Tiffany berlari saat mendengar suara pintu yang terbuka, " I miss you" dia mengecup orang yang baru sampai itu.
" me too" balas orang itu.
" I love you" Tiffany memeluk erat orang itu.Tapi sama seperti yang sudah-sudah tidak ada balasan untuk setiap kata cinta yang diungkapkannya. "Tae, I love you" ulang Tiffany. Tapi bukannya dibalas orang itu malah melengos pergi.
" whats wrong with you?!" Tiffany menarik lengan orang itu,menahannya agar tak melangkah lebih jauh lagi. " jawab aku Tae" Tiffany memelas, dia frustrasi. Semakin ditahan rasanya semakin perih.
Taeyeon berdehem saat melihat Tiffany akan menangis, " kau tak boleh mencintaiku" ucapnya tanpa menatap Tiffany. " kau hanya akan terluka jika bersama ku" Taeyeon mencoba membuat gadis itu mengerti.
" aku akan lebih terluka bila tak bersama mu" Tiffany mengusap airmatanya yang sempat terjatuh,dia tak boleh lemah kali ini.Setidaknya dia harus mencoba berani disaat seperti ini.
" Kau tak mengerti" Taeyeon menepis tangan Tiffany yang bergerak membuka kemeja kerjanya.
" buat aku mengerti kalau begitu" Tatapan diantara keduanya saling beradu.
" you will hurt" Taeyeon tak tahu lagi harus bagaimana untuk membuat Tiffany mengerti, gadis itu keras kepala sekali.Ini entah yang keberapa kalinya dia meminta untuk melakukan 'itu', padahal Taeyeon sudah memberitahu melakukan itu bersamanya jelas berbeda dari kebanyakan orang di luar sana. Semua yang telah terjadi dimasa lalu punya andil untuk menjadikan Taeyeon seperti ini. Seseorang yang akan kehilangan belas kasih ketika melakukan sesuatu yang disebut orang sebagai kegiatan berbagi cinta.
" it's okay when I'm with you. Do it Tae, Punish me" Tiffany mantap mengatakan itu. "C'mon master" Tiffany bersimpuh di lantai layaknya budak memohon pada majikan. Taeyeon yang melihat itu, nafasnya naik turun tak menentu. Waktunya untuk berpikir jernih tak banyak lagi. Tangannya mulai terkepal, matanya terpejam.
" merangkaklah" Perintah pertama yang Taeyeon ucapkan setelah matanya kembali terbuka,dia sepenuhnya telah berubah.
" Yes master" Tiffany menuruti perintah Taeyeon, dia merangkak layaknya hewan peliharaan, menuju ruangan seharusnya dia berada.
" cepat!" Taeyeon mencambuk Tiffany dengan ikat pinggang yang sudah terlepas dari tempat semula.
" buka baju mu "
Tiffany yang mendengar perintah kedua itu langsung melaksanakannya, melucuti seluruh pakaiannya satu persatu sampai sehelai benang tak lagi menutupinya. Taeyeon hanya menyeringai puas saat menyaksikan itu.Kemudian dia melangkah mendekat kearah Tiffany sambil membuka pakaiannya hingga keduanya sama-sama polos , dijarak yang sangat dekat Taeyeon berbisik " menarilah untuk ku" lalu Taeyeon menutupnya dengan mengigit kasar telinga Tiffany, membuat gadis itu meringis dan melenguh disaat yang bersamaan.
" that's not enough, do more !" Bentak Taeyeon, wajahnya memerah giginya bergemeretak. Tangannya dengan sigap mengayun tongkat golf yang merupakan salah satu properti di ruangannya ke bokong Tiffany lalu turun ke kaki.
" Sshh.." Tiffany meringis, tidak berani menjerit. Bukan karena takut dihukum lebih tapi Tiffany takut menghancurkan orientasi yang sudah Taeyeon miliki.
" Berdiri" Dengan susah payah Tiffany mengikuti perintah yang diberi, kakinya gemetar.Rasa perih masih menjalarinya.
"Engghh.." Tiffany mengerang saat Taeyeon dengan sigap mengulum dan memberikan gigitan di puncuk payudaranya. "Aaasshh" Tiffany tak tahan lagi saat Taeyeon mencubit dan memelintir kasar nipple miliknya. Baru sebentar permainan dimulai, cairan hangat sudah membanjiri paha Tiffany.
" m-ma-ster plea-se"
Plak. Satu tamparan mendarat di pipi Tiffany. " kau berani memerintahku" Taeyeon menjambak rambut Tiffany sampai kepala gadis itu tertarik kebelakang.
"Hmmphh" Tiffany menikmati saat Taeyeon melumat bibirnya dengan kasar, dia tidak perduli lagi jika itu akan berdarah atau robek sekalipun. "let's play" Taeyeon mendorong Tiffany kearah ranjang, Tiffany hanya terpejam bersiap mungkin bagian bawahnya akan merasakan ngilu, tapi lama menunggu Tiffany tak merasakan pergerakan apapun.Penasaran, membuat Tiffany tergerak membuka mata. Yang didapatinya adalah Taeyeon yang terdiam disana dengan mata yang tampak memerah dan mengeluarkan buliran bening.
" Tae?" Panggil Tiffany
" sorry" Taeyeon beringsut memeluk Tiffany, " aku menyakiti mu" Taeyeon meraba kulit tubuh Tiffany yang nyaris semuanya memerah.Bahkan ada beberapa luka yang mengeluarkan darah.
"hey.. I'm okay" Tiffany menyunggingkan senyumnya,
" I enjoy it" ." Do everything you want, Im yours Tae" Tiffany mencium sekilas bibir kekasihnya yang mendadak berubah jadi imut itu.
" Jangan merasa bersalah hm.." Tiffany menempelkan hidungnya dan hidung Taeyeon, lalu menggesek-gesekkannya.Membuat dirinya merasa geli sendiri.
"Fany-ah?"
"Ne..Chagi"
"B-bisakah kau mengajariku melakukannya dengan benar? Maksudku tanpa menyakiti mu" Tanya Taeyeon malu-malu.
" sure. Berarti sekarang giliran ku memberikan konseling untuk mu" Taeyeon mengangguk.
" kalau begitu izinkan aku menyentuh mu, boleh?" Tanya Tiffany. " aku akan memuaskan mu, pokoknya tidak akan mengecewakan deh" Tiffany membujuk Taeyeon. " diam berarti iya. Iya berarti boleh" Tiffany tanpa membuang waktu langsung bergerilya.Untuk pertamakalinya dia punya akses menyentuh seluruh tubuh Taeyeon.
" Hey..jangan malu" Tiffany mengangkat dagu Taeyeon, agar wajahnya tak selalu tertunduk.
"Badanku-
"Badan mu bagus" Potong Tiffany saat tahu akan kemana arah pembicaraan Taeyeon berlanjut.
" Aku akan belajar teknik tatto" Tiffany meraba semua bekas luka yang Taeyeon punya. " aku akan menutupinya dengan hal indah,sampai kau akan lupa kalau kau pernah terluka "
"bagaimana?" Tiffany menunggu respon Taeyeon.
" Tae?" panggil Tiffany. " Ah..good night" Tiffany mengecup bibir Taeyeon dan menarik selimut untuk kekasihnya yang sudah terpejam matanya.
" I love you" bisik Tiffany, entah Taeyeon dengar atau tidak , bagi Tiffany ruangan rahasia ini menjadi saksi bisu mereka berdua saja sudah cukup baginya. Tiffany akan mengingat semunya, tentang " secret room" tempat yang hanya diketahui keduanya, tempat mereka saling menyembuhkan, menguatkan,dan berbagi cinta.Tempat dimana terlukapun mereka tidak akan mudah menyerah,asal semuanya dijalani berdua.
Secret room end.
Thank you for every support
jklvixxx
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Room
Fanfiction17+ If you don't, please stay away. I WARN YOU. Bagaimana jika dirimu mengalami ketakutan yg berlebihan dengan kontak fisik yang mengarah ke seks? Sementara dirimu ingin punya pasangan? pergi ke psikiater. Terdengar akan membantu mu, tapi bagaim...