Terungkap

174 10 6
                                    

Kringg

Ponsel kesayangan Berli berbunyi membuat ia merogoh sakunya dan menghentikan kegiatannya. Kenzo sedang berada di kamar untuk beristirahat.

"Halo?"

"Berli"

"Apa?"

"Gue kerumah lo sekarang ya?"

"Lo siapa?"

"Vero"

"Oh ok"

Berli mematikan sambungan telpon lalu kembali melanjutkan aktivitasnya.

"Lo ngapain?" tanya seseorang dari belakang Berli.

"Menur-"

"BERLI!" panggil seseorang dari luar rumah. Berli terkejut,ia langsung berlari membukakan pintu tanpa mengubris pertanyaan Kenzo.

"Cepet amat" ujar Berli saat melihat Vero dan Luki berada di depan pintu rumahnya. Vero hanya tersenyum tipis. Berli mempersilahkan Vero dan Luki masuk dan mereka duduk di ruang tamu.

Mata elang Vero tertuju pada siluet hitam yang berada di dapur. Ia menatap secara lekat siluet itu. Ternyata itu Kenzo. Rahang Vero mengeras. Tangan nya mengepal. Luki yang mengatahui apa yang dilihat dan dirasa oleh Vero berusaha menenangkan Vero agar semua nya tidak terbongkar di depan Berli.

Berli menyuruh Kenzo membuat dan mengantarkan minuman untuk Vero dan Luki. Sedangkan Berli akan mengganti bajunya.

"Ini. Silah-"

Ucapan Kenzo terpotong saat mendongak dan melihat siapa kedua manusia kekar di depannya ini. Bangsat. Batin Kenzo.

"Oh? jadi sekarang lo kerja sebagai pembantu di rumah adik dari musuh lo sendiri?" tanya Luki sinis. Kenzo menatap kedua nya dengan dingin dan tanpa ekspresi sedikitpun.

"Gimana sumpah lo? bakal lo tepatin? kalo emang iya,bunuh Berli sekarang juga. Di depan kita" tanyang Vero dengan santai. Kenzo bungkam. Ia tidak ingin merespon ucapan-ucapan yang keluar dari bibir Vero maupun Luki.

"Mak-s-sud lo?"

Deg!

Semua tergelonjak saat mendengar pertanyaan dengan suara terbata-bata terdengar di telinga mereka. Itu,Berli. Dia mendengar semua apa yang dibicarakan oleh ketiga lelaki tampan itu.

Vero membalikkan badannya dan berjalan mendekati Berli. Gadis itu menunduk dengan air mata yang sudah terbentung di matanya. Tangan kanan Vero menganggkat dagu Berli. Mata Vero menatap mata indah milik Berli dengan tatapan lembut.

"Lo denger apa aja?" bisik Vero lembut. Vero ingin menjaga perasaan maupun tubuh Berli sekalipun. Calvin sudah seperti kakak sendiri bagi Vero dan Luki. Jadi sekarang,kewajiban mereka adalah menjaga Berli dengan baik dan benar.

"Semuanya" singkat Berli menepis tangan Vero dengan kasar. Berli berjalan mendekati Kenzo. Jarak diantara mereka sangat dekat. Berli bisa merasakan nafas yang tidak beraturan keluar dari hidung mancung milik Kenzo. Berli menaikkan jari telunjuk kanannya dan menekan dada kanan kekar Kenzo.

"Lo.pergi.dari.rumah.gue.sekarang.juga!" bentak Berli dengan keras dengan volume yang sangat besar dan jarak yang sangat dekat dengan wajah tampan Kenzo.

"Gu.."

"BANYAK BACOT LO BANGSAT!" pekik Berli memotong perkataan Kenzo dengan cepat. Cukup,Berli sudah tidak tahan lagi. Ia sudah berjanji bahwa ia akan menghancurkan hidup seseorang yang telah membunuh kakaknya. Jika perlu ia akan melakukan hal yang sama kepada pelaku nya akan mendapatkan perlakuan yang impas.

KENZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang