13. There is Wrong?

2.4K 408 31
                                    

Tatapan Prilly lurus kedepan, tak berkedip dan bola matanya tidak bergerak sedikitpun. Lama-kelamaan matanya memanas, air matanya berhasil jatuh ketika dokter mulai memasukkan jarum pada pembuluh darahnya untuk menghubungkan aliran darah dari tubuh ke mesin pencuci darah, darah nya mulai terkirim melalui selang ke tabung mesin pencuci darah itu. Sakit. Ya, gadis itu merasa kesakitan dan tidak nyaman, tapi Prilly memendamnya dengan tangisan bisu.

Darah kotor akan disaring pada mesin pencuci darah-mesin khusus untuk menyaring darah menggantikan ginjal yang rusak. Dan setelah tersaring, darah yang bersih akan dialirkan kembali ke dalam tubuh Prilly.

Sesekali Prilly memejamkan matanya untuk sekadar menahan sakit di lengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesekali Prilly memejamkan matanya untuk sekadar menahan sakit di lengannya. Kepalanya jadi pening, dan tiba-tiba ia merasa mual, tapi coba ia tahan. Tadi dokter menjelaskan bahwa hal-hal seperti itu memang sering terjadi pada pasien yang melakukan cuci darah.

Sekitar empat jam, proses cuci darah itu baru selesai. Dokter mulai merapikan alat-alat yang habis digunakan tadi dengan bantuan perawat.

Prilly memaksa matanya agar terpejam, lengannya masih berdenyut ngilu bekas cuci darah barusan. Bau obat-obatan yang khas begitu mengganggu indera penciuman Prilly. Prilly sangat tidak suka.

"Pril.." panggil Mila setelah dokter keluar dan memberitahunya bahwa Prilly sudah selesai melakukan cuci darah. Dibelakang Mila terdapat Ali dan Priscilla yang masih setia. Entah, mereka memasang mimik wajah yang mengisyaratkan apa, tentunya berbeda.

Mila tak bisa lagi membendung air matanya ketika mendapatkan Prilly yang memejamkan mata tapi sembari menangis tanpa suara, bibirnya pucat dan kantung matanya terlihat gelap. "Sakit, ma!" ucap Prilly pelan, bahkan hanya terdengar seperti bisikan. Tapi mereka bisa mendengarnya, kemudian Mila mengecup kening Prilly lembut.

"Tahan ya, ini demi kebaikan kamu.." kata Mila.

Tak lama Prilly membuka matanya, ia mendapati mama, Priscilla, dan Ali di sekelilingnya. "Prilly mau pulang," pintanya.

"Dokter bilang kamu harus dirawat dulu, apalagi baru aja selesai cuci darah," ujar Mila.

"Prilly nggak suka disini, ayo maa!" rengeknya pelan.

"Nggak boleh, Pril. Nanti tambah parah aja," sambar Ali.

"Apa dengan menetap disini bisa balikin ginjal saya yang rusak? Nggak kan? Malah cuma buang-buang waktu dan nguras uang mama," kata Prilly, membuat Ali jadi mematung dan tidak ingin berkomentar lagi.

"Stt, Pril.. nggak boleh gitu ah," tegur Mila.

"Saran aku sih, teteh pulang besok aja. Soalnya sekarang juga udah mau maghrib," ujar Priscilla.

From Me in SomewhereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang