Part 21

2K 171 77
                                    

***

Sudah tiga hari Vino tidak sadarkan diri, hari ini Shani dan Anin beserta Gracia kembali menjaga Vino seperti biasanya. Suasana sangat hening, ditambah Shani dan Anin tidak berbicara satu sama lain. Gracia hanya diam memperhatikan mereka berdua, Anin yang sedang melamun begitu juga Shani.

Gracia menghela nafasnya, dia terlalu lelah. Lelah karena terus menjaga Vino, dan lelah juga karena melihat situasi kedua temannya ini yang belum membaik juga.

"Nghh..."

"Hh..anin.."

Shani, Anin, dan Gracia membelalakkan matanya. Mereka baru saja mendengar Vino mengigau? Walau mata Vino tidak terbuka, tapi jelas sekali Vino mengeluarkan suara.

Anin dengan cepat menggenggam tangan Vino dan mengusapnya perlahan,

"Aku disini.." ucap Anin pelan

Shani hanya diam memperhatikan itu, mungkin memang kali ini Vino sangat membutuhkan Anin di sisinya. Tidak hanya Shani, Gracia pun memperhatikan itu, dia juga memperhatikan wajah Shani yang terlihat sangat sedih saat melihat Anin menggenggam tangan Vino, dia merasa sangat iba pada Shani.

Gracia melangkah mendekati ranjang Vino, dan memencet tombol intercom untuk memanggil dokter agar segera datang dan memeriksa Vino. Tak lama kemudian, dokter pun sudah tiba di kamar Vino bersama beberapa perawat juga, dokter pun mulai memeriksa Vino.

"Gimana dok?" tanya Gracia setelah dokter itu selesai memeriksa Vino

"Keadaan pasien menunjukkan perkembangan yang baik, terbukti dari matanya yang sudah mengikuti arah cahaya yang saya sinarkan tadi. Untuk soal mengigau itu, mungkin pasien sedang bermimpi, saya yakin sebentar lagi dia akan bangun." jelas dokter itu

Shani, Gracia, dan Anin tersenyum lega mendengar penjelasan dari dokter itu, tak lupa mereka juga mengucapkan terimakasih.

"Sebelumnya, ada yang bisa ikut saya ke ruangan saya? Satu orang saja, saya ingin menyampaikan sesuatu." ucap dokter itu

Mereka bertiga pun saling pandang, dan akhir pandangan mereka tertuju pada Gracia. Gracia pun menganggukkan kepalanya, toh dia juga keluarga pasien.

"Saya bisa dok, saya adiknya."

"Baik, mari ikut saya."

Dokter dan perawat beserta Gracia pun pergi dari ruangan Vino, meninggalkan Shani dan Anin berdua disana menjaga Vino. Suasana tetap hening, Anin kembali menggenggam tangan Vino sambil duduk di kursi di sebelah ranjang Vino, Shani menghela nafasnya, dia pun kembali mengambil posisi duduk di sofa yang sebelumnya dia tempati.

"Ada apa dok? Apa ada masalah dengan kesehatan kakak saya?" tanya Gracia sesampainya dia di ruangan dokter itu

"Sebelumnya saya sudah menyampaikan bahwa kepala pasien terkena benturan yang sangat keras, sehingga resikonya bisa saja pasien terkena amnesia atau gegar otak bukan?"

Gracia mulai menegang saat mendengar dokter berkata seperti itu, "I-iya, lalu k-kenapa dok?"

"Hasil CT Scan beberapa hari lalu sudah keluar, dan pasien terkena amnesia. Tapi jenis amnesia ini berbeda dari amnesia pada umumnya." ucap dokter itu

Gracia terkejut, "M-maksudnya dok?"

"Amnesia ini tidak melupakan seluruh ingatan di diri pasien, amnesia ini dinamakan amnesia anterograde, dimana kondisi yang menunjukkan pasien hanya mengingat ingatan lamanya saja, dan melupakan ingatan barunya." jelas dokter itu

"I-ingatan baru?"

Dokter itu menganggukkan kepalanya, "Sebagai contoh, mungkin pasien akan lupa dengan kecelakaan yang dia alami, dan juga lupa dengan kejadian sebelum dia terkena kecelakaan itu."

Untitled.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang