Chapter 2

89 17 3
                                    

Happy reading

"Ni, gimana kondisi Naomi?" tanya Tata ketika Niana baru datang.

"Masih kritis Ta." jawabnya. "Pelakunya siapa sih? Tega banget sama Naomi." Timpal Yoga.

Tak lama mereka berbincang, bel masuk pun berbunyi.

"Eh iya, gue lupa ngerjain pr nih," kata Yoga. "Ta, liat pr dong." Lanjutnya sambil mengetuk-ngetuk meja Tata yang berada di belakangnya.

"Dasar pelupa." jawab Tata asal, mengambil buku pr nya dari dalam tas lalu langsung memberikannya pada Yoga.

***

"Ni, kantin gak?" Ajak Tata. "Nggak dulu deh, gue bawa makanan. Nitip es aja, Ta." Jawab Niana memberikan selembar uang lima ribu.

"Ni, nanti ngumpul di ruang teater ya." ucap Evelyn yang datang dari arah pintu kelas Niana.

"Oke, nanti gue nyusul ke kelas lo." jawab Niana sambil menyuap nasinya.

"Eh iya, kondisi Naomi gimana  Ni?" tanya Evelyn. "Masih kritis, nanti gue mau jenguk dia lagi. Lo mau ikut nggak?" tawar Niana

"Ikut deh, sorry ya gue kemarin nggak jenguk soalnya ada urusan." ujar Evelyn, "Urusan apa?" pertanyaan Niana membuat Evelyn sedikit gugup. "Hmm nggak penting juga sih, Ni."

Setelah Evelyn pergi dari kelas Niana, Tata datang membawa makanan untuknya dan es pesanan Niana. "Evelyn kenapa, Ni?"

"Nggak pa-pa, cuma ngasih tau nanti pulang sekolah ngumpul teater."

"Sekalian gue ngajak dia buat jenguk Naomi." Tata mengangguk sebagai jawaban dan gadis itu fokus melahap mi ayam miliknya.

***

Kini Niana menunggu di depan kelas Evelyn sesuai ucapan gadis itu sewaktu istirahat. Bel pulang sekolah telah berbunyi sepuluh menit lalu, kedua gadis itu beserta teman-teman teaternya akan mengadakan rapat.

Saat semua anggota telah berkumpul, Evelyn selaku ketua ekskul teater SMA Bina Permata memimpin jalannya rapat hari ini tanpa kehadiran Bu Riana, pembina ekskul mereka.

"Selamat sore semua, hari ini kita bakal membahas tentang persiapan pensi sekolah bulan depan."

"Walaupun Naomi sedang kritis tapi kita nggak boleh patah semangat." Ujar Evelyn, "Oh iya, dialognya udah selesai dibuat?" Tanya sang ketua.

"Tinggal dikit lagi sih, Eve." Ucap Sarah.

"Oke, kalo udah selesai langsung kasih tau gue biar bisa langsung laporan ke Bu Riana." Jawab Eve lagi.

Hampir dua jam mereka membahas persiapan pentas teater ini.

Setelah rapat selesai, Niana dan Evelyn bergegas ke rumah sakit. Jarak dari sekolah menuju rumah sakit memang tidak terlalu jauh, karena ini jam pulang kerja mereka harus ikut terjebak macet.

***

"Nggak tega gue liatnya, Ni. Banyak luka-luka gitu." ujar Evelyn kepada Niana.

Niana mengangguk, merasa iba melihat temannya sedari SMP terbaring tak berdaya seperti ini.

"Polisi juga lagi nanganin kasus ini," ucap Niana "Semoga pelakunya cepet ketangkep ya." lanjut Niana, Evelyn mengangguk ragu.

"Na, gue laper nih makan dulu yuk." Ajak Evelyn.

"Yuk, gue juga laper nih." Jawab Niana dan mereka pergi menuju kantin rumah sakit.

Mereka memesan makanan yang tersedia di sana. Tadinya mereka berdua ingin makan di restoran cepat saji, namun mereka berdua sangat lapar sehingga tidak bisa menahan terlalu lama.

"Mau langsung balik atau ke kamar Naomi dulu nih?" tanya Niana ketika mereka sudah selesai makan malam.

"Balik aja, Ni. Lagi pula udah jam delapan." ujar Evelyn melirik jam yang melingkar di tangan kirinya.

"Lo masih mau di sini emangnya?" tanya Evelyn melihat raut wajah temannya yang tak rela meninggalkan Naomi sendirian.

Dengan berat hati Niana menggeleng, "besok aja lagi, pulang sekolah."

Mereka berjalan menuju parkiran tempat di mana mobil Evelyn terpakir dan mengantarkan Niana pulang.

If You Scream You DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang