Pagi itu aku menggayuh sepedaku agak cepat, mengejar waktu yang menunjukkan pukul 06.40. Sepertinya pagi ini aku sedikit kesiangan. Di lihat dari segi jalanan Jakarta yang sudah mulai padat, di tambah sinar sang surya yang menyilaukan mata.
"Bismillah...semoga saja saya masih bisa tepat waktu sampai di sekolah." menggayuh sepedaku.
Pintu gerbang baru di tutup saat aku sudah masuk. Melewati gerbang. Lega.
Setelah menaruh sepedaku di parkiran, aku segera bergegas menuju kelasku.
Sepanjang koridor banyak siswi yang masih asyik mengobrol atau sekedar membaca bukunya untuk menghadapi ulangan dadakan. Membolak balikkan buku dengan mulut komat-kamit dan wajah yang panik. Apalagi kalau bukan Ulangan dadakan atau kuis dadakan yang bisa membuat seorang murid jungkir balik tujuh turunan. Sebenarnya, sebagai seorang pelajar harus siap di tempa dengan ujian dadakan dan sebagainya. Namun, kadangkala seorang pelajar juga akan mengalami masa penat dan males untuk terus menerus berkutik pada tumpukan buku yang tebal atau kumpulan angka yang sebegitu banyak nominalnya.
(Iya, apa nggak ??? Kalau author sendiri sih Yes.😂)Melihat kedatanganku, mereka terhenti dari kegiatannya dan berbalik menatapku sinis. Inilah yang membuatku malas berangkat kesiangan. Ramai.
Aku berusaha tak menghiraukan tatapan tajam mereka, yang terpenting aku harus fokus sekolah. Belajar. Dan belajar.
Urusan mereka mau membenci penampilanku, mengucilkanku, aku tak mau ambil pusing.
Karena hijrah memang tak semulus dan semudah yang aku bayangkan."Eh, ada cewek ninja tuh!!!" celetuk seseorang di belakangku. Aku berusaha tak menggubris. Namun tiba-tiba seseorang mendorong kuat tubuhku dari belakang. Dan Brugh!!! Buku yang kubawa jatuh ke lantai bersamaan denganku yang tersungkur. Aku memungut buku yang terjatuh itu. Namun, tiba-tiba jariku terinjak sepatu seseorang. Siswi.
"Aduh!!! Astaghfirullah..jari saya.." jeritku, menahan sakit. Berusaha melepaskan jariku yang di injak seseorang. Namun si pemilik sepatu bukannya sadar, tapi malah memperkuat daya injaknya. Aku meringis kesakitan. Mereka yang di situ malah tertawa, bukannya membantu melihat kejadian itu.
"Rasain tuh!!! Makanya jadi orang nggak usah belagu!!" celetuk salah satu gadis dari kerumunan itu.
"Lo semua biadab tahu nggak!!" teriak seseorang menepis kerumunan. Si empunya suara lantang tadi kemudian mendorong si gadis pemilik sepatu itu. Erina ? Gadis yang menginjak jariku pun terpental, tenaga gadis yang mendorongnya bukan main besarnya.
Aku bernafas lega melihat jariku. Ah, sedikit kotor dan biru. Alkhamdulillah belum sampai putus. Aku meringis kesakitan."Lo nggak papa, Sal ?" tanyanaya khawatir. Aku segera menyembunyikan tangan kananku itu. Berusaha menyembunyikan apa yang sudah terjadi.
"Iya nggak papa." bergetar, namun sedetik ku sunggingkan senyuman tulus pada gadis itu. Erina menatapku beberapa detik, kemudian menatap gadis yang terpental tadi. Gadis cantik berambut hitam lurus sebahu. Kemudian mendekatinya. Gadis itu terus mundur dari hadapan Erina. Namun gagal.
"Lo kelewatan sadis tahu nggak!!! Nggak punya hati lo!!!" mendorong tubuh gadis itu. Matanya berubah ingin menerkam gadis di hadapannya itu dengan sekali terkam.
"Gue beneran nggak sengaja, Erina. Tanyain aja ke temen lo itu." wajahnya pucat.
"Lo gila yah!!!" tangannya terangkat ingin memukul gadis itu.
"Gue mohon jangan pukul gue, Erina. Gue ngaku salah. Tapi lo jangan mukul gue." menangis. Erina semakin geram.
"Sialan lo!!!" umpat Erina marah.
"Erina udah, dia nggak bermaksud begitu kok. Tadi emang saya saja yang ceroboh, dan dia emeng nggak sengaja." aku berusaha meyakinkan Erina. Melihat seberapa takutnya gadis itu, rasanya ini terlalu berlebihan. Sakit ini nggak seberapa..
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di antara Tilawah dan Do'a
SpiritualitéKisah seorang wanita bernama Salamah Asyfaroh, yang terkubung dalam bayangan masa lalunya yang menyedihkan. Kehilangan keluarga dan orang-orang di sekelilingnya membuat dirinya selalu merasa sendiri. KOSONG!!! Sampai pada akhirnya dia melihat sisi l...