nine.

5.2K 890 68
                                    

terima kasih banyak yang sudah baca sampai sejauh ini!❤️
.
.
.
Jalanan itu ramai—penuh dengan para pejalan kaki yang sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Termasuk Mingyu. Pemuda itu hanya berjalan tanpa arah dan tujuan. Entah mengapa, ia hanya ingin sendirian. Ajakan kedua sahabatnya untuk mampir bermain di game center ia tolak, bahkan ajakan kencan dari Eunbi juga ia tolak.

Entah, Mingyu hanya merasa tiba-tiba ia menjadi tidak berselera melakukan apapun. Suasana hatinya mendadak mendung—sendu. Ada rasa sesak yang aneh didadanya.

Mingyu tak mengerti.

Jadilah pemuda tampan itu menghabiskan waktu dengan berjalan kaki menyusuri jalanan kota, meninggalkan mobilnya diparkiran sekolah. Matanya tiada henti menatap setiap pejalan kaki yang berpapasan dengannya.

Pegawai kantoran yang sibuk dengan gadget mereka, sekumpulan anak muda yang berjalan sembari melempar candaan, bahkan sepasang kekasih yang tengah malu-malu—semua itu terlihat menarik untuk Mingyu. Sudah lama ia tak memerhatikan sekitarnya. Ia terlalu sibuk dengan dunia kecilnya hingga mengabaikan orang-orang disekitarnya.

Dan ternyata mengamati orang lain itu cukup menyenangkan untuknya.

Langkah Mingyu berhenti ketika ia tak sengaja menemukan sosok pemuda manis yang hanya berdiri ditengah lautan manusia yang memenuhi jalur pejalan kaki.

Bukan. Ia tidaklah terpesona akan paras manis pemuda itu.

Ada sesuatu yang lebih menarik mengenai sosok itu.

Sosok itu adalah Jeon Wonwoo.

Pemuda manis yang pernah ia maki-maki.

Pemuda manis yang hampir dijodohkan dengannya.

Pemuda manis yang dengan mudahnya ditembus oleh pejalan kaki yang tak sengaja menabraknya.

.-.-.

Waktu seolah berhenti untuk keduanya. Baik untuk Mingyu—yang masih terkejut, ataupun untuk Wonwoo yang masih menatap kosong kearah sosok Mingyu.

Iya, Wonwoo menyadari keberadaan Mingyu yang berdiri beberapa meter didepannya. Setelah sosok berjubah hitam itu pergi, pemuda manis itu bisa langsung menemukan sosok Mingyu yang berdiri paling mencolok diantara pejalan kaki lainnya.

Yang membuat Wonwoo heran adalah, mengapa Mingyu menatapnya dengan tatapan penuh rasa terkejut seperti itu?

Apa Mingyu bisa melihatnya?

Seakan tak memberikan waktu untuk Wonwoo berpikir, Mingyu langsung melangkahkan kaki panjangnya menghampiri Wonwoo.

Pemuda tan itu menatap lekat kearah Wonwoo, "Kau—"

Wonwoo menggeleng pelan, ia berharap bahwa Mingyu yang kini berdiri dengan jarak tiga langkah didepannya itu tidak berbicara dengannya. Ia berharap bahwa ada orang lain dibelakangnya—orang yang sedang diajak berbicara oleh si pemuda tan ini.

"Jeon Wonwoo?"

Manik sipit Wonwoo melebar, "Kau—bagaimana bisa—"

GREP.

Hati Wonwoo mencelos, ia menatap nanar kearah tangan Mingyu yang tengah menggenggam tangan kurusnya.

Sekali lagi, menggenggam.

"Jeon Wonwoo? Kau Jeon Wonwoo 'kan? Si gay waktu itu?" tanya Mingyu tak sabaran.

Pemuda manis itu mendongak, matanya menatap ke sekeliling, dimana orang-orang menatap aneh kearah Mingyu yang baru saja berbicara sendiri dengan pose yang aneh—seolah sedang menggenggam sesuatu.

Memo [Meanie] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang