•Special Part ( 1 )

73.7K 4.2K 822
                                    

[ SPECIAL PART ]


"LO budeg? Gue bilang push-up seratus kali!" Suara menggelegar yang datang dari seorang siswi berbadan ramping itu sempat membuat suasana yang tadinya ricuh layaknya menonton pertandingan sepak bola menjadi hening.

Mungkin bagi siswa atau siswi yang mendapatkan bentakan lantang seperti itu, mereka bisa-bisa buang air kecil dicelana, atau bahkan pingsan. Tapi tidak bagi seorang cowok berseragam SMP yang dengan tenangnya malah tersenyum miring.

Kertas karton yang menggantung di lehernya menunjukan nama asing bagi para makhluk lama yang berpenghuni di SMA ini.

Raynzal Faroza, begitulah nama yang tertulis dengan spidol hitam yang nampak acak-acakan itu.

"Lo ngelawan?" Siswi cantik yang saat ini menduduki jabatan sebagai 'kakak kelas' itu kembali bertanya, lalu pandangannya bepindah ke arah sepatu cowok itu, "Udah pake sepatu putih, gak pake kaos kaki, celana di lipet pula!"

Maniknya kembali pada Raynzal, "Mau jadi apa gaya kayak gitu?"

Tawa Raynzal terlihat, wajah kakak kelasnya itu terlalu menggemaskan untuk tak diketawai, "Mukanya jangan dipaksa galak-galak, kasian nanti gak bisa balik."

Siswi bername-tag Angela itu mengibaskan rambut pendeknya kesal, kemudian ia terlihat maju selangkah, "Lo gak kenal gue?"

"Gimana ya, kak," Cowok bertatto naga dilehernya itu menggaruk tengkuknya, " Kalo belom se-hits Kylie Jenner, gue gak tertarik untuk kenal sih." Respon Raynzal lagi dengan wajah slengeannya, bisa kalian bayangkan seberapa besar keinginan Angela untuk menampar adik kelasnya itu sekarang juga.

Angela mendengus, berusaha untuk menenangkan emosinya dibawah terik matahari yang membakar kulitnya. Hingga salah seorang rekannya terlihat menarik tangan gadis itu untuk menjauhi Raynzal.

"Dia cuman suruh push-up, itupun karna lo gak ikutin aturan MOS." Laki-laki bername-tag Karmen itu menggantikan posisi Angela, mencoba berdiskusi dengan Raynzal.

Namun nyatanya, cowok badung itu tak mau mengikuti aturan main yang tengah berlangsung, "Kalo gue gak mau, lo mau nyuruh gue buat keluar dari sekolah ini?"

Raynzal tersenyum, kemudian ia terlihat mendekatkan bibirnya pada lawan bicaranya, "Gak akan bisa, bokap gue tajir. Kecuali kalo lo lebih kaya dari gue."

Senyum itu masih bertahan sampai saat ia menjauhkan diri dari kakak kelasnya. Melipat kedua tangannya di depan dada dengan tenang. Tak memperdulikan tatapan kekesalan yang terpancar dari para seniornya yang lain. Perduli Setan dengan itu semua.

"Lo mau cari ribut?" Karmen kembali bertanya, "Sorry, gue lagi gak minat untuk berantem. Lo salah waktu kalo mau cari ribut."

Dianggukannya kepala itu beberapa kali, sebelum pandangannya beralih pada seorang cowok berambut cokelat terang yang saat ini tengah duduk di atas rerumputan. Tak mengikuti perintah sang senior yang tadi sudah meneriakinya untuk mengikuti acara baris-berbaris.

"ARKAN!" Raynzal berteriak, mengalihkan perhatian cowok berkulit putih itu kilat, "LIAT ADA KAKAK KELAS COWOK GAK, SIH? KOK YANG GUE LIAT CEWEK SEMUA, YA?"

Dari jarak yang cukup jauh, Raynzal dapat melihat sobatnya itu menggelengkan kepalanya beberapa kali, "NANTI TEMENIN GUE BELI ROK SAMA JEPITAN, YA?" Pandangan Raynzal kembali pada sosok dihadapannya, "Soalnya ada yang salah dresscode."

Dan ya, tak lama apa yang Raynzal inginkan dapat terkabul. Bogeman kencang pada pipinya mendarat sempurna. Bogeman yang menurut cowok itu hanya terasa seperti 'di elus' oleh angin.

Shanin's Diary (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang