16. Dia dan Penjelasannya

44.4K 2.5K 526
                                    

Noted! Wajib baca!

Jadi, yang pada nanyain cerita ini. Elang Hannah udah diunpub sebagian ya teman-teman. Karena nggak ada lagi fitur privat dan karena mau proses cetak.

Tapi, selama menunggu proses itu, bakalan saya update kalau, followes saya seenggaknya nambah 200. Jadi, kalau angka di followers saya udah berubah ganjil lagi, maka saya akan up.

Okay '(*_*)′

Selamat membaca!
............

"Akkhhh."

Lagi tubuhku dihempaskan begitu saja. Kepalaku pusing sekali. Aku dipanggulnya sepanjang perjalanan ke sini. Dari restoran, resepsionis, lift, sampai sekarang aku sampai di kamar ini.

Rasanya aku ingin muntah. Perutku terasa dibalik - balik. "Apa yang kau lakukan? Aku ingin pulang!"

"Pulang kemana? Aku rumahmu!"

"Bukan. Kau hanya laki - laki yang tukang selingkuh!"

"Kapan aku selingkuh?"

"Kapan?" Waah.. Aku semakin emosi mendengar pertanyaan polosnya itu. "Jelas jelas kau membawa selingkuhanmu tadi? Apa? Mau minta surat izin dariku? Tidak perlu! Aku rela kau menikahinya, tapi ceraikan aku! Bebaskan aku!"

"Ya Tuhan! Dia itu sepupuku!"

"Lelucon macam apa yang kau mainkan? Hahahha sepupu? Well, kau masih bisa menikah dengan sepupumu."

"Kau sudah gila, Hannah!"

"Ya. Aku gila punya suami tukang selingkuh sepertimu! Jangan mendekat!" sela ku, saat dia melangkah maju. "Lima tahun aku menjaga diri dan hatiku hanya untuk suami absurd tidak jelas sepertimu. Dan sekarang, dengan mudahnya kau selingkuh! Hahahaha.. Aku merasa sangat bodoh sekarang. Harusnya aku tidak menganggap pernikahan ini sungguhan. Untuk apa? Kau menikahiku, lalu meninggalkanku begitu saja. Lalu kembali tiba - tiba, dan sekarang ketahuan selingkuh! Aku menyesal! Menyesal pernah nempercayaimu!"

"Astaga! Percayalah padaku! Nigel itu benar - benar sepupuku. Dan Sasa keponakanku satu - satunya."

"Aku tidak bercaya!"

"Kau bisa tanya ke Kakakku. Baru dua minggu ini aku menjadikannya sekretarisku."

"Oh ya? Kenapa tidak dari dulu saja? Sayang kan selama ini kalau dianggurkan. Sepupu? Lima tahun lebih aku tinggal di rumah kakakmu, dan tak sekalipun dia muncul di rumah atau acara keluarga. Itu yang kau sebut sepupu? Well, bisa jadi baru hari ini dia berubah status menjadi sepupumu."

Entah kenapa emosiku benar - benar memuncak. Persetan dengan sopan santun. Aku tidak perduli kalau dia suamiku. Tukang selingkuh tidak pantas untuk diperlakukan sopan.

"Kau benar - benar keras kepala rupanya."

"Mau apa? Jangan mendekat!" Aku panik. Semakin memundurkan tubuhku ke sudut tempat tidur, saat dia mendekatiku. Aku tidak mau ada kasus KDRT dalam pernikahanku yang tidak jelas ini.

"Diam di situ!" katanya dan berhenti di samping tempat tidur. Aku sedikit bernafas lega. Aku tidak mau mati muda dengan judul, dibunuh oleh suami sendiri.

Kulihat dia merogoh saku celananya, lalu mengeluarkan sebuah benda persegi yang biasa orang sebut handphone.

"Halo, Nigel." Oh bagus, sekarang dia malah menelpon selingkuhannya? Mau memberi berita gembira, huh? "Kau masih di sana? Ya. Aku butuh bantuanmu sekarang. Hmm.. Kesini. Kamar no 562. Ya, aku tunggu. Hmm. Thanks."

Dia mematikan ponselnya, lalu meletakkannya di nakas sebelah ranjang. Kemudian menaiki ranjang dan mendekatiku. Membuatku lebih merapatkan diri ke kepala ranjang. "Apa lagi? Jangan mendekat!"

My Story - Aku Dan Suamiku (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang