SEPULUH

35 1 0
                                    

Aku mengedikkan bahu saat menatap kearah bumi yang masih membujuk kirana. Ini kira-kira siapa ya yang bakalan nganterin gue pulang?

" Gue anterin balik! Keburu pak pramuwirdja nyampe rumah loh!" Aku berbalik dan sedikit kaget mendapati daniel berdiri di belakangku.

" Gue lebih heran lo pagi-pagi uda di sini daripada gue nemuin lo subuh-subuh jemput gue di stasiun" jawabku sembari menatap matanya.

" Gue dari bandara. Nih hp lo!" Daniel mengangsurkan hp ku yang hilang. Mengacak rambutku pelan dia berjalan menuju pintu keluar. Aku bengong menatap hp yang kini ada di telapak tanganku. Bagaimana bisa dia mendapatkannya? Tersadar jika aku harus numpang daniel. Aku berlari mengejarnya menuju pintu. Saat melewati bumi yang sepertinya sudah berhasil membujuk kirana terbersit ide usil. Aku berlari mendekati bumi dan mendaratkan ciuman di pipinya " kalo usaha jangan setengah-setengah" bisikku yang dihadiahi desisan bumi dan teriakan kirana.

" Suka banget bikin rusuh?" Omel daniel dari balik pintu. Ternyata dia menungguku. Tanpa banyak bicara daniel meraih jemariku dan mengajakku menyeberang jalan.

" Gue punya sedikit PR yang bakalan lo suka. Ntar gue email aja ya!" Kata daniel sembari mempererat genggaman tangan kami saat lampu berubah menjadi hijau bagi pejalan kaki.

" Hay sayang, gimana kabarnya? Mama khawatir banget saat kak tian bilang hp kamu hilang" kata mama begitu aku turun dari mobil daniel. Daniel mengikutiku turun dan salim sama mama.

" Nih, uda ditemuin sama daniel ma. Yuk makan angel laper" rengekku sengaja biar mama tidak memperpanjang drama.

Kami makan berempat dengan daniel yang asyik ngobrol dengan papa mengenai pasar asia. Daniel sepertinya berencana memperluas bisnisnya. Melihat hal seperti ini terkadang membuatku berfikir jika daniel ini cocok banget sama papa. Aku bahkan bisa membayangkan papa dan daniel yang setiap sarapan pagi akan berdiskusi lalu aku dan mama pasti akan cemberut. Ah, lupakan! Aku gak mau jadi putri keraton yang kemana-mana pake kain dan kebaya. Ribet!

" Apa lo senyum-senyum!" Tegur daniel sembari menatapku yang membuat mama dan papa ikut melihatku. Aku hanya mengedikkan bahu.

" Ntar malem ada lelang amal sekalian papi ngerayain ultahnya. Ntar gue jemput jam 7 ya!" Kata daniel

" Ogah ih. Gue pasti harus pake kebaya. Ribet dan! Gue kirim hadiah aja ya!" Bujukku

" Papi gak butuh hadiah angel. Ntar gue jemput ya. Lo itu cantik kalo pake kebaya!" Bujuk daniel

" Iya sayang. Kamu gantiin mama sama papa ya. Ntar malem papamu ada acara ke bangkok" sahut mama.

" Pasti mau nyusulin kean kan! Kan angel jadi di anak tirikan kalo sama kean." Aku cemberut, semenjak kelahiran keandra anak dari kak tian. Aku jadi di sisihkan. Apa-apa pasti kean duluan.

" Sayang, kamu itu lucu masa iri sama kean. Apa kamu gak sayang dia?" Sahut papa

" Makanya kean bawa sini aja. Aku kan juga mau ketemu papa" rengekku

" Kakak mu itu tidak mau. Katanya udara disini gak bagus buat kean. Ya kamu kalo luang kesana dong. Masa gak kangen kean? Papa aja kalo kamu uda punya suami mau nyusul kean aja. Biar suami kamu yang utus perusahaan" sahut papa enteng. Yang membuatku semakin cemberut. Suami-suami calon aja gak ada. Baru naksir aja uda di gebet orang duluan.

" Gue anter ke salon sekalian yuk! Gue sekalian cek keadaan salon." Daniel mengalihkan pembicaraan dia pasti sadar betul atmosfir meja makan sudah mulai memanas. " Om, tante kami jalan dulu ya!" Daniel segera mengeser kursi kemudian mendahuluiku salim ke papa dan mencium pipi mama yang dihadiahi pelototan papa.

" Ehm,, ehm,, kalo bukan pangeran uda tinggal nama" gumam papa yang dibalas mama dengan balik mencium pipi daniel. Membuat papa meletakkan cangkir yang dipegangnya dengan kasar. Cekikikan aku mengikuti daniel yang segera melangkah lebar-lebar.

iterationWhere stories live. Discover now