di pohon

44 4 2
                                    

Aku pun memasuki bus, yah..lagi lagi melihat pria tolol itu alias Andika. Aku pun duduk di sebelahnya sambil membuang muka. Tiba tiba Bu Nina datang dan menuju ke bangku ku. "Andika!Tenia! Ibu ingin kalian berdua saling meminta maaf,sekarang!"."hari ini kita sedang jalan-jalan,masa harus ada pertengkaran" lanjut Bu Nina. "Minta maaf? Amit amit deh.." batinku. Kami berdua masih saling diam. Sedangkan teman teman ku yang lain sibuk melihat ku. "Tenia! Andika! Apa perlu ibu beri sikap persaudaraan kamu "C"? Ditambah kalian harus berdua selama lamanya, misalnya kerja kelompok, Duduk sebangku, kemah, dll. Apa perlu?" Tanya Bu Nina. "Enggak!" Ucap kami serentak. "Makanya ayo minta maaf,kalo kalian gak mau ibu akan tunggu disini sampai kalian saling memaafkan" ucap Bu Nina. Kami masih diam. Bu Nina menunggu kami sampai saling memaafkan.

Tak lama kemudian...

Andika menjulurkan tangannya kepadaku, saat kulihat sekilas hanya tangannya yang mengarah kepadaku, sedangkan kepalanya mengarah kearah lain. Aku pun tidak kalah egois dari nya. Akupun juga menjulurkan tangan tetapi kepalaku juga mengarah kearah lain. "Nah begitu donk" ucap Bu nina sambil mempersatukan salaman kami. aku pun segera melepaskan tanganku dari nya, dia pun juga." Oh iya anak anak, perjalanan selanjutnya adalah ke Tangkuban perahu. Nanti kalian akan berjalan harus sesama kelompok yang telah ditentukan. Nanti kalian juga akan di berikan misi,jadi.. setiap kelompok harus bekerja sama" Bu Nina menjelaskan. "Yah..lagi lagi sama pria tolol deh.."keluhku. Perjalanan berlangsung selama 2jam...tiba tiba mataku ini sangat berat, alias mengantuk. Aku pun tertidur." Nak, bangun" Bu Nina membangunkan ku. Aku pun terbangun,tanpa sadar air liur ku keluar, aku sangat malu syukur tidak ada yang melihat selain Bu Nina. Aku melihat keseliling,"Bu,mana yang lain?" Tanya ku. "Mereka semua udah keluar tinggal nunggu kamu " ucap Bu Nina. Dengan terburu-buru aku pun keluar. "Kepada siswa SMPN Bandung untuk segera berbaris sesuai kelompok"ucap seseorang di mikrofon. Aku mencari teman teman yang sekelompok dengan ku. Aku mencari kesana dan kemari tetapi tidak ditemukan. Aku bertanya kepada salah satu panitia, tetapi ia tidak tahu. "Aduuuh, dimana teman temanku?" Aku panik. Bu Nina juga tidak ditemukan. Aku tidak tau harus kemana,aku memilih untuk kembali ke bus, tetapi.. busku sudah tidak terlihat lagi. Aku semakin panik,rasanya mau menangis. Di situasi seperti ini, aku biasa mengandalkan orang saja dan selalu menggantungkan diri pada orang lain seperti Tenia,bibi,ayah,dan mama. Aku melihat sebuah pohon besar di ujung sana. Aku segera memilih untuk duduk di sana. Aku merasa mungkin aku sudah ditinggal oleh teman teman ku. Di pohon itu,aku menangis seperti anak manja. "Seperti nya benar yang dikatakan andika, aku hanyalah anak manja.anak manja yang hanya menggantungkan diri pada orang lain.aku tidak bisa apa apa.. hanya duduk menyantai seperti seorang ratu. Memasak saja aku tidak bisa. Mencari teman teman ku saja tidak bisa.."aku menangis selayaknya hanyalah pasrah. Tiba tiba aku melihat tangan seseorang di depanku selayaknya menyuruhku untuk menggapainya. Aku tidak terlalu bisa melihat siapa orang itu. karena mataku ini dipenuhi air mata. Aku segera menghapus air mataku. "Pasti ini adalah bantuan" batinku. Batinku berkata benar. Namun,itu adalah... Andika. "Ayo.. bangkitlah, jangan pesimis seperti itu. Banyak orang disana yang sedang mencari mu(Andika duduk disebelah ku) ternyata perkataan ku kamu masukkan ke hati ya? Hah.. ternyata anak seperti mu tidak bisa diajak bercanda ya..jika kau mau menjaga rahasia ku. Aku juga punya rahasia.. dulu aku anak yang sama seperti mu,manja..namun setelah ayahku meninggal dunia,ia sedang dikejar hutang. Rumah, deposito,tabungan, dan lain lain diambil pihak bank, dan aku memutuskan untuk pindah kesini yaitu ke Bandung" Andika mengingat masa lalunya. "Mengapa kau mencari ku? Orang sepertiku tidak perlu dicari,aku hanyalah anak manja sambil seperti yang kau bilang" air mataku berkaca-kaca. "Siapa bilang aku membencimu? Hanya saja.."ucap Rudi. "Apa?kamu tidak menyukaiku? Itu sama saja benci!" Ucapku. "Ya sudah..ayo kita kesana, mungkin orang orang sudah menunggumu" ucap Andika. Aku hanya mengangguk.

 Aku hanya mengangguk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
you and meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang