Terima kasih yang sudah voment yorobun ღゝ◡╹)ノ♡
.
.
.
Lorong gedung yang baru saja disinggahi Soonyoung tampak cukup ramai. Banyak orang yang nampak sibuk berjalan kesana-kemari. Bahkan tak jarang ia menemui beberapa orang yang panik dan tampak terburu-buru.
Pemuda sipit itu masih mengikuti langkah dari pemuda manis didepannya yang berjalan dalam diam—sama sekali tak berniat untuk mengajaknya mengobrol; minimal menjelaskan kenapa mereka harus kesini.
Semakin lama, keduanya berjalan semakin jauh hingga suara ribut orang-orang tak lagi terdengar, tergantikan dengan suasana sunyi dan tenang—tentu saja, karena mereka telah sampai hampir diujung lorong.
Wonwoo menunjuk sebuah ruangan yang tertutup rapat.
Sebuah ruangan dengan tulisan 'ICU' diatas pintunya.
Soonyoung terdiam, ia mengabaikan sosok Wonwoo yang kini berdiri disampingnya. Ia berjalan mendekati pintu ruangan yang memiliki kaca cukup lebar itu.
Ia terdiam, fokusnya tertuju pada apa yang ada dibalik pintu tersebut.
Seseorang yang tengah tertidur tenang.
Seseorang yang sangat mirip dengan orang yang berdiri disampingnya.
.-.-.
Ransel hitam itu dibanting dengan kasar, membuat gelas yang berada diatas meja itu bergoyang dan menumpahkan isinya.
Seungcheol menatap kesal kearah sang pelaku—Mingyu, yang terlihat sangat kesal.
"Kau ini kenapa?" itu Seokmin yang bertanya. Tak ketinggalan tatapan kesal pun ia layangkan pada Mingyu.
Bagaimana tidak kesal? Seokmin meletakkan ponselnya didekat gelas ice Lattenya masih penuh dan gara-gara Mingyu membanting tasnya, minumannya tumpah—dan tentu saja mengenai ponselnya yang baru kemarin ia perbaiki.
"Eunbi," jawab Mingyu singkat.
Helaan napas terdengar dari Seungcheol, pemuda itu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dan memijat pelipisnya, "Kali ini apa yang membuat kalian bertengkar?"
"Aku tak sengaja membentaknya."
Seokmin yang sedari tadi sibuk merutuki ponselnya yang basah dan lengket itu langsung menatap terkejut kearah Mingyu.
Apa tadi?
Mingyu membentak Eunbi?
Wow. Ini luar biasa.
Walaupun temperamen Mingyu sangat buruk, Seokmin cukup tau bahwa Mingyu tidak mungkin tega membentak Eunbi—kekasihnya yang sangat ia cintai dan ia nomor satukan.
"Bagaimana bisa?" akhirnya Seokmin bertanya—penasaran, tentu saja.
Mingyu menimbang-nimbang, apakah ia harus menceritakan mengenai perjodohannya itu?
Yah, walaupun mereka bertiga cukup dekat, tapi Mingyu belum sempat menceritakan mengenai rencana ayahnya untuk menjodohkannya dengan seorang lelaki menjijikkan itu. Selain karena moodnya yang berantak, juga karena ia malu.
Ayolah, Kim Mingyu ini dijodohkan dengan lelaki?
Ha! Lucu sekali.
"Hei!" seru Seokmin tak sabaran.
Mingyu mendelik, ia menarik napasnya. Ya. Ia memilih untuk menceritakannya.
"Sebenarnya aku dijodohkan," ucap Mingyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memo [Meanie] ✔️
FanficMemo itu selalu berada disana, didalam loker siswa bernama Kim Mingyu. Sebuah kertas berwarna serenity yang memiliki harum manis vanilla dengan tulisan tangan yang tak terlalu rapi. Tak banyak kata, namun mampu membuat hati Kim Mingyu menghangat h...