*tririring
“Hoaamm, halo?”
“Clear, kau dimana?”
“Di rumah kak, emangnya kenapa?”
“Kita harus syuting sekarang, cepatlah”
“Sekarang? Ini baru jam 7 pagi”
“Deadlinenya hari ini, cepatlah. Jika film ni tidak selesai hari ini, aku tidak tahu harus bilang apa pada produsernya. Ini bahkan sudah lewat 1 Bulan dari jadwal liris film ini, jadi cepatlah”
“Iya, iya” (kesal)
Yah, inilah kehidupan Clear. Dikelilingi oleh kamera-kamera dan dialog yang harus dia pahami setiap saatnya. Terkadang, dia bosan terus melakukan ini. Tapi yah mau bagaimana lagi, dia terlahir dalam sebuah keluarga artis yang sangat terkenal pada masanya. Tentu saja, hal ini akan turun padanya. Hampir setiap hari dia habiskan waktunya di lokasi syuting, bahkan sekolahnya pun sampai tidak dia hiraukan. Hari ini dia tidak masuk sekolah lagi hanya untuk menyelesaikan proyek film ini.
“Kak, kenapa tiba-tiba jatuhnya deadline hari ini?”
“Kakak udah minta waktu tenggang tapi tidak disetujui. Ini sudah terlalu lama, jadi wajar saja dia marah. Lagian pun kita tinggal ngambil bagian akhirnya saja, jadi ini tidak akan lama”
“Ini tidak akan lama? Sudah berapa kali kakak bilang seperti itu? Tapi nyatanya?”
“Hehehe, maaf maaf” 😅
“Kapan akan dimulai kak? Lebih cepat lebih baik kan? Bukankah itu moto kakak?”😏
“Iya, iya kita akan mulai sekarang. Bersiap-siaplah”
***
“Cut!”
'Akhirnya filmnya selesai juga, setelah ini aku bisa menikmati liburan yang panjang' pikir Clear
“Clear, ada yang mau kakak sampaikan”
“Apa itu kak?”
“Kakak mau memulai proyek film baru, tapi kali ini kakak akan merekrut pemain baru yang bukan aktor”
“Lagi? Pemain baru yang bukan aktor? Laki-laki?”😱
“Hei, tenang dulu. Kakak tau kamu capek, tapi proyek kali ini akan sedikit berbeda”
“Beda apanya?”
“Lihat orang yang makan bakso disana!”
“Emangnya kenapa sama dia?”
“Kamu tidak tertarik?”
“Sedikit”
“Kau belum mengenalnya tapi kau sudah mulai tertarik? Karena itulah kakak ingin menjadikannya seorang aktor. Film ini pasti akan meraih penghargaan nobel sebagai film terbaik di dunia”
“Kakak yakin?”
“Tentu saja”
“Kamu boleh pulang sekarang dan beristirahat, besok adalah hari besar, jadi jangan telat!”
“Memangnya kakak mau memberinya peran apa?”
“Itu...”
“Ha? Kakak yakin dia mau?”😱
“Kakak tidak tahu, karena itu kakak akan bicara pada Aaron”
“Apa hubungannya dengan Aaron?”
“Kau tidak memperhatikan mereka? Aaron sering mengajaknya datang ke lokasi syuting, dan mungkin saja mereka itu pasangan hahaha”😂
“Kakak gila ya, Aaron sudah punya pacar kan”
“Kakak kan bilang mungkin, bisa saja kakak salah. Mungkin dia teman Aaron, atau mungkin saja keluarganya”
“Aku berharap seperti itu, karena jika tidak, aku akan memukul Aaron di depan Zea”
“Kakak mau bicara dengan Aaron dulu”
“Oke kak, Clear pulang dulu”
Clear lebih sering pulang sendiri, karena jarak rumahnya dengan lokasi syuting lumayan dekat. Selain itu, hanya dia dan Zea yang rumahnya satu arah. Untung saja hari ini Zea dan Aaron tidak pergi keluar makan, jadi Clear bisa pulang bersamanya.
“Ze, kamu kenal sama orang yang sering di ajak Aaron datang ke lokasi syuting?”
“Aku tidak mengenalnya, tapi Aaron bilang dia adalah teman dekatnya. Mereka tinggal dirumah yang sama. Dan yang paling aneh, dia selalu menunggu Aaron dan aku sampai selesai makan diluar”
“Apa? Kenapa dia tidak langsung pulang saja?”
“Aku tidak tahu, aku hanya pernah mendengar Aaron menyuruh dia untuk pilang lebih dulu, tapi dia menolaknya. Dan karena itulah, setiap kami makan keluar Aaron selalu saja minta pulang cepat”
“Lagian kenapa tidak kalian ikutkan saja dia?”
“Iya juga ya, aku juga tidak pernah berpikir seperti itu hahaha” (tertawa dengan bibir dikuncupkan) 😙
“Kenapa dengan bibirmu?”
“Aku tidak mau mengalami penuaan dini”
'penuaan dini apanya' kata Clear dalam hati😒
“Ze, aku duluan ya”
“Iya”
“Hati-hati dijalan!”
‘Hari ini sangat melelahkan. Padahal, aku ingin menikmati libur sebentar saja, tapi malah ada proyek baru lagi. Apa yang dipikirkan kak Sun sebenarnya sih’ Gumam Clear
“Aku mencintaimu, sangat mencintaimu. Kau adalah putri tercantik yang pernah kulihat, aku ingin menciummu sekali saja” (posisi bibir yang ingin mencium sambil melepaskan penutup mata sang putri)
“Aaaarrrggghhh”😵(ngos-ngosan)
Clear terbangun dari tidurnya karena bermimpi buruk. Dia berpikir kenapa dia harus memimpikan hal semacam itu sambil mencuci wajahnya.
‘Kapan hari-hari membosankan seperti ini akan berakhir ya. Setelah bangun, ke sekolah, terus ke lokasi syuting, pulang kerumah, tidur, dan akhirnya bermimpi buruk setiap malamnya. Aaahhh, kenapa ini semua terjadi padaku’ pikir Clear
***
“Aku tau apa yang kau pikirkan Clear”
“Apa maksudmu”
“Jujur saja padaku, sesama wanita harus saling terbuka”
“Kau bicara apa sih, aku tidak mengerti”
“Aaaahhhh (nada menggoda). Aku melihatmu terus memperhatikan Sam daritadi, kau tidak suka padanya kan?” 😏
“Tidak, iya, eh tidak iya, ah apasih”😰
“Hahaha, ciee gelagapan hahaha. Kau tidak perlu menutupi itu dariku”
“Aku malu” 😅
“Hei, untuk apa kau malu pada sahabatmu sendiri. Mungkin aku bisa membantumu”
“Caranya?”
“Aku dan Aaron sering makan keluar setelah syuting, dan Sam menunggu Aaron di tempat tukang bakso sambil makan. Kau bisa memanfaatkan kesempatan itu untuk pulang bersamanya. Aku tahu arah rumah kalian berbeda, tapi kurasa dia pasti mau menemanimu pulang. Hanya saja kita butuh waktu sekitar 3-4 hari sejak syuting ini dimulai, bagaimana?”
“Idemu cukup bagus, terima kasih” (memeluk Zea)
“Sama-sama. Jika kau butuh bantuan, bilang saja padaku, oke?”
“Oke” (senyum) 😊
2 hari kemudian
“Sam, pulang bareng yuk!”
KAMU SEDANG MEMBACA
LIKE FRIEND LIKE LOVE
Teen FictionTerjebak dalam suatu perasaan memang sedikit menyakitkan,namun sesuatu hal yang layak untuk ditinggalkan jauh lebih baik daripada harus melanggarnya. "Kenapa kau marah? Kau menyembunyikan sesuatu?" "Eh, tidak, tidak ada. Aku hanya terbawa suasana s...