Pulang sekolah Renjun ngajak gue kerumahnya. Awalnya gue tolak sampai muka dia yang ngerengek ngebuat gue ngeiyain permintaan dia.
Renjun itu kalo nggak diturutin suka ngerengek kayak anak kecil.
Gue turun dari motor Renjun. Rumah Renjun ini lumayan besar.
"Ayo, Yang," ajak dia menarik tangan gue.
"Kok sepi?" Tanya gue karena ngeliat rumah Renjun yang sepi kecuali pembatunya yang ada di dapur.
"Orang tua aku ikut ke china sama koko. Chenle Kayaknya lagi les piano."
Chenle itu adik laki-lakinya Renjun jadi bisa dibilang saudara kandung Renjun itu cowok semua termasuk Renjun.
"Njun, kalau koko pulang kasih tau, dong," pinta gue. Sebab Renjun selalu ngasih tahu gue kalau koko nya itu dirumah ya pas besoknya kokonya itu harus balik lagi ke China.
"Mau ngapain?" Tanya Renjun menyelidik. "Jangan macem-macem ya, Yang."
Gue mendengus. Mode cemburuannya kumat lagi.
"Abisnya koko kamu kan ganteng, imut juga lagi," kata gue ngebuat Renjun mencebik.
"Gantengan juga, aku," katanya kelewat pede.
Lo ganteng tapi suka brengsek
☆☆☆
Gue duduk di lantai beralaskan karpet bulu di kamar Renjun dengan Renjun yang berada disamping gue menyenderkan kepalanya pada pundak gue. Sedangkan dia sibuk main playstation.
Gue mengunyah camilan yang tadi di anterin sama pembantu Renjun. Sesekali gue terkekeh ngeliat Renjun yang marah-marah karena kalah main game.
"Yang."
"Hmm," balas gue dengan gumaman.
"Kamu nggak suka sama Haechan 'kan?" pertanyaan dia barusan sukses buat gue melebarkan mata dan membuat gue tersedak.
Renjun sigap menepuk-nepuk punggung gue dan menyodorkan air minum untuk gue. "Ya, nggak,lah. Ngaco aja kali," kata gue.
"Aku takut kamu suka sama dia," katanya lagi.
"Yang ada aku yang takut,"sahut gue.
Dimana-mana juga harusnya gue yang takut. gue meleng dikit Renjun udah nemplok sama cewek lain lagi.
"Lagi juga Haechan itu temen kamu. Masa kamu cemburu sama temen kamu sendiri," lanjut gue lagi.
Renjun kembali menyenderkan kepalanya di pundak gue.
"Walaupun Haechan temen aku tetep aja dia cowok, Yang. Mana tau dia ternyata suka sama kamu."
"Kamu nya juga jangan bilang gitu, dong. Kamu tuh harus percaya sama temen kamu sendiri," kata gue berusaha agar Renjun nggak curigaan sama Haechan.
Lagi juga yang ngebuat gue dekat dan bisa jadi pacar Renjun itu ya Haechan. Haechan yang satu sekolah dan satu tempat les sewaktu di sekolah menengah dulu. Dan dia yang juga suka jadi tukang antar jemput gue dulu.
Masalah Haechan yang mungkin emang suka sama gue, gue rasa itu biar dia aja yang tau. Gue gak bisa ngelarang Haechan mau suka sama siapapun sekalipun mungkin memang dia suka sama gue.
"Tapi 'kan tetep aja, Sya. Aku cuma gak mau berantem sama Haechan gara-gara berebutan cewek."
"Denger nih Denger. Aku bilangin lagi. Daripada sama Haechan yang sebelas dua belas sama kamu mending aku sama kak Mark yang anteng dan pacarable."
Ucapan gue barusan sontak langsung ngebuat Renjun negakin kepalanya dan menghadap gue.
"Kalo gitu jadinya yang ada aku berantem sama Mark," katanya kesal membuat gue tertawa geli.
☆
☆
☆Update menggunakan hotspot colongan punya kakak bcs ku gk sadar paketan udh abis
Yoksss jangan lupa vote. Terus komen dong bcs ku suka bacain komen kalian.
Next tidaksss nihh?
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD | Renjun
Short Story[FINISHED] Bad "Apa gue aja itu nggak cukup buat lo?" Highest Ranking #5 in short story