19. Dia Sangat Mempesona

26.7K 1.5K 523
                                    

Warning!
Mature contents!
Kidz, stay away!
Hanya untuk yang sudah dewasa yaa
Yang masih polos, stay away juga 😂

Happy reading!

................

Aku merasa tidurku terganggu. Sesuatu yang basah terasa di sekitar leher dan punggungku. Saat kesadaranku mulai datang, aku tau sesuatu itu adalah kecupan dari suamiku.

Tangannya juga sudah menjalar ke depan. Meremasi dadaku dengan lembut. "Mas?" tanyaku meyakinkan. Aku masih mengantuk, tapi dia mengganggu tidurku.

"Bangunlah, sudah pagi."

"Sudah shubuh?"

"Belum. Tapi aku menginginkanmu."

Aku mencerna lagi kata - katanya. Menginginkanku? Melakukan hal yang semalam itu? Bahkan rasa lelahku belum hilang. Hanya berkurang sebagian.

Apa aku boleh menolaknya?

"Tapi saya capek, Mas." jawabku pelan. Aku takut dia marah lagi padaku, lalu mendiamkanku. "Lagipula, A-saya ada kelas pagi ini." lanjutku.

"Apa harus masuk kuliah?"

Aku mengangguk, "ada presentasi hari ini."

"Ya sudah, tidurlah lagi!"

Dia membenarkan letak selimutku, mengusap kepalaku, lalu memberikan kecupan di sana. Kemudian dia menuruni ranjang dan meinggalkanku.

Aku berbalik, menatap punggung telanjangnya yang semakin menjauh. "Mas?" panggilku ragu. Aku takut dia marah padaku. Aku belum melihat ekspresinya saat dia pergi.

"Hem?"

"Marah?"

"Tidak. Aku hanya perlu mendinginkan kepalaku."

"Kenapa begitu? Saya buat marah ya?"

"Tidak. Tapi kau membuatku bergairah."

Setelah itu, dia benar - benar berlalu meninggalkanku. Sekarang, aku yang merasa bersalah. Apa yang akan dilakukannya di sana? Memuaskan diri sendiri? Oh, betapa tidak bergunanya aku sebagai istri, sampai suamiku memuaskan dirinya sendiri.

Perlahan aku bangun, turun dari ranjang dan melangkahkan kakiku menyusulnya. Hampir saja aku terjungkal ke lantai saat aku merasakan betapa nyerinya bagian itu. Ah, mungkin lukanya belum kering. Jadi masih terasa perih.

Mengabaikan rasa perih itu, aku mengambil bajuku yang tercecer di lantai. Memakainya asal, lalu tertatih menuju kamar mandi. "Mas?" panggilku sembari mengetuk pintu.

"Ya? Ada apa?" tanyanya dari dalam.

Sekarang aku bingung. Mau apa aku menyusulnya? Minta maaf? Menawarkan diri? Atau ikut mandi?

"Han? Kau masih di sana?"

"I-iya."

Beberapa detik kemudian, pintu terbuka. Menampakkan tubuhnya yang basah, tanpa handuk! Dan, mataku terlanjur melihat 'itu' nya yang berdiri.

"Kenapa?" tanyanya berdiri di depan pintu. Aku berusaha memalingkan wajahku ke mana saja, asal bukan ke tubuh telanjangnya. "Ada apa?"

"Anu.. E.."

"Kamu mau pakai kamar mandi?"

"Ah! Iya. Saya mau pakai kamar mandi." jawabku asal. Buru buru aku masuk ke dalam kamar mandi dan mendudukkan diriku di kloset.

"Apa yang kau lakukan?"

"Hah?"

"Katanya mau pakai kamar mandi?"

My Story - Aku Dan Suamiku (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang