Kau mencoba mendekat,
Saat pertahananku kuat.Aku ingin sekali memaki.
Sial,
Permainan itu mengahangatkan ruang pesan kita.Tanpa disadari,
Kehangatanku menguar memenuhi ruang-ruang itu.Permainan itu terasa semakin seru,
Saat kejadian tertukarnya tim bermain.
Membuatku kesal karena kekalahan.
Namun kau menghibur dengan kalimat biasa,
Biasa yang selalu manis,
Kau memang sialan.Tidak pernah ada tatap yang nyata,
Tidak pernah ada temu yang haru.
Sebab, tidak pernah ada namaku dihatimu.Kalimatmu hanya bualan-bualan pengganti lapuknya sekat-sekat ruang hatiku.
Yang kemudian, kau ambil paksa seluruhmya,
Hingga ruang-ruangku semakin kosong.Tidak ada sesak yang kurasa,
Tidak ada tangis yang tercipta,
Hanya sedikit kehilangan,
Juga rindu.Mungkin,
Malam-malam yang lalu tidak akan pernah terulang.
Saat-saat dimana pertemuan kita terasa nyata,
Bukan semu.
Saat-saat pedangmu melindungiku dari serangan lawan yang bertalu-talu.Aku masih baik-baik saja.
Kehadiranmu memberi sedikit gurat ceria,
Meninggalkan setitik gurat lara.
Tidak apa,
Aku akan terbiasa.Semoga kau bahagia dengan pilihanmu.
Dan bisa menjaganya sebagai komitmen yang tidak akan kau hianati.Untuk kau,
Pemilik perhatian,
Dengan kalimat manis penuh bualan.Selamat tinggal.
Terima kasih telah menambah rumpang.
Bahagiakan dan bahagialah!
Alucard, i'll gonna miss you.
Friday, 11 May 2018