Gue duduk menselonjorkan kaki gue di bangku dekat lapangan basket. Gue lagi nunggu Renjun yang latihan basket.
Gue berkali-kali menahan nafas saat Renjun dengan nggak tau dirinya beberapa kali menyisir poninya keatas memperlihatkan dahi nya yang berkeringat itu.
Sialan. Dia tahu caranya tebar pesona.
Dia menghampiri gue setelah latihan nya selesai. Dan itu ngebuat kerja jantung gue berdetak cepat. Renjun yang lagi berkeringat kayak sekarang benar-benar jauh lebih ganteng.
Dia berdiri di depan gue dengan satu tangan terulur. Gue yang nggak mengerti mengerutkan dahi.
"Minum buat aku mana?" Katanya.
"Gak ada," jawab gue santai.
Dia mendengus mendengar jawaban gue. "Harusnya kamu tuh beliin aku minum terus pas aku selesai latihan kamu kasih ke aku," katanya panjang lebar ngebuat gue melongo kemudian mencibir.
"Manja."
"Sama pacar sendiri emang nya gak boleh?"
Dan kalau udah gini gue yakin sebentar lagi Renjun bakal ngambek nggak jelas. Jadi gue langsung berdiri buat ngebeliin dia air sesuai sama yang dia mau.
"Mau kemana?" Tanya nya dengan raut yang mulai badmood.
"Kata nya mau minum?"
"Gak usah." Bingo. Ucapan gue tadi benar'kan? Renjun udah mulai masang wajah ngambeknya itu.
Renjun mengambil tas nya yang ada di samping gue tadi, dia menenteng tas nya lalu jalan ninggalin gue yang menggedikkan bahu, udah terbiasa dengan sikap Renjun yang gini.
☆
☆
☆Vote + komen nya donggggg~
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD | Renjun
Short Story[FINISHED] Bad "Apa gue aja itu nggak cukup buat lo?" Highest Ranking #5 in short story