f

48.3K 7.9K 634
                                    

Gue memaksa Renjun buat berhenti di MixCafe. Kami duduk berhadapan, Renjun masih menggunakan kaos basketnya yang di padu dengan jaket levis. Masih dengan memasang wajah sewaktu kayak di sekolah tadi.

Gue membolak-balikkan menu di tangan gue sedangkan Renjun cuma menatap menu di hadapannya malas.

Gue menutup buku menu, lalu menatap Renjun. "Kalo kamu nggak niat nemenin aku gini mending pulang aja," kata gue ngebuat Renjun mendongak menatap gue.

Gue bersiap-siap buat berdiri dari duduk saat tangan Renjun menahan tangan gue. "Iya, iya aku temenin." Dia masih memegang tangan gue.

"Aku niat nemenin kamu. Kamu duduk lagi, ya? Lanjutin liat-liat menu nya," katanya ngebuat gue duduk lagi. Gue diam-diam tersenyum geli. Renjun seolah-olah nggak mau sampai gue marah sama dia.

☆☆☆

Gue malas-malasan saat Renjun mengajak untuk video call kayak sekarang ini.

"Yang..."

"Hmm," jawab gue masih fokus menatap layar laptop.

"Yang."

"Hmm."

"Liat aku dulu kenapa, si." Gerutu Renjun sebal karena sedari tadi gue lebih memilih buat melihat layar laptop yang lagi menampilkan drama korea yang gue tonton.

Gue mempause laptop gue dan menatap layar handphone.

"Apa?" Tanya gue karena Renjun cuma ngeliatin dan nggak ngomong apa-apa.

"Wo ai ni," kata nya disertai senyuman yang selalu gue suka itu.

Gue berusaha mati-matian buat nggak salting, karena Renjun disana udah mulai tersenyum menggoda gue dengan pipi yang memanas ini.







Cerita ini emang setiap part pendek-pendek.

Vote + komennya ayokkk ramaikannnnn biar aku semangat updatenya~ ehe

Vote + komennya ayokkk ramaikannnnn biar aku semangat updatenya~ ehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 BAD | RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang