Harusnya gadis itu tidak di sini
Di malam penuh bintang ini
Harusnya saat ini dia berada di ruang latihan oppanya untuk bercerita tentang sosok tampan yang menolongnya tadi
Bukan seperti ini
Merenung di balkon kamarnya memikirkan beberapa potong kejadian hari ini
Ditolong Kim Seokjin - diajak jalan sepulang sekolah - diantar pulang oleh sosok tampan itu tidak cukup untuk membuatnya bahagia
Bukan
Sebenarnya bukan kejadian itu yang membuatnya merenung dengan perasaan aneh saat ini
Tetapi ada kejadian lain yang menganggunya
Mengganggu kebahagian yang harusnya dia rasakan sekarang
Flashback on
"JIN OPPA!!"
Jennie mengernyit tak suka karena suara teriakan yang berasal dari perempuan yang sedari tadi berjalan di sampingnya, perempuan dengan tubuh mungil serta wajah yang imut namun hobi berteriak
"Hei bisa kau tak berteriak lagi?! Akan kupukul kepalamu jika orang yang kau panggil berada tak jauh dari kita" jengkel Jennie
"Sayangnya kita berdua masih di dekat koridor sedangkan orang yang kupanggil berada jauh di parkiran sekolah jadi wajar jika aku berteriak bukan?" balas gadis mungil itu tak mau kalah lalu kembali menatap jauh sosok yang dia panggil tadi
Jennie sendiri enggan menggubris omongan sahabatnya dan lebih memilih menatap intens perempuan dengan binar kebahagiaan di kedua matanya
Dia sedang bahagia?
"kau terlihat bahagia Jisoo dan tak pernah bercerita denganku? Aku merasa seperti bukan siapa-siapa untukmu" ucap Jennie melipat tangan dan memalingkan wajah dari Jisoo sambil berpura-pura merajuk
"hahaha Jennie sungguh kau terlihat sangat imut jika merajuk jadi saranku sering-seringlah merajuk agar sifat kasar mu sedikit hilang"
"kau sangat menyebalkan Jisoo"
"tapi hanya kau sendiri yang berkata demikian sedangkan orang lain memandangku sebagai gadis imut yang menggemaskan sangat berbanding terbalik denganmu hahaha" canda Jisoo yang tanpa sadar membuat Jennie tersinggung
Ya kau sangat benar Jisoo, batin Jennie sedih
"Ah Ya Jennie aku kesana dulu, kau pulanglah dengan hati-hati, jangan mencari masalah lagi dengan para gadis menyeramkan itu yak! Dan Jennie kau sahabatku jadi aku akan bercerita denganmu esok hari atau jika aku punya waktu luang aku akan menelponmu nanti malam, sampai jumpa Jennie my sunshine" ucap panjang perempuan mungil itu lalu melangkah cepat meninggalkan Jennie yang masih diam mencerna kalimat panjang darinya
"JISOO!" teriak Jennie memanggil sosok yang belum jauh di depannya itu
"Ya ada apa Jennie?"
"aku rasa kau lupa mengucapkan satu kalimat lagi seperti kebiasaanmu sebelum aku pulang bukan?"
"benarkah?"
"ya"
"aku benar-benar lupa, sungguh"
Jennie hanya mendesis Jengkel pada gadis di depannya yang masih sibuk menggali ingatannya
"Kau tak mau meminta salam pada oppa yang kau idolakan? Oppa favoritmu?"
Seketika Jisoo tersenyum malu mendengar penuturan sahabatnya itu
"Maaf kalau begitu salamkan aku pada oppamu Jennie dan ya aku sudah memiliki oppa favorit baru jadi mungkin itu sebabnya aku melupakan kebiasaan anehku itu" kata Jisoo masih tersenyum malu lalu melanjutkan langkahnya ke arah sosok siswa yang memakai helm dan duduk diatas motornya seperti sedang menunggu seseorang terlihat dari helm yang berada di genggaman tangannya
Jennie meneguk salivanya dengan susah payah saat kedua matanya berhasil menangkap sosok berbahu lebar yang dihampiri oleh Jisoo itu
Dia Seokjin!!
Jennie hanya bisa menggigit bagian dalam pipi kananya dengan cemas
Bisa-bisanya dia melupakan permintaan laki-laki ituLaki-laki yang mungkin saja sudah menunggunya sedari tadi
Ah Jennie kau sangat bodoh membiarkan malaikat tampanmu itu menunggu gadis yang memiliki kebiasaan bergentayangan di seluruh antero sekolah sebelum pulang ke rumah sambil mendengarkan musik dengan headphonenya!!
Sebenarnya bukan tanpa alasan dia memiliki kebiasaan yang cukup aneh, alasannya karena dia memang selalu menunggu Jisoo yang memiliki kewajiban sebagai sekretaris pengurus sekolah untuk menyelesaikan masalah persuratan sebelum pulang ke rumahnya jadi dari pada menunggu di ruang khusus pengurus sambil melihat wajah sok sibuk Jisoo yang berkutat dengan kertas yang menurutnya menyusahkan itu, Jennie lebih memilih melakukan kebiasaannya yang cukup menyenangkan itu
Jennie yang sudah sangat sadar akan kesalahannya itu berniat mengambil langkah menyusul Jisoo yang terlihat berbincang dengan Seokjin tapi seketika tubuhnya membeku mengingat sesuatu
"apa dia yang kau maksud oppa favorit barumu Jisoo?" katanya bermonolog
Flashback off
Jennie menghembuskan nafas kasar saat mengingat kejadian sore tadi
Seokjin, lelaki itu memang sudah menunggunya di parkiran sekolah yang sudah sepi tanpa ada kepastian, mengajaknya jalan seperti pasangan kekasih berseragam sekolah dan mengantarnya pulang ke rumah dengan selamat
Dia harusnya bahagia sekarang tapi mengingat Jisoo dia jadi merasa bersalah pada sahabatnya itu karena menerima ajakan lelaki yang mungkin saja dimaksudnya sebagai oppa favorit barunya di halte bis dekat sekolah tadi
Jennie merutuki takdir, seharusnya Jisoo dan Jin lebih lama berbicara di parkiran sekolah agar Jin yang memang sudah melihatnya berjalan keluar gerbang sekolah tidak menyusulnya dengan motor setelah Jisoo pamit untuk pulang kerumahnya
Dia masih ingat jelas saat dia sedang duduk sendiri di halte untuk menunggu bus yang menuju ke arah rumahnya tiba-tiba kedatangan sosok laki-laki yang berseragam sama dengannya mengendarai kendaraan roda dua dengan helm yang menutupi kepala dan wajahnya
Bahkan tanpa membuka kaca helmnya, Jennie sendiri sudah yakin jika sosok yang saat itu sudah turun dari motornya dan hendak menghampirinya di halte adalah Seokjin
Malaikat tampannya, penolongnya tadi siang yang malah dibalas Jennie dengan mengabaikan permintaan yang tak sebanding dengan yang Seokjin sendiri lakukan padanya
Sungguh gadis yang sangat tau berbalas budi
"Aku bahkan meninggalkan kewajibanku di sekolah hanya agar kau tak menungguku lama di parkiran sekolah tapi kau malah mengabaikan permintaanku"
Gadis itu bisa saja mengabaikan ucapan kecewa Jin saat di halte tadi dengan lari sekencang mungkin dari tempat itu dan menganggap tidak ada hal yang sedikit istimewa terjadi hari ini
Tapi tidak, Jennie malah tambah merasa bersalah pada lelaki di depannya itu yang membuatnya tak bisa lagi lari untuk mengabaikan Jin
Maafkan aku Jisoo. Gumamnya sedih
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I ? /KSJ X KJN
Fanfictionkarena "sering" tidak selalu membuat kita "terbiasa" seperti luka, seberapa seringpun kita tidak akan pernah terbiasa karena luka akan terus berdarah bahkan jika dia terluka lagi di bekas yang sudah kering, dia akan tetap berdarah lagi dan itu akan...