Kalau cewek itu minta dingertiin. Cowok itu cuma minta dipercaya. Sesederhana itu.
~•~
"Katanya mau duduk sama gue sampe lulus, Nya. Kok lo PHP, sih?"
Ranya mendelik sebal saat mendengar rengekan Bayu yang dibuat-buat. "Kasihan Niko kalo duduk sama Barga, Bay. Dia lagi butuh hiburan karena gebetannya jadian sama cowok lain. Kalo kelamaan duduk sama Barga, dia bisa kejang-kejang karena disuruh belajar terus."
Bayu mencibir. "Bilang aja si Barga tadi habis delivery Carl's Jr buat lo. Dasar matre!"
"Heh! Gue itu realistis, ya!" balas Ranya cepat. "Masa gue lebih milih cowok yang cuma modal usaha doang dibanding cowok yang punya modal usaha sama duit banyak?" lanjutnya, pura-pura bertanya sambil mengibaskan rambut panjangnya yang berwarna hitam, dengan gaya yang dibuat seangkuh mungkin.
"Anjir, Nya! Jijik banget gue!" sambar Bayu keras. Tapi tidak menyembunyikan tawa geli di bibirnya. Bahkan beberapa anak-anak yang masih berada di dalam kelas dan mendengar percakapan bodoh mereka, sudah ikut tertawa.
Ranya ikut tertawa keras. Tawa khas yang siapa pun sudah tahu kalau itu milik Ranya.
"Coba ketawa lo jangan bikin polusi udara, bisa nggak, Nya?"
Tawa Ranya seketika berhenti. Kepalanya menoleh ke belakang, dan langsung berdecak jengkel saat Barga sudah berdiri menjulang di belakangnya, bersama Niko.
"Nggak usah ngomel. Mau Fanta nggak?"
"Maulah! Pake nanya lagi!" balas Ranya sambil menengadahkan tangannya di depan Barga.
Bayu dan Niko hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Ranya. Dan bagaimana Barga tetap memberikan minuman soda itu setelah membuka penutup kalengnya.
"Besok-besok nggak ada Fanta ya, Nya. Soda itu nggak sehat, makanya berat badan lo nggak turun-turun." Barga berucap santai setelah duduk di kursinya, dengan posisi menghadap ke belakang, seperti Ranya, yang berhadapan ke arah Bayu dan Niko.
"Hih!! Tapi kan, badan gue nggak gendut, ya. Cuma susah nuruninnya aja," sungut Ranya, tidak terima.
"Emang nggak gendut, Nya. Cuma agak melar aja. Ya?"
"Sialan lo, Bay!"
"Ah, nggak gendut kok, Nya. Pas segitu mah. Jangan terlalu kurus, nggak enak dilihatnya." Niko berujar santai sambil memakan camilannya.
"Tuh! Tuh! Denger!" ujar Ranya, antusias. "Emang cuma Niko yang matanya bener. Lo berdua mah, matanya ketutupan sama kejombloan. Kasian banget emang."
Barga mendengus geli. "Coba ngaca, Nya. Atau perlu gue anterin ke kamar mandi cewek buat ngaca?"
Bayu dan Niko langsung terbahak. Sementara Ranya hanya bisa menggerutu sebal.
"Nih ya, Nya. Gue punya dua mantan. Barga punya satu mantan. Nah, elo? Punya mantan nggak? Gebetan aja nggak punya," ejek Bayu, yang membuat Barga dan Niko tertawa.
"Gue tendang lo, ya?" kesal Ranya. "Lo ketawa, Nik? Nanti telepon lo nggak gue angkat lagi, ya?" ancamnya yang langsung membuat Niko menyeringai lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barga [SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU]
Teen Fiction[Sudah tersedia di toko buku. Beberapa part sudah dihapus] Sahabat rasa pacar, siapa yang nggak mau? Tapi Barga jelas menolak tawaran itu. Sebab baginya, status pacar bisa jadi mantan tapi tidak dengan persahabatan. Karena ini tentang Barga yang san...