"Hei kau, bangunlah! "
Jennie sedikit tersentak dan terbangun dari tidur pulasnya tatkala mendengar suara barusan
Tunggu, apa dia baru saja tertidur?
Jangan bilang jika Jennie tertidur di tempat tak layak lagi, jangan sampai hal memalukan itu terjadi lagi
Ketika wajah tertidurnya terlihat oleh publik dengan mulut yang menganga lebar
Atau yang lebih parahnya ada tangan nakal yang berhasil memotret wajahnya dan tanpa segan-segan memambaginya ke sosial media
Seketika dia menegakkan tubuhnya dan membiarkan matanya menjelajah sekitar untuk mengetahui di mana dirinya terlelap
Ah syukurlah ini perpustakaan sekolah dan yang terpenting tempat ini sepi
Terbersit niat untuk melanjutkan tidurnya kembali tanpa peduli dengan suara yang membangunkannya tadi sebelum sebuah suara laki-laki mengintrupsinya lagi yang membuat tubuhnya kembali tegak
"Kau lupa menoleh ke belakang, tukang tidur"
Gadis itu menelan salivanya pelan, sedikit ngeri dengan suara yang menegurnya tadi, jangan-jangan dia adalah seorang guru yang sekarang mengajar di kelasnya dan menemukan dirinya bolos di perpustakaan
Poor Jennie !!
Kau hanya punya satu pilihan sekarang Jen atau namamu yang keren akan menghiasi buku catatan guru kesiswaan lagi
Jangan berbalik kebelakang dan lari dari tempat ini!
Sebelum dia membiarkan kedua tungkainya melangkah dengan cepat, Jennie terlebih dahulu melakukan persiapan tapi tanpa ada angin lewat, dapat gadis itu rasakan sosok yang dia sangka guru itu malah menarik tangan kanannya untuk lari bersama sosok tersebut
Syukurlah setidaknya dia bukan seorang guru melainkan sosok lelaki berbahu lebar dan bersurai hitam
"Heh jangan melamun dan fokuslah pada langkah cepatmu atau penjaga perpustakaan akan mengetahui wajah seorang gadis yang tidur di perpustakaan pada saat jam pelajaran dan melaporkannya ke guru !" Bentak laki-laki itu setelah menyadari gadis di belakangnya tersandung kecil karena sibuk melongo, seolah otaknya kesulitan mengartikan tentang apa yang baru saja terjadi
Setelah berhasil mencerna baik-baik maksud dari perkataan sosok yang menariknya itu, dia segera memfokuskan langkah agar tidak terjatuh dan ketahuan oleh penjaga perpustakaan
Dua kata yang terlintas di pikirannya tentang sosok ini
Dia baik
Eh apakah seseorang bisa dikatakan baik jika dia membantu orang bersalah- yang seharusnya sudah mendapatkan hukuman setimpal jika dia tidak datang - seperti dirinya?
Persetan dengan itu yang terpenting menurut Jennie dia baik baginya Karena telah menolongnya
Setelah dirasa cukup aman dari
jangkauan mata sang penjaga perpustakaan, dia menghentikan langkah cepatnya diikuti dengan Jennie yang sudah kehabisan tenaga setelah berlari menelusuri koridor sekolah hingga sampai di ruang loker"Kau lelah?" Tanyanya pada Jennie
"Hm iya tentu tapi terimakasih karena telah membantuku tadi" respon Jennie tulus sambil tersenyum menatap wajah sang penolongnya hari ini btw baru kali ini dia bersikap selembut ini pada seseorang
"Iya sama-sama, maafkan aku yang tadi menarikmu tiba-tiba dan membentakmu saat kita lari tadi, kurasa kau pasti tahukan niatk---"
"Hei berhentilah berkata lagi, aku bukanlah gadis yang lemah hanya karena sebuah bentakan lagi pula kau melakukannya untuk membantuku" potong Jennie cepat tidak mau membuat sosok itu berbicara hal yang menurutnya tidak penting
"Kau haus?"
"Kurasa iya"
"Kalau begitu kutunggu kau di parkiran saat pulang sekolah nanti, aku akan mengajakmu ke sesuatu tempat, bisa aku tahu siapa namamu?"
"Jennie, Jung Jennie"
"Salam kenal Jennie, aku Seokjin, Kim Seokjin" ucapnya dengan senyum lebar sambil melangkah pergi meninggalkan Jennie yang melongo kedua kalinya karena laki-laki itu
Untuk apa dia menanyakan Jennie haus atau tidak sekarang ini jika dia malah mengajaknya pergi saat pulang sekolah nanti yang masih 5 jam lagi?
Ah, Jennie pikir dia akan menarik tangannya kembali dan mengajaknya ke kantin
Kembali Jennie ingin mengoreksi perkataannya tadi
Dia tidak cuma baik tapi juga aneh
Dan
Tampan
Hai readers ❤️💜 jangan lupa vote+comment nya ya 🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I ? /KSJ X KJN
Fiksi Penggemarkarena "sering" tidak selalu membuat kita "terbiasa" seperti luka, seberapa seringpun kita tidak akan pernah terbiasa karena luka akan terus berdarah bahkan jika dia terluka lagi di bekas yang sudah kering, dia akan tetap berdarah lagi dan itu akan...