1. New House, New Life.

6.7K 424 9
                                    

Pemeran Utama : Ali & Prilly❤️

HAPPY READING!

🍃

*

*

Aku masih ingat, dia adalah anak laki-laki sindrom mental yang pernah menjadi sahabatku dulu. Anak laki-laki yang ternyata tinggal di sebelah rumah yang baru saja menjadi tempat tinggalku yang baru. Dan aku masih ingat, Lily adalah panggilannya untukku sebab ia kesulitan berbicara karena keadaannya yang tidak normal.

Awalnya aku tidak pernah kenal sama sekali dengannya, tapi hari itu aku menemukannya ditaman komplek tengah berada dalam ayunan seorang diri sambil menunduk sendu.

Suatu waktu dia dibawa pergi ke negara orang untuk melakukan pengobatan perbaikan mental semacam terapi. Sejak saat itu aku tak lagi bertemu dengannya. Hingga suatu hari dia kembali, namun perubahannya yang drastis membuatku lebih menyukai dirinya yang dulu. Entah, aku tidak mengerti.

Yang aneh, dia bilang dia mencintaiku, tapi dia sama sekali tidak mengenali jika aku adalah Lily yang dulu pernah menjadi sahabatnya. Tapi ada suatu keadaan yang membuat kita saling menjaga jarak, kita tersiksa diantara dua pilihan. Bertahan atau melepaskan.

Prilly Maharani Almahyra,
Jakarta, 01 Oktober 2018.

***

Jakarta, 12 Oktober 2010.

Sore itu hujan sedang mengguyur kota Jakarta. Untung saja ketika mobil Honda jazz itu berhenti, hujan sudah berubah menjadi rintik-rintik kecil. Dingin menyelimuti tangan mungil anak perempuan yang sebentar lagi berusia sepuluh tahun itu dan terlihat menggendong tas Barbie di punggungnya ketika baru saja keluar dari dalam mobil. Pandangannya ia edarkan untuk melihat keseluruhan rumah minimalis yang akan menjadi tempat tinggalnya yang baru.

Tak lama, wanita dengan hijab berwarna hijau muda keluar dari tempat pengendara, memanggil gadis itu untuk segera membukakan pintu belakang karena sang adik mendesak meminta keluar.

"Prilly tolong bukain pintu mobil, Priscil mau keluar. Mama mau keluarin barang-barang dulu, oke?" kata Mila-ibunda Prilly dan Priscilla. Prilly mengangguk paham lalu melaksanakan apa yang tadi mama perintahkan.

Gadis itu memegang knop pintu mobil, kemudian membukanya dan menampilkan sesosok gadis pula dengan usia yang hanya berselisih satu tahun lebih, "Manja banget sih nih, mau turun aja minta dibukain," ucap Prilly, tapi dengan nada bercanda.

"Priscil kan princess hehehe," katanya kemudian turun dengan hati-hati.

"Tas Kamu mana?"

"Oh iya lupa!" serunya. Ia segera mengambil tas yang sama persis dengan yang Prilly gemblok.

"Kalian duduk disana dulu gih, soalnya masih gerimis nanti kalian sakit," kata Mila, menunjuk ke arah dua kursi kayu tepat didepan jendela besar rumah minimalis ini.

"Oke, ma," sahut Prilly.

Priscilla berlari kecil untuk segera duduk dikursi yang tadi mama tunjuk, lalu meletakan tas Barbie berwarna merah muda itu ke atas meja.

Prilly senang, adiknya sudah tidak lagi terpuruk setelah kepergian papa untuk selama-lamanya satu bulan yang lalu. Dan kepindahan mereka kesini juga karena hal yang sama, kata Mila agar mereka bisa melupakan kenangan baik yang sulit untuk dilupakan bersama ayah tercinta. Jangan negatif thingking dulu, Mila melakukan ini juga demi Prilly dan Priscilla agar mereka bisa memulai lembaran baru dengan tinggal di ibukota.

From Me in SomewhereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang