4. Moon and Star!

2.6K 349 8
                                    

Siang ini terasa panas sekali, ditambah pusing karena materi yang diajarkan di Jakarta sedikit berbeda dengan di Bandung. Belum lagi harus menyesuaikan diri dengan teman-teman barunya. Sedari tadi sejak istirahat Priscilla terus menghampirinya dan melahap bekal bersama-sama, gadis berusia delapan tahun itu merengek tak nyaman.

Sekarang dua anak perempuan itu berjalan sambil bergandengan tangan karena kegiatan belajar mengajar sudah selesai, tepat pukul setengah dua belas siang. Mereka berjalan menuju gerbang, karena sebelum berangkat tadi pagi Mila berpesan jika ia akan menjemput mereka dengan menunggu didepan gerbang sekolah.

"Teh, temen-temen di Jakarta pada sombong ya?" adu Priscilla.

"Enggak ah, biasa aja," sahut Prilly.

Mereka mulai keluar dari area gedung sekolah, dan berlari ke arah gerbang hanya untuk berteduh di bawah pohon karena matahari begitu menyorot. Prilly mengedarkan pandangannya, kemana mama? Pertanyaan itu terlintas dibenaknya ketika sadar bahwa Mila belum datang menjemput mereka.

Prilly sedikit terganggu oleh asap angkutan umum yang sesekali lewat, karena kebetulan sekolah barunya ini berada dipinggir jalan raya dan sering dilewati bermacam angkutan umum. Prilly terbatuk ketika asap tebal yang berasal dari bajaj melintasi dirinya yang sekarang tengah berdiri di trotoar jalan, dan tiba-tiba saja dadanya terasa sesak.

"Teh, kenapa?!" tanya Priscilla panik.

Prilly menggelengkan kepalanya, "Gapapa," jawabnya singkat dan berusaha tersenyum.

Priscilla langsung mengambil botol air minum dari samping tas Prilly, untung saja masih tersisa sedikit. "Nih teh minum.." katanya sambil membantu Prilly memegang botol minumnya.

"Makasih,"

Tin tin!

Akhirnya yang ditunggu datang juga. Kaca mobil terbuka dan menampilkan Mila dengan wajah bersalah disana, "Maafin ya mama telat jemput, soalnya macet banget!" keluhnya.

"Gapapa, ma. Ayo pulang, teteh kambuh lagi," ujar Priscilla.

"Ya Allah. Ayo cepet masuk, kita langsung pulang. Suasana ibukota emang nggak cocok buat kalian," kata Mila.

***

"Mau di apain kuenya, sayang?" tanya Mila ketika mendapatkan Prilly sedang membawa kue yang baru saja ia ambil dari dalam kulkas menuju meja makan.

"Mau dipotong," jawabnya.

"Enggak, maksudnya buat siapa?"

"Buat temen Prilly lah,"

"Temen?" Mila menaikkan satu alisnya.

"Iya,"

"Siapa temen kamu? Cepet banget dapetnya,"

"Ali, anaknya tante Hani itu lho," jawab Prilly.

"Ohh. Yaudah sini mama bantu potongin,"

Dan akhirnya Mila membantu memotong kue ulang tahun itu, sedang Prilly mengambil piring ke dapur.

"Nih ma," Prilly memberikannya.

From Me in SomewhereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang