part 3. Tragedi

21 3 1
                                    

"Cius mi apah? Masih zaman jodoh-jodohan ini 2018, Bos" Aska menggeleng tidak percaya dengan apa yang dikatakan Dama bahwa dirinya akan dijodohkan.
"Gue juga tau bego!" Ketus Dama memutar bola matanya malas.

"Bokap lo cuma ngancem apa emang bener serius?" Tanya Glend. Dama hanya mengangkat bahu acuh."serius mungkin"

"Lo gak mau dijodohin kan? Jadi bos harus cepat ambil tindakan" wajah Aska berubah menjadi serius. Dama mengangkat sebelah alisnya tidak mengerti dengan maksud Aska.

"Lo harus segera ngenalin pacar ke bokap lo biar dia percaya dan membatalkan perjodohan lo" saran Gland yang langsung dipertimbangkan oleh Dama.

"Bagus juga ide lo" Dama tersenyum mirib menepuk bahu Gland lalu pergi meninggalkan kedua sahabatnya dengan tanda tanya besar di otak mereka.
"Kok gue merinding liat bos senyum kayak gitu ya?" Tanya Aska yang dibalas kedikan bahu tak peduli dari Gland.
"Tai kuda item gue nanyak malah dikacangin"
***
SMK 1 KLUNGKUNG memang terdengar aneh tapi faktanya sekolah ini adalah SMK terbaik dan menjadi incaran semua orang.

Icha termasuk salah satu orang yang beruntung karena bisa bersekolah disini dan memperoleh biasiswa dari jerih payahnya sendiri.Icha bersenandung ria memasuki gerbang sekolah, baru saja ia hendak melangkahkan kakinya ke gedung akuntansi seorang memanggil namanya . Icha berbalik dan seketika tubuhnya membeku melihat orang yang memanggilnya .
"Icha? Lo Icha kan?" Tanya salah satu dari tiga pria yang berada dihadapan Icha sekarang.
"I-iya kenapa ya kak manggil aku?" Tanya Icha ragu.

"Wait!" ucapnya tiba-tiba menjabat tangan Icha. "Sebelum itu dari lubuk hati yang paling dalam, tanpa gangguan dan godaan tanpa ingin menerima imbalan dan paksaan tanpa himbauan setan, perkenalkan nama gue ASKA pakek S bukan Z oke." Ceroscos Aska tanpa jeda. Icha hanya melonggo mendengar Aska mengucapkan itu dalam satu kali tarikan nafas saja.
"Hah?" Hanya satu kata itu saja yang mampu keluar dari bibir Icha membuat Aska mengerucutkan bibirnya tindakan Aska seperti itu membuat Dama dan Gland menatap jijik ke arahnya.

"Ihh kok cumak 'hah' doang sih seharusnya lo kan seneng di ajak kenalan cogan calon aktor terkenal. Lo gak mau mintak tanda tangan gue? Entar kalau gue udah terkenal gue gak mau loh ngasik tanda tangan jadi tunggu gue sombong ya" Aska mengerlingkan sebelah matanya.

Gland menghela nafas lelah "sumpah badan laki tapi mulut perempuan lo tinggal bilang nama lo Aska susah banget" Gland menarik tangan Aska lalu bergantian dia yang menjabat tangan Icha. "Kenalin gue Gland" ucapnya mengedipkan sebelah matanya dan seulas senyum manis.

"Yahh sibogo sok alim padahal mau modus juga kan lu" Aska menarik tangan Glend. Icha terkekeh pelan menyaksikan aksi gila mereka. Lalu matanya melirik kearah pria yang hanya diam memperhatikan mereka sesekali ia hanya mendengus kesal.

"Eh sampek lupa kan gue, kenalin juga sahabat gue si kulkas dua pintu namanya Dama kita bertiga dari jurusan multimedia" gland meringis ketika mendapat tatapan tajam membuduh ala Dama. "Sorry bos hamba khilaf" ucap glend mengangkat dua jarinya membetuk v.

"Oh hai kak Gland, kak Aska dan Kak Da-dama" ucap Icha sedikit ragu menyapa Dama.
"Hai juga cantik?" Balas Aska lugas memunculkan rona merah dipipi Icha.
"Lo kok lucu banget sih kalau lagi malu jadi gemes deh pengen nyubit" ucap Aska menyubit pipi Icha. Icha hanya menduduk karena ia merasa malu apa lagi sedari tadi banyak yang memperhatikan mereka bahkan ada yang terang-terangan mengambil gambarnya membuat Anna menjadi risih.

"Minggir!" Dama tiba-tiba mendorong tubuh Aska dan menarik Icha menjauh dari kedua sahabatnya.
"It-itu beneran bos kita? Katakan gue mimpi di-dia narik tangan Icha yang gendrenya cewek? Plish gland tampar gue sekarang tampar"

Plakkkk

"Wadouh"
Suara tamparan dan rintihan langsung di sepanjang koridor.

"Astoge lo ngapain nampar gue bego!" Seru Aska tak terima.
"Kok lo malah nyolot kan lo sendiri yang minta" ucap Gland terkekeh melihat Aska yang berjalan meninggalkannya dengan menggerutu kesal.

"Woi Aska tai kebo tungguin gue" teriak Gland merangkul Aska.
"Males!" Aska memutar bola matanya malas.
"Udah lah jangan dimasukin kehati tar lo lever mending masukin ke jantung biar sekalian strok kan lo cepet mati jadi tenang deh hidup gue" Gland memukul kembali bekas tamparannya di pipi Aska.
"Enak aja lo. Setidaknya gue seneng karena bos ada kemajuan"

***

Dama masih menarik tangan Icha, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Icha sedari tadi meronta minta dilepaskan tapi yang namanya dama tidak akan pernah mendengarkan orang lain.

"Kak lepasin aku. Kakak megangnya ke kencengan pergelangan tangan aku sakit liat nih udah merah" protes Icha sudah pasrah karena tenaganya tak sesuai dengan Dama andai saja dia adalah strong women do boong son pasti sudah ia lempar jauh Dama menuju planet pluto. Dama melirik sekilas ke arah pergelangan tangan Icha yang memerah ia menghembuskan nafas berat lalu melepaskan tangan Icha karena mereka sudah sampai di taman belakang sekolah.

"Jadi pacar gue" akhirnya Dama mengeluarkan suara yang mampu membuat petir siang bolong bagi Icha.
"Pa-pacar siapa aku?" Tanya Icha menunjuk dirinya sendiri.
"Hmm" Dama hanya menjawab dengan deheman saja.
"Dasar kakak kelas sinting kenal aja baru beberapa menit yang lalu main ngajak pacaran" ucap Anna membalas tatapan dingin yang dilontarkan dari Dama.

"Gue serius"
"Gue lebih serius. Gue gak mau jadi pacar cowok irit, ngomong aja cuma sepatah dua patah kata mau jadi apa kita pacaran? Mau jadi patung selamat datang di SMK" ucap Icha berbalik ingin meninggalkan Dama tapi langkahnya terhenti ketika mendengar suara dingin Dama.
"Stop!"
♡☆♡
Ayeee cukup segini dulu ya guys😘😘

Jangan sampai lupa vote + komen

MACHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang