Tata? Calvin?

179 24 7
                                    

"Ini rumah siapa?" tanya Rafa kepada Kenzo.

"Be-"

"Gue,berani apa lo?"Berli yang tiba-tiba datang langsung memotong ucapan Kenzo.

"Lo pada ngapain ke rumah gue?" tanya Berli sarkas. Sontak keempat lelaki tampan itu menunjuk ke arah Kenzo. Sedangkan yang di tunjuk hanya tersenyum geli. Berli menghela nafas pasrah.

"Ada jajan di kulkas. Minuman juga ada. Kalo mau ke kamar mandi ada disana. Nge gym? ada di sebelah kamar Kenzo. Dance? di samping kamar gue. Studio? di pojok lantai 2. Yang lain lo tanya aja sama Kenzo. Gue mau tidur" jelas Berli dengan menunjukkan letak ruangan yang ia sebutkan. Kelima laki-laki itu menganga tidak percaya. Bagaimana bisa Berli memiliki semua ruangan yang bahkan tidak terpikirkan oleh mereka?

"Kok gue gatau di sebelah kamar gue ada ruangan gym?" gumam Kenzo pelan,namun masih dapat di dengar oleh teman-teman nya.

"Ya karna lo ga nanya tolol" semprot Berli kesal lalu berjalan menuju kamarnya untuk beristirahat. Hari ini hari Senin,keeman manusia nakal itu memutuskan untuk bolos karna tidak ada semangat untuk hidup. Semangat hidup aja tidak ada,apa lagi semangat untuk sekolah. Ketemu doi? sorry itu udah basi.

"Eh gila! dia tinggal sendirian disini?" tanya Rafa kaget.

"Iya" jawab Kenzo.

"Dengan ruangan yang lengkap ini?" kini Candle yang bertanya.

"Iya ogeb!" geram Erick.

"Beneran sendirian?" heran Michele.

"Berdua,sama gue" sahut Kenzo asal.

"Bodo amat nyet bodo amat" acuh Michele.

"Eh liat nih muka gue!" seru Candle. Semua sorot mata langsung beralih kepada wajah Candle. Ia menaikkan lidahnya menuju gusi atas lalu menutup mulutnya. Sedangkan kedua tangannya menarik kedua telinganya. Semua terkekeh dengan keras.

"Bangsat! lo kayak tata!" pekik Rafa. Seketika,suara kekehan terhenti. Tata?

"Siapa tata?" tanya Erick. Rafa tersenyum geli dan langsung mengeluarkan ponsel nya untuk melihatkan sesuatu.

"Nih!" ucap Rafa berusaha menahan tawanya. Michele merebut ponsel Rafa dan menunjukkan nya kepada yang lainnya.

"Anjir! itu apaan dah? ngakak gue!" tanya Kenzo dengan kekehan yang keluar dari mulut manisnya.

"Jangan bilang lo nonton itu? plis gue ga ngerti lagi" ucap Michele.

"Em-mhh-bhh" muka Erick memerah sontak membuat Rafa menjadi panik setengah hidup.

"WOI LO KENAPA? JANGAN MATI SEKARANG!!" Rafa memeluk Erick yang sedang berusaha menahan tawanya.

"BAHAHAHAHAHAHAHAHA!" Erick tertawa dengan sangat kencang membuat Rafa langsung melepaskan pelukannya akubat terkejut dengan suara Erick.

"Paan njing!" kesal Rafa.

"Apa hubungan nya lagu anak-anak ini sama muka konyol Candle?" heran Kenzo.

"Ini tontonan adik gue. Judul nya BALITA. Disini ada tiga tokog utama. Baba itu gajah. Lili itu burung. Tata itu monyet. Terus tadi muka Candle kayak monyet,makanya gue bilang aja dia tata. HAHA" jelas Rafa dengan kekehan keras di akhir kalimatnya. Tidak ada yang bergerak,tertawa,mengeluarkan suara,bereskpresi.

"Lah? lo semua ngapa kayak pada lagi main bom bom yes?" tanya Rafa berusaha mencairkan suasana.

PLETAK!

"ADUH!"

"Ngapain lo teriak-teriak anjing?" tanya Berli kesal. "Gue udah bilang kalo gue mau tidur" lanjut Berli.

Rafa menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal sembari cengengesan.

"Lo punya vodka ga?" tanya Candle polos. Berli berpikir sejenak untuk mengingat stock minuman yang ada di rumahnya.

"Ada" jawab Berli santai setelah berhasil mengingat stock minuman nya.

"Wine?" tanya Rafa. Berli mengangguk santai.

"Whiskey? Rum? Gin? Feni? Tequila?" pertanyaan beruntun keluar dari mulut Erick yang hanya di jawab dengan anggukan oleh Berli.

"Feni gue abis. Kalo mau,ada di kulkas kamar gue. Lo bisa ambil,gue mau gym bentar" final Berli meninggalkan kelima lelaki tampan dengan mata yang berbinar.

                                         💤💤💤

Berli keluar dari ruangan gym dengan peluh yang berceceran di seluruh tubuhnya. Gym adalah salah satu caranya setelah diet untuk menjaga lekuk tubuhnya yang indah.

Mata Berli melotot melihat kelima laki-laki itu sudah menghabiskan banyak botol minuman keras di kamarnya. Bau kamar Berli berkecamuk.

"Eh Berli? cantik amat lo!" sapa Michele dengan keadaan yang mabuk total.

"Calon pacar gue tuh!" pekik Kenzo yang tak kalah mabuk.

"Iya iya kita juga tau. Berapa kali lo bilang kayak gitu?" jawab Candle sambil memegangi kepalanya. Sedangkan Rafa,berbaring lemas di atas kasur milik Berli.

"HAHAHA" Rafa tertawa dengan kencang yang membuat Berli merasa kesal dan menyesal sudah mengijinkan para lelaki laknat ini meminum minuman nya.

"Keluar lo semua!" perintah Berli.

"Gamau" tolak Kenzo. Berli menghela nafas kesal.

"Yaudah,lo semua tidur disini aja. Gue tidur di kamar lain" jawab Berli yang langsung mengambil baju ganti dan bergegas menuju kamar yang lain.

Berli memutuskan untuk menggunakan kamar milik Kenzo,karna ia sangat malas untuk membersihkan kamar yang lain. Berli masuk ke dalam kamar Kenzo. Suasana nya sangat nyaman dan semua barang milik Calvin masih tertata rapi di kamar Kenzo.

"Keadaan kamar lo masih kayak dulu Cal" gumam Berli berusaha menahan tangisnya.

"Bakal gue jaga kamar lo sampe kapan pun" lanjut Berli.

"Siapa Calvin?" tanya seseorang dari ambang pintu kamar Kenzo yang tidak tertutup. Berli terkejut dan membalikkan badannya. Mulut Berli tertutup rapat seolah tidak ingin bercerita tantang apapun kepada Kenzo.

"Kalo lo gabisa cerita sekarang gapapa,tapi nanti cerita ya?" pinta Kenzo yang mulai berjalan pelan mendekati Berli.

"Oh iya,gue udah sayang sama lo. Jadi mulai sekarang lo jadi pacar gue. Gaada penolakan" tegas Kenzo yang kini sudah berada di depan Berli. Badan kekar Kenzo membuat lutut Berli bergetar. Tatapan tajam nya sama seperti tatapan milik Alvino. Itu membuat Berli memalingkan wajah nya agar tidak melihat tatapan tajam Kenzo. Lalu Kenzo pun meninggalkan Berli.

Berli berlari menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar Kenzo untuk mandi. Ia menangis di bawah air shower yang menjatuhi dirinya. Air mata dan air shower menjadi satu. Isakkan tangis bergema di dalam kamar mandi. Badan indah Berli masih terlapis oleh baju yang ia gunakan untuk gym tadi. Rasa pedih dan kehilangan kembali Berli rasakan pada saat ia memasuki kamad Kenzo yang dulu nya adalah kamar Calvin.

"Cal? gue kangen lo" bisik Berli yang nyaris tidak terdengar karna ditemani oleh suara air shower yang terjun deras.

💤💤💤

coba tebak Calvin itu siapaaaaaa!!

KENZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang