Jepit

235 31 14
                                    

"Gue boleh cemburu ga?"
-Kenzo

🌿🌿🌿

HAH GILA LO!!" pekik Zeta, sahabat Berli. Zeta terkejut setelah Berli menceritakan tentang kejadian tadi.

"Ok, cukup Ber, cukup!"

"Kalo dia nembak lo harus lo terima! udah terlalu banyak orang yang lo tolak!" tegas Zeta. Berli hanya menggelengkan kepalanya.

"Ngapain lo yang sewot?" tanya Berli sensi. Zeta terkekeh.

"Kantin ae lah kuy?" ajak Zeta mengalihkan topik pembicaraan.

"Kuy lah yakali ga kuy!" seru Berli heboh. Mereka berdua menelusuri kooridor sekolah dengan berjalan santai. Istirahat baru di mulai dan itu artinya masih ada waktu 30 menit untuk refreshing. Banyak sorot mata yang menatap Berli dengan tatapan kagum, iri, dendam, bahkan ada yang tidak suka. Sepanjang sejarah, Berli di catat sebagai murid tercantik, pintar, sopan, baik, tetapi brandal dan nakal. Sikap dingin Berli akan keluar kepada beberapa orang tertentu.

"Berlin!" panggil seseorang dari belakang. Langkah Berli dan Zeta terhenti. Pandangan nya berpindah ke mata si pemanggil. Mata Zeta berbinar melihat 5 laki-laki tampan dengan badan kekar,membuat seragam sekolahnya terlihat sangat ketat. Sama seperti seragam Berli dan Zeta.

"Hai,kenalin gue Erick" sapa Erick mengulurkan tangannya. Berli menatap tangan Erick yang terulur untuknya. Zeta terguncang melihat Erick yang mengajak Berli berkenalan.

"Berli" jawab Berli singkat dengan tidak membalas uluran tangan Erick.

"Halah bacot. Tampang lo kayak bajaj makanya Berlin gamau jabatan sama lo!" remeh lelaki di samping Erick, yang bernama Candle. Di sebelah Candle ada lelaki yang bernama Rafa. Di sebelahnya lagi ada Michele.

"Lo cantik Ber" puji Michele. Raut wajah Berli seketika menunjukkan rasa risih dengan ucapan Michele. Berli dan Zeta hendak untuk membalikkan badan namun di cekat oleh Rafa.

Rafa menghalangi jalan Berli dan Zeta. Berlin mendengus kesal. "Lo mau minggir atau gue tendang junior lo?" ancam Berli. Rafa bergidik ngeri dan segera menyingkir dari jalan Berli.

"Sadis amat tu cewek!" ujar Rafa sambil mengelus dadanya. Senyuman kecil terlihat dari wajah tampan milik Kenzo.

"Calon cewek gue tuh" ucap Kenzo santai yang membuat teman-teman nya tertegun.

"Jangan bilang lo mau jadiin dia korban selanjutnya?" curiga Candle. Kenzo memutar bola matanya malas.

"Ya ga lah!" elak Kenzo. "Kantin yok, nyusul pacar gue" ajak Kenzo.

Kenzo bersama keempat teman nya berjalan berjejer menuju kantin. Teriakkan histeris dari siswi tidak menjadi alasan untuk mereka menghentikan langkah nya. Mereka terus berjalan tanpa menoleh sedikit pun ke arah siswi yang berteriak alay.

"Ber?" panggil Kenzo menghampiri Berli. Yang merasa di panggil pun menoleh tanpa mengucapkan sepatah kata maupun memberi ekspresi.

"Nanti pulang sama siapa?" tanya Kenzo basa-basi. Keempat teman Kenzo menunggu di bangku kantin yang berada di ujung.

"Mobil" jawab Berli singkat. Kenzo mengerutkan kening nya.

"Lo pulang sama mobil?" tanya Kenzo tak mengerti.

"Sendiri" jawab Berli singkat lagi dan lagi. Kenzo menghela nafas. Sangat susah mendekati Berli.

Berli dan Kenzo menjadi pusat perhatian kantin saat ini. Bahkan ada yang mengabadikan momen ini dengan cara mempotret nya dan dimasukka ke snapgram.

KENZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang