Empat

60 2 0
                                    

Aku bersungut-sungut masuk mobil dan langsung memposisikan kursi agak ke belakang. Aku gondok dan marah setengah mati. Jelas-jelas satya ini tau aku belum makan dan dia dengan santainya ngajak makan sambel tumpeng. Ya Allah, aku kok dianiaya kayak gini sih, jahat bener ini anak bu sari. Aku tau dia dendam sama aku karena ibunya baik dan lebih menyayangiku tapi tidak gini juga kali. yang kayak gini jadi dokter yang ada pasiennya malah pada kabur semua.

Berpura-pura tidur adalah jalan terbaik. Perpaduan perut lapar dan emosi bisa membuatku memakan habis satya yang tentu saja sebelum aku melakukan itu dia malah akan membunuhku duluan. Aku sumpahin dia gak jadi tunangan sama dokter gigi yang kata bu Ivon cantik itu. Satya menyetir dalam diam dia bahkan tidak menyalakan radio sehingga hanya keheningan yang ada. Setelah mobil agak bergerak lama sesuatu yang halus nemplok di badanku dan membuatku sedikit merasakan kehangatan dan apa ini? ya ampun ini aroma tubuh satya.

" aku tau kamu cuma pura-pura tidur, tapi aku tau kamu kedinginan karena kamu kelaparankan? kasian makanya kalo jadi orang jangan suka pilih-pilih makanan" ujarnya membuatku ingin melakban mulutnya. ini orang gak bisa ya mulutnya tuh gak usah nyinyir. Aku juga gak butuh jaketnya. Aku tidak kedinginan palingan besok bakalan masuk angin.

" Jadi makan ndak?" Sambungnya. Membuatku yang sudah hampir memejamkan mata kembali menatapnya. Aku uda berusaha sabar tapi nih orang tetep aja nyari masalah. Jangan salahin aku kalo sampe aku cakar mukanya. Aku tegakin badanku dan bersiap mau nyakar saat tanganku dengan mudahnya di tangkap sama dia dan dia menatap mataku tajam. Segala sumpah serapah yang sudah diujung bibir hilang entah kemana.

Mata coklat itu seakan memakuku membuatku tidak bisa berpaling dan ketika tanganya yang bebas tidak memegang tanganku bergerak menuju kepalaku memegang rambutku. Seluruh tubuhku merinding aku bersiap akan memejamkan mata saat tangannya yang berada di belakang kepalaku memutar kepalaku ke samping. " Makan sana. Ntar kalo kamu sampai mati kelaparan pasti ibu bakalan ngomeli aku" ucapnya sembari tertawa meremehkan.

" Shit,," aku bergegas turun dari mobil dan membanting pintunya. Tawa mengelegar terdengar membuatku beneran ingin mencakarnya. Lagipula apa yang aku harapin sih tadi. Malah mau memejamkan mata segala. Dasar bodoh!!! 

aku berjalan memasuki gerai KFC yang berada di bangunan bekas Mall yang kini sudah tidak beroperasi. tapi siapa sangka jika ditempat seperti ini pun antrian yang ada juga lumayan banyak meskipun jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Satya masuk dan langsung menghampiriku sembari menyerahkan dompetnya yang membuatku menatapnya bingung. 

" pesenin aku air mineral ya!" ucapnya sembari mengulurkan dompet. lalu dia mencondongkan kepalanya tepat di telingaku sembari berbisik " aku tau kamu gak punya uang, kan aku pengertian kalo kamu kere" lanjutnya sembari berjalan dengan sok cool nya mencari tempat duduk. Sialaaannn...

" kamu mau makan itu sendirian?" tanyanya kebingungan. Aku memesan banyak makanan ada kentang, burger dan sphageti, es krim, dan satu wadah besar ayam. " kuat habisin sendirian?" tanyanya lagi yang hanya mampu ku jawab dengan cengiran. Siapa suruh dia ngasih dompetnya, menghina banget sih ni orang. Satya hanya sembari memainkan ponselnya saat aku sedang asyik makan. Ya Allah hanya Engkau yang tau berapa lama aku tidak menyentuh makanan seperti ini. Ya mama dan papa jelas tidak akan mengijinkan ku masuk ke tempat makan seperti ini. Makanan tidak sehat kalau kata mama papa. Kalo aku masih nekat berani membantah jelas mereka akanmenghukumku dengan mendatangkan koki pribadi yang akan mengantur pola makanku.

Tapi memang lambung itu sudah di set sesuai dengan pemiliknya, baru saja aku menghabiskan satu spaghetti dan kentang perutku sudah kenyang. Satya mengulurkan air mineralnya kepadaku sesudah aku makan. " aku uda punya minum sendiri!" tolakku

" habis makan itu minum air putih dulu!" perintahnya yang hanya ku jawab dengan tatapan mata menolak

" kamu mau minum air putih atau kamu gantiin semua uangku yang digunakan untuk membayar makanan kamu ini?" tanyanya mengintimidasi " ndak usah kamu jawab kamu jelas ndak punya uang. Cepet minum dan ayo keluar!" lanjutnya yang membuatku semakin merengut " mbuh" hanya itu Bahasa jawa yang ku tau artinya karena para guru selalu menjawab itu jika mereka tidak punya jawaban atau terlalu marah. Yang justru membuat Satya tertawa sembari menggiringku keluar gerai KFC.

iterationWhere stories live. Discover now