Aku hanya rindu,
Saat kau bilang itu cemburu.Mataku memang sendu,
Meski kau pasti ragu.Aku berkata sedang cemburu,
Kau hanya tertawa dan berlalu.Satu, dua, tiga, kau terus mengulanginya.
Empat, lima, enam, aku bersabar menghadapinya.Hitunganku sudah tak terbatas,
Namun pertahananku berlapis.Aku membaca tingkah lakumu,
Menyelami matamu,
Memupuk luka yang kau tanam,
Saat kau memilih pergi tanpa repot pamit.
Meski hadirku tulus, yang bagimu kasat.Kapan akan berakhir?
Sesuai dengan selesainya hubungan kita?
Atau tetap terjaga hingga aku lupa?Perihal cemburuku yang tak lagi bertuan.