“Sam, pulang bareng yuk!” 😊
“Maaf Clear, aku pulang bareng Aaron nanti”
“Yaahh, padahal aku udah nyuruh yang lain duluan pulang” 😔
“Masih bisa nyusulkan?”
“Mana bisa, mereka udah jauh. Ya Sam, kita pulang bareng yuk. Aaron kan bisa pulang sama Zea nanti. Kamu gak bosan nunggu dia terus?”
“Hadeh, baiklah. Biar kuhubungi Aaron dulu”
“Oke” (senyum)
***
“Jalan ke rumahmu memang sesepi ini?”
"Yahh begitulah”
“Maaf ya, hehehe” (garuk-garuk kepala) 😅
“Maaf untuk apa Sam?”
“Ya maaf aja”
'Aneh' pikir Clear
“Btw, aktingmu sangat bagus, tak heran kak Sun langsung menginginkanmu untuk masuk dalam filmnya”
“Ah biasa saja kok, hehehe” (garuk-garuk kepala) 😅
“Kamu gak nyaman ya?”
“Ah, tidak. Bukan begitu, hanya saja aku tidak terbiasa jalan berdua seperti ini bareng cewek”
“Oh ya? Berarti kamu tidak punya pacar?”
“Yah begitulah, hehehe” (garuk-garuk kepala) 😅
“Kenapa daritadi kau menggaruk-garuk kepalamu? Kau punya kutu?”
“Aah, tentu saja tidak, tidak, ah ya tidak. Mana mungkin aku punya kutu”
'dia sangat lucu' pikir Clear
“Kok senyum-senyum?”
“Yah, lucu aja. Baru kali ini aku ketemu dengan cowok kayak kamu. Lucu, polos, imut, dan menggemaskan. Aku ingin meremas pipimu” (mencoba untuk meremas pipi Sam)
“Hei ayolah, berhenti bercanda”
“Kau marah?” (sedih) 😞
“Hahaha, kau terlalu serius menanggapinya. Aku tidak marah kok. Ayo!”
“Hm” (mengangguk) 😳
'kenapa tidak mengelus rambutku sih, aku sudah memberinya kode kok' kata Clear am hati
“Ah, rumahmu yang mana sih? Kita sudah 5 kali lewat jalan ini”
“Oh, hehehe. Maaf kak, lupa” 😅
“Kak?”
“Kakak lebih tua dariku kan?”
“Memangnya umurmu berapa?”
“16”
“Rumahmu yang mana sih?”
“Ciyee, kakak penasaran ya”
“Nggak tuh, biasa aja. Kakak mau cepat pulang, ngantuk” (hooaamm)
“Yah, kirain bisa keliling 1 kali lagi”
“Keliling satu kali lagi? Pantesan jalannya itu-itu aja terus"
"Hehe"
"Nggak capek?”
“Kalau ada kakak, capeknya jadi hilang hehehe” 😅
*diam
“Kak?”
'dia kemana sih, cepat kali ngilangnya' pikir Clear
“Sampai jumpa besok Clear, jaga dirimu ya” (teriak dari jauh) 😊
'Dia udah disana? Kok bisa sih. Kapan perginya ya. Anak itu benar-benar misterius. Ah rumahku yang mana ya, kok jadi lupa sih'
KAMU SEDANG MEMBACA
LIKE FRIEND LIKE LOVE
Teen FictionTerjebak dalam suatu perasaan memang sedikit menyakitkan,namun sesuatu hal yang layak untuk ditinggalkan jauh lebih baik daripada harus melanggarnya. "Kenapa kau marah? Kau menyembunyikan sesuatu?" "Eh, tidak, tidak ada. Aku hanya terbawa suasana s...