“Kak?”
“Ada apa Aaron?”
“Mengapa kali ini kau merekrut pemain dari yang bukan aktor?”
“Memangnya mengapa? Tidak ada yang salahkan? Kakak hanya ingin melihat bagaimana reaksi penonton nantinya”
“Apa yang kakak rencanakan sebenarnya?”
“Kau akan tahu nantinya, jadi bersabarlah dan ikuti instruksiku”
“Yah kalu memang begitu, baiklah”
“Kau memang beda jika hanya kita berdua yang bicara, kau jadi jauh lebih serius dan teliti” (sambil tersenyum)
“Tidak ada yang berbeda bubur Sun”
“Hmmm” (tersenyum) 😃
***
“Hari ini sangat melelahkan ya?”
“Yah, untuk seorang newbie memang begitulah rasanya” (Aaron sedikit tertawa)
“Kau mengejekku?”
“Tidak, itu faktakan?”
“Iiiya juga sih. Tapi jujur saja aku sangat ingin memukulmu tadi”
“Mengapa?”
“Aku tak suka melihat kau memerankannya”
“Hei, itu sudah resiko, ini hanya pekerjaan. Santailah”
“Yah, terserahmu deh, aku mau tidur dulu”
“Kau tidak ingin berlatih dan mempelajari karaktermu?”
“Aku sudah seharian penuh mempelajarinya, ini bahkan jauh lebih sulit daripada pelajaran Fisika dan Kimia di sekolah"
“Hei ayolah, bukankah kau pernah mengatakan padaku bahwa kau ingin menjadi seorang aktor yang terkenal dan ingin mengalahkanku?”
“Tentu saja aku menginginkan itu, tapi hari ini aku sangat capek”
(Aaron menarik tangan Abrisam untuk bangkit dari kasur)
“Kau masih muda, bersemangatlah. Ingat kau tak boleh mengecewakan si bubur Sun itu!”
“15 menit saja ya”
“Hmm” (mengangguk)
Aaron dan Abrisam terus berlatih dan bersenda gurau hingga larut malam. Mereka berhenti setelah merasa benar-benar letih. Keduanya saling berpandangan satu sama lain.
“Apa yang kau pikirkan?” tanya Sam
“Bagaimana jika aku menyembunyikan suatu rahasia yang besar darimu? Apakah kau akan marah?”
“Tentu saja tidak bodoh. Itu adalah privasimu, setiap orang punya rahasianya tersendiri, misalnya seperti aku. Tidak ada yang tau mengapa aku terlalu sering makan, termasuk kau kan? Begini saja, jika ku beri tahu padamu alasanku mengapa terlalu sering makan, kau juga harus memberi tahu rahasiamu padaku, bagaimana?”
“Kurasa...sudah waktunya kita tidur. Hoooaaamm, aku sudah ngantuk, selamat malam”
“Hei, kau terlalu cepat tidur. Oi, kau mendengarku? Ah sudahlah aku juga mau tidur, dasar orang aneh”
'maaf Abrisam aku tak bisa memberitahumu soal rahasia ini, aku tau kau pasti akan sangat marah, mimpi indah'
KAMU SEDANG MEMBACA
LIKE FRIEND LIKE LOVE
Teen FictionTerjebak dalam suatu perasaan memang sedikit menyakitkan,namun sesuatu hal yang layak untuk ditinggalkan jauh lebih baik daripada harus melanggarnya. "Kenapa kau marah? Kau menyembunyikan sesuatu?" "Eh, tidak, tidak ada. Aku hanya terbawa suasana s...