"Panggilan kepada seluruh anggota Melody's Generasi 14, harap berkumpul di Aula sekarang. Terimakasih."
Suara pengumuman dari ruang piket menggaung di seluruh area sekolah. Agatha yang sudah di kelas Neira langsung berseru, "Ayo Nei, buruan. Ada kumpul tuh!"
"Iya, sabar."
Setelah selesai dengan buku-buku tebal yang masuk ke dalam tas Neira, Agatha yang sudah tak sabar itu menarik lengan Neira.
Dan pandangan kedua gadis itu telah dipenuhi oleh pemandangan kelas bertuliskan 'XI IPA-4', kelas Alena.
"Gath, kita ngapain sih kesini?"
Agatha tak menghiraukan pertanyaan Neira, ia justru meneriaki Alena, seolah tak ada satupun orang di dekat mereka.
"Alena, ayo keluar! Kita bareng," ajaknya.
Alena yang masih asik bergosip dengan Bunga pun menoleh ketika Agatha memanggilnya. "Hah, kemana?" tanyanya.
Bunga yang di samping Alena itu ikut melihat Agatha, bingung kenapa sahabatnya diajak ikut dengan mereka.
"Melody's. Lo nggak denger pengumuman?"
Pernyataan Neira kembali membuat Alena mengernyit, walau tangannya berusaha fokus memasukkan buku-buku yang sama tebalnya dengan punya Neira.
"Loh, emangnya udah tau siapa aja yang kepilih?" pertanyaan Alena itu terlontar ketika mereka sudah jalan beriringan.
"Jangan bilang lo belum liat pengumuman di mading?" kini Neira ikut berbicara, yang kemudian hanya dibalas gelengan lemah oleh lawan bicaranya.
"Yaudahlah, ayo ikut!" sahut Agatha.
***
"Kok lo ajak gue ke aula? Bukannya kita mau liat pengumuman di mading dulu?" Alena yang belum mengerti itu bertanya lagi.
Melelahkan bagi Neira, berurusan dengan manusia yang kecepatan berpikirnya di bawah rata-rata.
"Udah ikutin aja," jengahnya.
"Semuanya sudah hadir?" suara Darren yang lembut itu membuat perhatian tertuju padanya. "Saya absen dulu ya."
Darren menyebutkan satu persatu nama peserta yang lolos. Hingga giliran Alena yang dipanggil.
"Alena Shavira Agnesia, hadir?"
"Hadir, kak!" jawab Alena sigap.
Lagi-lagi, Alena bertanya dengan berbisik pada Agatha. "Kok nama gue disebut?"
"Nggak usah banyak tanya. Tunggu Kak Darren selesai ngomong dulu, oke?"
Alena menghela napasnya. Dia mulai mengerti, mungkin semua orang yang berkumpul di sini adalah siswa yang terpilih.
"Hadir semua ya."
Kak Darren kembali berbicara, menampilkan garis rahangnya yang tegas namun terkesan manis.
"Pertama-tama saya cuma mau kasih tau. Selamat buat kalian yang udah terpilih jadi anggota Melody's. Semoga kedepannya, generasi kalian bisa lebih baik dari generasi saya."
Seluruh pasang mata mengamatinya, tanpa terkecuali.
"Kalian juga pasti tau, setelah generasi baru terbentuk, maka kepengurusannya juga harus baru. Saya nggak mau lama-lama nentuinnya. Karena saya udah tau orangnya."
Seketika seluruh siswa di dalam aula berbisik, seolah berunding siapakah yang akan menjadi ketua mereka menggantikan Kak Darren.
"Christopher Glen Fandi." Darren mengucapkan nama Glen tiba-tiba, membuat para siswa menganga karena mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happen Ending
Ficção AdolescenteKisah percintaan memang kadang membingungkan. Bagaimana bisa ia merelakan waktunya untuk menunggu? Bagaimana bisa ia kebingungan antara cinta dan pendirian? Bagaimana bisa ia percaya bahwa keberuntungan akan menghampirinya? Bahkan perlakuan kecil...