SEBELAS

69 2 0
                                    

Convention hall salah satu hotel berbintang lima yang juga milik keluarga daniel disulap menjadi ala-ala jaman kuno. Dimana semua yang datang memakai dress kode kebaya dan yang lelaki memakai balangkon. Astagah, mereka mau mendirikan kerajaan di jakarta. Aku terus mengikuti langkah daniel yang memandu jalan kami.

" Selamat malam mas pangeran. Kanjeng ratu sudah menunggu" sapa salah satu abdi keraton. Sembari mengantarkan aku dan daniel menuju salah satu meja yang terletak didepan tengah.

" Hay, tante! Om!" Sapaku sembari salim dan mencium pipi tante kanjeng ratu. Hanya aku yang leluasa memanggil mereka tanpa embel-embel gelar. Ya mau bagaimana lagi, awal-awal aku kenal daniel juga tidak tau kalo dia anggota kerajaan. Salahkan makan malam yang kekeluargaannya kental sekali saat bunda dan ayah daniel datang ke london dulu sehingga aku dengan santainya memanggil mereka om dan tante.

" Hay, cantik. Sini duduk dekat tante. " Ajak kanjeng ratu yang membuatku duduk setelah daniel menarikkan kursi untukku. Didepanku pasangan bumi dan kirana tanpa malu-malu ngobrol dengan paduka raja sembari sesekali kirana mencuri kecupan di pipi bumi yang membuat wajah bumi semerah kepiting rebus.

" Jadi gimana angel sudah kemana-mana bareng daniel dan om lihat daniel nyaman. Kalian cocok dan kompak" aku menatap sang raja yang tersenyum mengabaikan lelang yang sudah berlangsung. Lelang yang menjual beberapa karya seni milik kerajaan yang nantinya hasilnya akan disonasikan untuk para penderita kanker.

" Kami memang patner yang kompak om. Seperti tujuan daniel yang ingin mengembangkan bisnisnya. Saya juga ingin mengendutkan rekening saya. " Jawabku ringan. Aku tidak akan terjebak seperti bumi yang didesak seperti itu agar mau dengan kirana.

" Kayaknya daniel harus berjuang sendiri. Karena sepertinya pengaruh om tidak berarti didepanmu" sahut baginda. Kemudian beliau mulai mengalihkan perhatiannya pada peserta yang mulai menawar lukisan karya baginda ratu.

" Ya kali di kira anaknya kelakuannya alim" gumamku yang dihadiahi toyoran pelan dari samping.

" Heh, lo tau buat bikin sanggul gini. Gue harus rela sejam disalon dan rambut gue di tarik-tarik. Sembarangan toyor-toyor. Gue tabok mau?" Ancamku.

" Lo gak bakalan berani!" Ejek daniel telak.

" Tante, itu siapa? Saya kok belum pernah liat. Sepertinya anaknya cukup santun ya tante" ucapku ke paduka ratu.

" Oh, iya itu putri keluarga yang .."
Aku sudha tidak mendengarkan penjelasan tante saat daniel berbisik di telingaku mengancamku. Hahaha.. salahmu sendiri yang tadi semena-mena. Aku tertawa menatap daniel yang sedikit memaksakan senyum saat sang paduka ratu menyeretnya untuk kenalan dengan wanita yang tadi ku tanyakan ke tante. Ah,, aku bebas. Bye..bye daniel.

Aku berjalan menuju tempat makanan dengan bumi yang setia disisiku. Saat ini para anggota kerajaan sedang berbasa -basi dengan para pemenang lelang, sehingga bumi yang di tinggal kirana mengikuti langkahku mencari makanan.

" Memang lo gak ada niatan gitu sama daniel?" Tanya bumi

" Daniel kenapa?" Tanyaku balik bingung.

" Lo gak ada rasa sama daniel?" Tanya bumi lagi yang membuatku tertawa dan  mengedikkan bahu. Sepintas aku seperti mengenal seseorang yang barusan lewat. Aku meletakkan piringku dan mencoba mencari orang itu ke setiap penjuru ballroom. Namun hingga pesta usai dan daniel menghampiri untuk pulang aku tetap tidak menemukan orang itu.

Pagi hari aku sudah tiba di cafe. Papa dan mama semalam sudha berangkat ke london menyusul kean yang kali ini ikut perjalanan bisnis di bangkok. Awas saja kalo sampe ketemu aku. Bakalan aku kekepin dan aku kurung seharian. Aku langsung menuju ruanganku dan mengecek email yang sudah di kirimkan daniel kemarin. Semua prospek dan analisa mengenai pendirian sebuah RS khusus jantung. Daniel berniat membuka RS jantung demi apa coba. Kok bisa dia tetiba kepikiran mendirikan RS. Tiba-tiba bayangan satya melintas. Genap sudah sebulan aku kembali dari kediri dan tidak pernah ada kabar sedikitpun dari satya.

" Mbak, mau tanya ada pegawai yang namanya amanda?"

" Amanda ya? Gak ada kakak." Jawab tari yang sedang berdiri di
Belakang meja kasir.

" Yakin mbak?" Tanyanya lagi

" Iya kak. Nah, kebetulan ini ada mas bumi. Dia ini yang punya cafe, jadi kakak bisa memastikan" ucap tari sembari memberi kode pada bumi untuk mendekat.

" Ada yang bisa gue bantu? Gue bumi." Sapa bumi ramah.

" Oh, saya mau tanya apa ada karyawan yang bernama manda. Amanda tepatnya. Saya satya" mereka lalu bersalaman dan satya memberikan waktu bagi bumi untuk berfikir

" Gak ada tuh. Gak pernah ada yang namanya amanda kerja di sini bro. Lo yakin dia bilang kerja di sini?" Tanya balik bumi yang hanya di jaeab anggukan.

" Yauda saya pergi dulu kalo gitu. Nice cafe bro" kata satya sembari keluar cafe dengan di susul seorang pria.

" Bumi, buatin latte dong! Gue laper"

" Angel, lo disini? Sejak kapan laper minta latte, gue bikin sarapan ya?" Tanya bumi yang langsung dijawab dengan senyuman merekah angel.

" You da best deh. Tapi latte nya tetep ya!" Rengek angel

" Permisi, kunci teman saya ketinggalan ya?" Sela seorang pria sembari mengambil kunci yang ada di meja depan kasir. Amanda hanya memandang bingung dan bumi yang mengangguk mengiyakan.
Sekilas angel seakan gak asing dengan kunci itu. Seperti familiar kunci mobil yang ujungnya retak. Tapi milik siapa? Gak mungkin daniel diem aja kalo kuncinya kayak gitu. Siapa ya?

" Mau pancake apa omelet?" Tawar bumi membuat angel mengalihkan fokusnya. Membiarkan pria tadi keluar cafe. " Omelet aja deh. Bosen sama pancake kecuali lo ngebolehin makan es krim pagi-pagi" yang langsung di jawab gelengan bumi.

" Manda"

" Iya" jawab angel sembari menatap tari. " Kenapa mbak tari?" Tanya balik angel yang membuat tari bingung. " Saya gak manggil lo mbak". Tari kembali menatap intan yang sedang ngobrol dengannya.

" Oh iya, nama lo ada amandanya ya? Kok gue gak kepikiran lo ya?" Gumam bumi

" kenapa?" Tanya angel heran

" Tadi ada cowok nyari pegawai sini yang namanya manda, amanda" jelas bumi

" Terus?"

" Gue jawab gak ada. Kan memang gak ada kecuali.."
Angel sudah tidak mendengarkan lagi penjelasan bumi, dia berlari keluar cafe dan celingukan mencari. Tidak salah lagi, kunci mobil itu familiar karena itu milik satya. Dan hanya satya yang memanggilnya manda. Apakah satya kesini hanya untuk mncarinya?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 30, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

iterationWhere stories live. Discover now