part 2. Malaikat penolong

33 15 1
                                    

Berbagai cara sudah Icha coba untuk keluar dari ruang pengap penuh debu ini. Ia suda lelah berteriak dan mengedor pintu yang terbuat dari marmer itu. Namun, hasilnya nihil tidak ada yang bisa dia lakukan selain menunggu.

Ceklek

Pintu terbuka, menampilkan sosok jangkung berwajah datar dengan tangan berada disaku celananya.

Icha yang awalnya memeluk lututnya mendongak dengan mata berlinang air mata ia menatap mata tajam menusuk milik pria itu dengan haru.

Tanpa berkata apa pun Icha langsung menubruk dada bidang pria itu. "Makas-ih  u-udah bantu Ich-a" ucap Icha diselagi isak tangis.

Pria itu cukup kaget dengan tingkah Icha tapi dengan segera ia menetralkan ekspresinya terlebih dulu. Pria itu mendengus mendorong Icha dan pergi begitu saja.
"Apa dia bisu?" Batin Icha.
☆♡☆

"Lo baik-baik aja Cha? Ada yang luka?" Tanya Wilda sembari mencomot sandwitd yang sengaja Icha siapkan dari rumah.
"Gue sehat walafiat, Ill." tutur Icha lembut berusaha menenangkan sahabatnya yang selalu berlebihan dalam segala hal.
"Huh syukur deh. Kapan sih mereka akan berhenti ganggu lo" ucap Wilda masih terlihat kesal.
"Entah" ujar Icha acuh. Ia mengedarkan pandangannya hinnga tak sengaja matanya menangkap sosok jangkung yang berada di pojok kantin. Ia terlihat lebih pendiam dari pada dua temannya yang lain.
"Sadar Icha, lo gak boleh liatin dia terus" Batin Icha.

Tiba-tiba mata hitam pekat pria itu melirik ke arah Icha dengan sorot tajam menusuk. Icha menjadi salah tingkah karena tertangkap basah sedang memperhatikan pria itu. Tangannya tak sengaja menyenggol jus miliknya membuat seragam Icha terkena tumpahan jus.

"Gimana sih Cha, kok bisa tumpah? Makanya lain kali jangan ceroboh jadi orang" ujar Wilda menggosok kasar rok Icha dengan tissu. Ketika mereka sudah dikamar mandi. Icha hanya terkekeh kecil melihat wajah kesal sahabatnya.
"Iya mama, Icha minta maaf deh janji gak ngulang lagi" ucap Icha memegang kedua telinganya.
☆♡☆

"Jus tomat untuk meja nomer 31, Cha" ucap Maria
"Siap mbak" ucap Icha membawa nampan yang sudah berisi jus tomat.

"Ini jus tomat pesanan, mas." ucap Icha lagi-lagi dibuat kaget oleh pemilik mata hitam pekat itu."Se-selamat menikmati kak" ucap Anna gugup.
"Kenapa?"
"Ha? Kenapa apanya kak?" Jawab Icha karena tidak mengerti dengan pertanyaan yang dilontarkan pria itu.
"Gak" ucapnya menyeruput jus tomat tersebut. Merasa diabaikan Icha pun segera pergi meninggalkan pria itu.

"Itu siapa Cha?" Tanya Riana sama seperti Icha dia juga pelayan dicafe ini.
"Yang mana mbak?" Icha balik bertanya karena tidak tau dengan pasti siapa orang yang Riana maksud.
"Itu di meja 31" ucap Riana memandang takjub pria yang berada di pojok cafe.

"Ohh dia itu kakak kelas Icha tapi  enggak tau namanya, mbak. Dia jutek banget"
"Tapi ganteng, Cha."
"B aja sih, mbak. Yuk lanjut kerja ntar mama liat bisa kena marah kita" ucap Icha, malas berhubungan dengan Anita yang lebih mirib mak lampir dari pada seorang ibu.

☆♡☆

PERHATIAN BAGI SELURUH SISWA KELAS 10 HARAP BERKUMPUL DIA AULA SEKARANG, TERIMAKASIH.

Kiranya seperti itulah pengumuman yang disampaikan oleh ketua osis.

Seluruh siswa kelas 10 berbondong-bondong memasuki aula sekolah. Begitu juga Wilda dia sangat tidak sabaran karena akan bertemu Raka.
"Tungguin Ilda!" Ucap Icha kesal, saking bahagianya Wilda hingga tega meninggalkan dirinya.
"Lo lama Cha, gue duluan ya. Soalnya mau ketemu ayang ebeb Raka" berlari meninggalkan Icha yang tengah mengeluarkan sumpah serapanya.
"Wilda tega banget sih?" Keluh Icha. Tanpa ia sadari Ara sengaja menyandung kaki Icha.

"Anhkk" pekik Icha memejamkan matanya bersiap untuk jatuh. Tapi, sedetik kemudian ia merasa ada dua tangan kokoh yang melingkar dipinggangnya. Ketika Icha membuka matanya, alangkah terkejutnya dia melihat siapa pria yang telah menyelamatkannya.

"Ceroboh!" Ucapnya masih tetap diposisi yang sama.
"Ahh ma-af kak" ucap Icha terbata, ia merasa mata hitam pekat itu menyelam hingga kedasar mata coklat miliknya. Berbeda dengan Aska dan Gland memandang takjub kedua insan tersebut.

"Gue gak salah liatkan?" Tanya Gland menggelengkan kepala tak tercaya dengan apa yang ia liat.
"Lo gak salah liat sayang, dia bos kita. Gue bisa liat aura hitam yang biasa mengelilingi Bos berubah jadi pink" ucap Aska.
"Kamvret....gak danta lo!"

Lain halnya dengan Ara dkk mereka menjadi kesal, bukannya jatuh Icha malah mendapat rejeki nomplok dipeluk oleh gebetannya.

"Minggir! Lo gak usah modus Bitch!" Murka Ara mendorong tubuh Icha hingga jatuh tersunggar.
"Sekali lagi gue liat lo berani deketin Dama, lo akan tanggung akibatnya sendiri!" Ucap Serly penuh penekanan.
"Mending kamu jauh-jauh deh Dam dari cewek kegatelan itu dan lain kali kamu jangan nolongin dia lagi" ucap Ara bergelanjut manja di lengan Dama.

Ia pria itu adalah Dama. Icha menghembuskan nafas kasar  bangkit dan mengusap bokongnya, ia menatap Dama heran. Ia berpikir Dama berbeda dengan temannya yang lain, ia pikir Dama akan membantunya ketika Icha dibully didepan matanya sendiri. Tetapi pikiran Icha salah, Dama sama saja seperti yang lain hanya menatap datar dirinya. Ia menyentakkan tangan Ara kemudian pergi berlalu begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Baik anak-anak bapak sekalian, seluruh siswa-siswi SMK  1 KLUNGKUNG, bahwa kegiatan ekstrakulikuler untuk kelas 10 akan dilaksanakan mulai hari sabtu depan. Setiap siswa bisa memilih lebih dari 2 ekstra . Harap semua siswa mengambil dan mengisi formulir pendaftaran di stand yang sudah disediakan. Demikan pengumunan dari bapak selaku kepala sekolah selanjutnya akan diambil alih oleh pengurus OSIS.

Seusai pengumuman dari kepala sekolah seisi aula pun menjadi riuh. Beberapa siswa sudah mulai mendaftar dan mengisi formulir. Icha sudah selesai sedari tadi karena ia hanya memilih dua ekstra saja berbeda dengan Wilda yang bahkan sampai sekarang ia belum selesai sehingga mengharuskan Icha menunggu lebih lama
"Kok lama?" Tanya Icha ketika melihat Wilda menghampirinya.
"Hehe maaf, Cha." balas Wilda membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Emang lo ikut ekstra apa aja sih?" Tanya Icha yang penasaran tingkat dewa dengan sahabatnya ini.
"Hmm cuman ikut paskib, voli, vokal dan accounting club karena wajib buat anak akuntansi kan" balas Wilda membuat Anna melonggo dan sekedar info Icha dan Wilda merupakan siswa jurusan akuntansi.
"Lo bilang cuman? Ya tuhan gue cuman daftar Accounting club dan pramuka sedangkan lo 4 ekstra sekaligus" ucap Icha yang dibalas cengiran bodoh oleh Wilda.

"Aduh Cha ikut pramuka udah kotor, buat item, duhh pokoknya gak banget deh" keluh Wilda, merasa kurang pas dengan pilihan Icha.
"Pram----" ucapan Icha terpotong karena kehadiran Raka.
"Hai, udah daftar ekstra" tanyanya kepada Icha. Tetapi, dengan sigap Wilda menukar posisinya dengan Icha.

"Udah dong kak, kak Raka ekstra apa" tanya Wilda bergaya sok alim didepan Raka membuat Icha mendengus kesal.
"Pramuka, basket dan musik"
"Ahh pramuka baru aja aku mau daftar tapi ditinggalin Icha" ucap Wilda berusaha menyelahkan Icha yang tidak tahu menahu.

"Loh kok gak jadi? Daftar dong biar lebih seru" saran Raka membuat binar bahagia dimata Wilda.
"Kalau gitu aku ikut deh, tunggu disini ya aku mau daftar dulu" ucap Wilda berlari mencari stand pramuka. Icha memutar bola matanya malas, tadi aja bilang item dan kotor giliran ada Raka langsung lupa daratan.

"Kamu kenapa Cha?" Tanya Raka ketika melihat ekspresi Icha.
"Ahh enggak kok Akh---" pekik Icha hampir saja terjatuh kalau tidak ada Raka yang menopang tubuhnya. Sedangkan orang yang menyengol Icha sudah hilang entah kemana.
"Hati-hati Cha, untung aja ada aku kalau enggak pasti kamu udah jatuh" peringat Raka membuat Icha gugup setengah mati.
"Ma-makasih kak, Icha nyusul Ilda dulu ya" pamit Icha meninggalkan Raka yang tertawa geli melihat wajah malu Icha.

"Prasaan hidup lo tiada hari tanpa jatuh deh, Cha." Wilda menatap Icha penuh heran.
                 
                       ¤¤¤

Haii gusy gimana part 2? Seru atau lempeng aja nih?

Jangan lupa buat vote dan komen ya guys:)

MACHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang