Terakhir kali, Ali mendapat kabar bahwa kondisi Prilly makin memburuk. Gadis itu dibawa ke Bandung sejak beberapa bulan yang lalu, ia dipindahkan ke rumah sakit besar milik kerabat almarhum ayahnya. Lalu, laki-laki itu mendapat kabar bahwa operasi pencangkokan ginjal Prilly.
Beribu syukur Ali panjatkan. Tak sabar laki-laki itu ingin cepat-cepat bertemu Prilly, menunggu kepulangannya dan ingin sekali memeluknya dengan sangat erat.
Tapi, hampir sebulan keluarga Prilly tak kunjung kembali. Bahkan Priscilla pun tidak menampakkan diri, rumahnya kosong. Dua minggu berikutnya, adik Prilly itu akhirnya pulang pagi-pagi buta. Kondisinya terlihat buruk, seperti banyak pikiran.
"Lily!" teriak Ali dari depan gerbang rumah minimalis keluarga Prilly. Priscilla menahan langkahnya untuk sekadar menoleh, mendapatkan Ali yang siap untuk memberinya beribu pertanyaan.
Bukannya membukakan gerbang, Priscilla justru mempercepat langkahnya. Ali yang melihat itu keheranan, ada apa dengannya?
Ali berdiam selama lima menit, berharap Priscilla segera membukakan pintu rumahnya. Dirasa tidak ada harapan lagi, Ali mundur. Tapi beberapa detik kemudian namanya dipanggil oleh gadis itu.
"Bang Ali!" panggil Priscilla. Kemudian gadis itu berlari kecil menghampiri Ali, ditangannya ada sebuah kotak sepatu berukuran sedang berwarna merah muda. Tempat Prilly menyimpan segala macam benda bersejarah miliknya, bersama Alif.
"Prilly mana? Kok belum balik?" pertanyaan pertama yang laki-laki itu tanyakan ketika Priscilla sampai dihadapannya.
Lagi-lagi, bukannya menjawab Priscilla malah menyodorkan kotak sepatu itu ke telapak tangan Ali. Laki-laki itu kebingungan, apa maksud Priscilla memberikannya kotak sepatu itu?
"Apaan nih?" tanya Ali.
"Punya teteh," jawab Priscilla.
"Kok kasih ke aku?"
"Buka aja dulu, nanti abang bakal ngerti," kata Priscilla.
Ali membukanya perlahan, dan yang pertama kali ia dapati adalah selembaran foto. Di sana, ada dua gadis yang tengah berpose candid di sebuah taman.
"Yang kiri aku, yang kanan teteh," kata Priscilla.
"Ohh," Ali manggut-manggut.
Berikutnya, ada selembaran foto lain yang menempel di belakangannya. Ali memisahkannya, kemudian ia mendapatkan wajahnya ada di sana. Ralat: bukan wajahnya melainkan wajah Alif.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me in Somewhere
Fanfiction[SELESAI] Semoga, puisi dan suratku mampu mewakili cinta yang telah hadir sejak lama. Aku mencintaimu karena kamu bintangku, tapi kamu kembali sebagai langit. -Prilly Maharani Almahyra. Cinta yang baru dan semu. Bulan memang tak selamanya bersama...