C.15

170 34 15
                                    

"Oh! Kim Minseok!" seorang laki-laki menghampiri Minseok, "Apa yang sedang kau lakukan di sini?"

Minseok membulatkan matanya. Tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.












"Jaeyoung hyung~"










Mendengar Minseok memanggil nama laki-laki blonde tersebut, Taewoon terdiam karena Minseok memanggil Jaeyoung dengan,









Aegyo.









Entah Minseok sadar atau tidak tapi Taewoon menyadarinya.



"Apa aku boleh bergabung?" pinta Jaeyoung yang dijawab dengan anggukan kepala dari Sungmin, "Aku Jaeyoung."

"Aku Sungmin dan dia Taewoon." balas Sungmin ramah.

"Apa yang hyung lakukan di sini?" tanya Minseok dengan suara pelan sambil menarik tangan Jaeyoung untuk duduk di sebelahnya.

Membuat Jaeyoung memperdekat jarak duduknya dengan Minseok, "Aku baru selesai bertemu dengan temanku. Bagaimana denganmu?"

"Aku sedang makan siang bersama mereka."

Dua pasang mata memperhatikan dua laki-laki yang duduk di depan mereka yang sedang asik berbincang. Seakan lupa akan kehadiran orang-orang disekitarnya.

"Sepertinya kalian cukup dekat." ucap Sungmin yang tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya.

Jaeyoung tersenyum, menggenggam salah satu tangan Minseok yang berada di atas meja, "Kami sangat dekat karena dulu kami pernah bertunangan walau sekarang kami sudah tidak bertunangan tapi kami tetap dekat."

"Pasti rasanya senang bisa bertunangan. Taewoon hyung, ayo kita bertunangan." Sungmin kembali memeluk lengan Taewoon.

Taewoon menelan makanannya, "Berhentilah bercanda, Sungmin-ah."

Menerima penolakan, Sungmin memanyunkan bibirnya dengan ekspresi sedikit kesal.

Melihat ekspresi Sungmin membuat Jaeyoung tersenyum. Ia berpikir Sungmin terlihat lucu saat merajuk, mengingatkannya akan Minseok yang sedang kesal dengannya, "Kenapa kau menolaknya? Kalian terlihat sangat serasi. Benarkan sayang?"

Minseok menatap Jaeyoung dengan wajah polosnya sambil menggigit sumpit yang ia pakai untuk memasukkan makanan ke mulutnya, "Hm?" , ia tidak mendengarkan obrolan yang terjadi.

"Aigoo, lanjutkan makanmu." kata Jaeyoung kemudian mengelus rambut Minseok.

Melihat sikap Jaeyoung kepada Minseok membuat Sungmin sedikit iri. Meskipun sudah tidak bertunangan, Sungmin tahu jika Jaeyoung masih menyayangi Minseok. Hal itu tergambar dengan tatapan mata Jaeyoung.

Ia juga sadar dengan tatapan mata Taewoon yang sedang menatap Jaeyoung dan Minseok. Sejak mereka bertemu, Sungmin menyadari arti setiap tatapan Taewoon pada Minseok.

Saat ia memeluk, menggengam, dan menarik Taewoon, tatapan panik dan khawatir diperlihatkan oleh Taewoon.

Dan tentu saja Sungmin sangat sadar dengan tatapan tidak suka Minseok padanya. Tapi ia tidak peduli.

Sungmin selalu menantikan waktu libur sekolah karena ia akan kembali ke Seoul, berkumpul bersama keluarganya, bermain bersama teman-temannya, dan bertemu dengan Taewoon. Namun beberapa tahun terakhir, Sungmin menghabiskan waktu liburannya di Jepang karena orangtuanya yang datang berlibur menemuinya. Sebelum hal itu terjadi lagi, Sungmin memberitahu kedua orangtuanya jika ia akan pulang ke Seoul saat libur sekolah. Di sini lah ia sekarang, berada di Seoul dan tidak sengaja bertemu dengan Taewoon... dan Minseok.

"Aku ke toilet sebentar." ucap Minseok setelah selesai menyantap habis makanannya.

"Aku ikut!" seru Sungmin yang kemudian menyusul Minseok ke toilet.

Tinggallah Taewoon dan Jaeyoung berdua. Mata mereka saling bertemu.

"Apa hubunganmu dengan Minseok?" tanya Jaeyoung tanpa basa basi.

Taewoon menyeringai, "Aku kekasihnya."

Jawaban Taewoon membuat Jaeyoung tertawa, "Benarkah? Seorang kekasih pergi makan bersama dengan orang yang menyukainya. Dan memilih duduk di sebelah orang yang menyukainya. Kau sangat lucu."

"Sungmin sudah aku anggap seperti adikku sendiri. Dia seperti anak kecil dan menarikku duduk disebelahnya. Apa kau tidak percaya jika aku kekasih Minseok?"

Jaeyoung meneguk minumannya, "Aku rasa hubungan kalian belum terlalu jauh. Aku masih bisa merebut Minseok darimu."


Bugh.


Sebuah kepalan tangan melayang sempurna ke wajah Jaeyoung membuat Jaeyoung terjatuh ke lantai.

"Kenapa kau marah? Apa kau takut Minseok akan kembali padaku?"



"Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Minseok dan Sungmin bersamaan.

Bukannya menjawab, Taewoon menarik lengan Minseok paksa keluar dari tempat makan.

Sedangkan Sungmin membantu Jaeyoung berdiri, "Apa kau tidak apa-apa, Jaeyoung-sshi?"

"Apa aku perlu menjawab pertanyaanmu?" canda Jaeyoung sambil membersihkan darah yang keluar dari ujung bibirnya.

Sungmin kembali duduk, memperhatikan Jaeyoung yang masih membersihkan darah dari ujung bibirnya, "Aku tidak tahu apa yang kau dan Taewoon hyung bicarakan tapi aku akan memberimu saran, berhati-hatilah dengan tindakanmu, Taewoon hyung terkadang tidak bisa mengontrol emosinya."

"Aku heran kenapa kau bisa menyukai laki-laki seperti itu. Terimakasih atas saranmu. Sebagai balas budi, aku juga akan memberimu saran, kau harus berusaha lebih keras lagi karena Taewoon hyungmu itu hanya menganggapmu adik."

"Aku tahu dan sepertinya kita akan sering bertemu. Jadi, bagaimana jika kita bertukar nomor telepon? Kau paham maksudku?" tanya Sungmin, memberikan handphonenya pada Jaeyoung.

Dengan cepat Jaeyoung mengetikkan nomornya di handphone Sungmin, "Apa kau sedang merencanakan sesuatu? Jika itu menguntungkan bagiku, kita akan sering bertemu."

"Aku pastikan itu akan menguntungkan kita berdua."

-*-

Aaaaaaaaaaakhirnya bisa update chapter terbaru.

Nulis cerita disela-sela kesibukan ini itu :')

Makasih yang udah baca cerita ini, ga nyangka banyak yang baca cerita ini (´ ▽`).。o♡

CLOSER [ MIXNINE ]Where stories live. Discover now