Ada yang aneh dengan sahabatnya itu, setidaknya itulah yang ada dipikiran Jung Jennie sekarang saat seharian ini Jisoo sama sekali tidak memulai percakapan dengannya
Apa mungkin dia melihatku bersama Seokjin pagi tadi?
Gadis itu memijat pangkal hidungnya frustasi setelah akhirnya dia melihat Jisoo dari kejauhan tepat di seberang koridor
Dia harus menyelesaikan ini dengan cara memperjelasnya terlebih dahulu
"Ah Ya Jennie aku kesana dulu, kau pulanglah dengan hati-hati, jangan mencari masalah lagi dengan para gadis menyeramkan itu yak! Dan Jennie kau sahabatku jadi aku akan bercerita denganmu esok hari atau jika aku punya waktu luang aku akan menelponmu nanti malam, sampai jumpa Jennie my sunshine"
Seketika pikirannya melayang ketempat dimana Jennie melihat Jisoo menemui Seokjin untuk pertama kalinya, dia baru ingat jika dulu Sahabatnya itu pernah berjanji padanya untuk menceritakan semua tentang oppa favoritnya ke Jennie dan bodohnya gadis itu lupa menagihnya
Oh tidak, dia tentu tidak bisa menyalahkan Jisoo atas ini karena memang dia sudah sangat lama tahu jika gadis mungil, mempesona dan pintar itu adalah anak yang pelupa
Dialah yang patut disalahkan di sini
Jennie kembali menatap Jisoo yang masih terlihat sibuk dengan beberapa map di tangannya sebelum akhirnya dia memilih melangkahkan kakinya menuju gadis di seberang koridor itu
Sembari terus mengambil langkah, gadis itu menyiapkan hatinya untuk mendengar penjelasan Jisoo nanti, mungkin saja apa yang dia takutkan benar terjadi
Tunggu
Menyiapkan hati? Untuk apa dia menyiapkan hati hanya untuk mendengar sahabatnya bercerita tentang oppa favoritnya?
Apa juga yang Jennie takutkan? Apa dia takut jika oppa favorit Jisoo adalah Kim Seokjin, sesuai dugaan awalnya?
Oh Yaampun jangan bilang jika gadis itu menyukai remaja tampan itu dan dia takut sahabatnya juga menyukai orang yang sama dengannya?
Jennie menghentikan langkahnya, terlihat tersentak atas opini yang entah terdengar dari mana itu
Dia menyukai Seokjin? Secepat itu?
"Hei, apa yang kau lakukan di sini? Mencariku?" Belum sempat dia menyimpulkan pemikirannya sendiri, sebuah suara yang terdengar sangat lembut menghampiri kedua indra pendengarannya yang tak kalah membuatnya terkejut
Seokjin, laki-laki itu menatap gadis yang berdiri tepat di pintu kelasnya bingung "Dari mana kau tahu kelasku?" Tanyanya lagi yang mampu membuat kesadaran Jennie kembali seutuhnya
"Ah ya?" Gugup gadis itu membiarkan kedua irisnya menangkap sosok berprawakan tinggi yang terlihat menatapnya curiga "Ini kelasmu?" Lanjutnya yang terdengar ambigu
Melihat kegugupan menyerang gadis di hadapannya, Jin mengangguk berusaha melupakan kejadian dimana Jennie datang ke depan kelasnya tanpa dia tahu alasannya
"Apa kau akan segera pulang?"
Jennie yang sempat lupa untuk menghampiri Jisoo kembali menatap ke arah di mana gadis itu sempat berdiri dengan map berisi banyak kertas di kedua tangannya, sayangnya sesuai yang matanya tangkap di sana kosong, Jisoo sudah pergi entah kemana
"Tidak, aku ingin bersama Jisoo dulu"
"Oh jadi kau kekelasku untuk mencari saudaramu itu?"
"Saudara?"
Seokjin tersenyum mendengar gadis di hadapannya seakan tak percaya dirinya menyebut dua bersahabat itu bersaudara
"Kenapa? Aku suka persahabatan kalian, saling melengkapi layaknya bersaudara" ucapnya mengutarakan pemikirannya
"Benarkah?"
"Iya"
"Aku tak percaya"
"Kenapa?"
"Kau bahkan sudah tahu jawabannya tanpa perlu kujawab" sinis Jennie melipat tangannya di dada berusaha mengintimidasi laki-laki di hadapannya
Seokjin yang sama sekali tidak terpengaruh oleh sikap gadis itu hanya tersenyum tulus dan menatap Jennie teduh "Berhenti seperti ini Jennie, aku membencimu yang terlalu merendahkan dirimu, kau cantik, kuat dan hebat jadi apalagi yang membuatmu seperti ini?"
Tanpa perlu menyentuh dadanya, Jennie yakin betul kalau jantungnya sedang tak baik-baik saja sekarang akibat kalimat Seokjin barusan ditambah dengan cara laki-laki itu menatapnya
"Jangan membuatku dengan mudah menyukaimu, Kim Seokjin"
Laki-laki itu tertawa kecil mendengar bagaimana gadis berpipi mochi ini menyebut nama lengkapnya
"Oh ya Jennie, maaf jika Jisoo tak bersamamu seharian" tangannya mengacak surai Jennie "Kami sedang sibuk karena sebentar lagi akhir tahun dan akan ada acara besar di sekolah seperti biasanya, kuharap kau mengerti"Mendengar penjelasan Jin, Jennie tentu saja merasa lega karena ternyata sahabatnya itu tak bersamanya satu hari ini karena sedang sibuk dengan tugasnya bukan karena memang berniat menjauhinya
Membayangkannya saja membuat dirinya ingin mengubur dirinya saja di rumah apalagi jika itu benar-benar terjadi, mungkin dia akan meminta tolong pada Hoseok untuk benar-benar menguburnya dalam tanah
"Oh tentu, aku akan mencoba mengerti" candanya "Kau mungkin tahu di----"
"Mungkin dia sedang bersama Namjoon di ruang pengurus karena kudengar dia akan membantu anak itu mengerjakan sesuatu"
"Namjoon?" Gumam gadis itu mengingat seseorang yang bernama Namjoon
"Jangan bilang kau tak tahu tentang mereka?" Terka Jin mengartikan raut kebingungan Jennie
"Memang ada apa dengan mereka?" Tanyanya yang mampu membuat Seokjin terkejut
"Sungguh kau tak tahu jika mereka sedang dekat sekarang?"
"Mereka kencan?"kaget Jennie tak percaya atas asumsinya sendiri
"Sebenarnya tak bisa disebut kencan, tapi kau harus tahu satu hal"
"Apa?"
"Temanmu sangat mengagumi Kim Namjoon"
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I ? /KSJ X KJN
Fiksi Penggemarkarena "sering" tidak selalu membuat kita "terbiasa" seperti luka, seberapa seringpun kita tidak akan pernah terbiasa karena luka akan terus berdarah bahkan jika dia terluka lagi di bekas yang sudah kering, dia akan tetap berdarah lagi dan itu akan...