat lo. Kayak lo nggak pernah nyontek aja." Jawab Yoga tak kalah ketus.

"Eh, kalian berdua nanti latihan ya? Terus kapan kita kerja kelompoknya? Di rumah siapa?" Tanya Tata pada Niana dan Sarah yang sedang memainkan ponselnya.

"Lusa aja deh. Eh tapikan lo mau ke rumah sakit ya Ni?" Ucap Sarah. "Mau lusa? Bisa sih, ke rumah sakit pas besoknya aja." Jawab Niana.

"Gue kelompok siapa deh? Emang mau ngerjain apaan?" Tanya Yoga tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun dari buku PR matematika milik Niana. "Ya mana gue tau. Ngerjain sejarah. Makanya diinget atau nggak dicatet." Ucap Tata menyenggol lengan Yoga.

"Heh! bisa santai dikit nggak sih lo, Ta?!"

"Idih malah pada ribut," ucap Sarah "Lo satu kelompok sama kita. Jangan lupa tiga hari lagi kita ngerjain tugasnya." Lanjut Sarah.

"Di rumah gue aja kali ya?" Tanya Niana. "Nah boleh tuh. Jangan lupa sediain makanan yang banyak ya, Ni." Ucap Yoga diiringi cengiran khasnya.

If You Scream You DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang