Enam

64 2 3
                                    

" kok lo bisa tau gue ada disini?" Tanyaku heran

" Bau lo tuh bisa kecium begitu lo memasuki nih kota" sahut daniel enteng

" Sialan lo!" Lanjutku sembari meminum orange jus.

" aroma cewek cantik mah gitu kali. Beda sama yang lain"

" Gombalan lo dan. Gak mempan buat gue. Basi tau!" Ucapku sembari meninju bahunya ringan.

Daniel ini sahabatku sejak SMA, Tampang bad boy dengan darah biru yang kental serta pembawaannya yang santai banget. Membuatnya menjadi magnet bagi kaum hawa. Baik yang mau jadi ONS dia atau yang mau dihalalin.

Tapi yang jelas dia ini sahabat yang sangat bisa diandalkan. Dia satu-satunya yang dipercaya keluargaku untuk mengawasiku selama aku tinggal di indo. Asal dia yang memintakan ijin maka aku bisa bebas main kemanapun tanpa pengawasan atau pengawalan. But, jangan salah nih anak pengawalnya segudang dan dia punya banyak mata.

" Kamu di cariin dari tadi malah asyik berenang. Emang kamu uda sembuh?" Satya berdiri didepanku dengan kemeja yang masih rapi dengan sneli yang masih dipakainya juga tapi rambutnya berantakan. Seakan kena angin ribut.

" Ayo balik ke kamar!" Satya benar-benar tidak memberiku kesempatan menjelaskan. Dia malah menarik tanganku supaya aku berdiri dan menyampirkan sneli nya ke pundakku.

" Aku seminar kepikiran kamu keadaannya gimana. Masih diare apa ngga. Saat aku cek ke kamar malah kamu gak ada dan asyik flirting sama cowok" omel satya sembari menggandengku masuk ke lift.

" Flirting? Lo kira aku sekurang kerjaan itu?" Jawabku gak terima.

" Buktinya apa? Kamu malah asyik berduaan kan. Sampai ndak sadar kalo jemari kamu itu uda memutih dan kisut kedinginan. Kamu mau kena hipotermia?"

Denting whatsapp mengalihkan fokusku semua kalimat yang sudah rapi tersusun dan hampir tersembur hilang saat aku membaca pesan dari daniel

Ciee..cie pantesan aja betah liburan di kediri. Orang digandeng-gandeng gitu.

Seketika aku melirik ke samping di mana jemariku masih di gandeng satya. Bahkan dia bisa secuek ini main gandeng tangan didalam lift yang hampir penuh orang. Ada sesuatu yang mendadak menghangat di dada dan seperti ada kupu-kupu yang menggepak bikin geli perut.

" Cepet mandi air hangat dan tiga puluh menit lagi aku tunggu di bawah. Kita makan dulu sebelum keluar" perintah satya sembari membuka pintu kamarnya yang terletak tepat didepan kamarku.

Hay..hay..dikit dulu ya buat warming up. Pemanasan setelah berhari-hari moodnya gak dapet buat update. InsyAllah bakalan lebih rajin lagi.

iterationWhere stories live. Discover now