Part 13

2.4K 167 43
                                    

***

Setelah bercerita banyak dengan Gracia, mereka berdua pun kembali masuk ke dalam. Ternyata para orang tuanya sudah memesankan makanan untuk mereka, sesampainya mereka di meja pun mereka langsung menikmati makan malamnya.

"Gimana? Tadi ngobrolin apa aja?" ucap Veranda lembut

Vino hanya diam tidak menyauti Veranda, dia hanya sibuk dengan makanannya. Gracia melirik Vino sebentar, lalu dia menjawab pertanyaan ibunya.

"Cerita-cerita aja ma. Dia gimana, aku gimana, ya biar lebih deket aja kalo udah kenal satu sama lain kan." jawab Gracia

Veranda dan Deva tersenyum mendengar itu, Deva menoleh kearah Vino.

"Jadi, Gracia gimana menurut kamu, Vino?" ucap Deva

"Baik." jawab Vino singkat

Deva hanya tersenyum kecil, mencoba mengerti dengan sikap Vino agar tidak merusak acara makan malam ini.

"Jadi..."

Veranda menahan kalimatnya membuat Vino melirik kearahnya serta Gracia mendongakkan kepalanya menatap Veranda.

"Menurut kalian, kita gimana?—I mean, kalian setuju sama kita?" ucap Veranda bertanya pada Vino dan juga Gracia

Vino menarik tatapannya, dia lebih baik fokus memperhatikan makanan di depannya ini dibandingkan menatap Veranda.

"Gracia setuju!" ucap Gracia senang

Veranda dan Deva tersenyum, lalu mereka melihat kearah Vino. Vino belum sadar dengan tatapan itu sampai Gracia menyenggol lengannya, membuat Vino mengangkat kepalanya dan mendapati Veranda serta Deva sedang menatapnya.

"Ya. Oke." ucap Vino singkat lalu kembali menikmati makanannya

Deva dan Veranda hanya tersenyum kecil, mereka mencoba mengerti Vino. Mungkin Vino masih sedikit belum rela karena dia baru saja kehilangan ibu kandungnya, dan kini harus menerima ibu baru. Mungkin Vino belum siap, Veranda dan Deva pun mencoba mengerti sikap Vino.

Gracia menghela nafasnya, dia merasa bersalah setelah mendengar cerita Vino tadi. Merasa bersalah atas ibunya, bahkan merasa bersalah juga atas Deva. Gracia merasa kasihan pada Vino dan juga ibunya, Naomi. Deva dan Veranda tanpa sadar sudah berlaku jahat pada mereka berdua.

"Nanti Gracia pulang bareng Vino ya," ucap Gracia tiba-tiba

Vino mengernyitkan dahinya mendengar ucapan Gracia, mau apa gadis itu?

"Vino bawa mobil sendiri?" tanya Veranda

"Iya, dia bawa mobil sendiri tadi" jawab Deva

"Aku kira semobil sama kamu,"

Veranda menoleh kearah Gracia,

"Mau keluar lagi sama Vino, Gre?"

Gracia menganggukkan kepalanya, "Iyaa ma, mau jalan-jalan sebentar"

"Yaudah, pulangnya jangan kemaleman yaa.." ucap Veranda mengingatkan

"Iyaaa maa.."

"Gracia nya dijaga ya, Vin." ucap Deva

"Hm,"

Setelah cukup lama menikmati makan malam dan berbincang ringan, acara makan malam mereka pun selesai. Vino terlebih dulu bangkit dari duduknya, lalu Gracia menyusul.

"Gracia sama Vino duluan yaaa," pamit Gracia sambil menyalimi tangan Veranda dan juga Deva

Vino langsung berjalan meninggalkan meja itu, tanpa berkata sedikit pun dan tanpa berpamitan. Gracia hanya tersenyum kikuk pada Veranda dan Deva yang menghela nafasnya memperhatikan Vino, lalu Gracia pun berjalan menyusul Vino menuju parkiran.

Untitled.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang