Rutinitas yang membosankan. Pikir Jennie
Tidak bisakah sehari saja Jennie jauh dari hal-hal yang menurutnya menyebalkan ini tetapi sayangnya justru hal ini juga yang menjadi penentu masa depannya
Pernah dia mendengar sepotong kalimat yang jika dia mengingatnya hanya membuatnya bertambah jengkel
Hidup terasa indah jika kita menikmatinya
Bodoh, bagaimana dia bisa menikmati hidup yang hanya di kelilingi hal-hal yang menyebalkan ? . Pikirnya dangkal
Hoseok oppa dan Jisoo
Hanya dua orang itulah yang menemani hari-harinya untuk meneruskan hidupnya
Semenyebalkan kedua orang itu tetap merekalah alasan gadis itu masih bisa merasakan masa remajanya dengan normal
Ah Jennie tidak seharusnya kau terus merutuki betapa membosankannya hidupmu
Seharusnya selama Sang Maha Kuasa masih mengizinkan ragamu masih menetap di tubuhmu, kau bersyukur
Banyak gadis seumurmu di luar sana yang masih berusaha menegakkan haknya, hidup sebatang kara, bertahan dengan banyak kekurangan bahkan banyak juga yang usianya baru memasuki masa puberitas tapi sudah mengenal dengan baik dunia malam yang mengerikanGadis bersurai panjang bergelombang yang sedang duduk di bangku panjang di koridor yang masih sepi itu menundukkan kepalanya dalam hingga beberapa helai rambutnya yang tidak ikut terikat karena memang hari ini rambutnya hanya terikat tengah terjatuh menutup wajah cantiknya
Tidak biasanya gadis itu duduk di koridor depan kelasnya apalagi di waktu yang masih sangat pagi seperti ini
Tapi entah kerasukan hantu dari mana, sang kakak tiba-tiba datang ke kamarnya lalu membangunkan gadis yang bahkan baru tiga jam tertidur itu dengan wajah yang terlihat cemas
Bahkan Jennie pun yang biasanya sangat cepat mematok dirinya di depan cermin terpaksa tidak melakukannya karena Hoseok tiba-tiba datang kembali ke kamarnya lalu mengambil ikat rambut di pergelangan tangan adiknya kemudian mengikat rambut Jennie dengan sangat terburu-buru
Inilah sebab mengapa Jennie yang biasa mengikat satu rambutnya, hari ini malah mengikat tengah rambutnya dikarenakan Oppanya yang mengikatkan rambutnya
Dia bisa saja masa bodoh dan melepas ikatan di rambutnya lalu mengikatnya seperti biasa tapi karena perkataan oppanya di mobil tadi saat menuju ke sekolah, Jennie mengurungkan niatnya
"Kau terlihat seperti adik kecilku yang manis jika rambutmu seperti itu. aku bahkan masih ingat jelas saat kita berdua masih anak-anak, aku selalu mengikat rambut panjangmu seperti itu bahkan ibu sendiri mengatakan kau adalah gadis kecil yang sangat cantik setelah melihat hasil karyaku pada rambutmu"
Walaupun Hoseok menyetir dengan terburu-buru -entah apa alasannya dia masih sempat mengucapkan kalimat indah seperti itu
"Jennie kumohon jangan menunduk seperti itu, kau membuatku takut"
Gadis yang memang sedari tadi tenggelam dengan pikirannya itu mendongak ke atas menatap sumber suara yang terlihat khawatir itu
"Oh hai Jisoo selamat pagi"
"Apa ada masalah,Jennie?"
Ck ini yang membuat Jennie tambah merasa bersalah pada Jisoo
Andai saja Jennie bisa bercerita pada sahabatnya itu bahwa dia kemarin dijemput di halte oleh Jin kemudian diajak berkeliling oleh oppa favoritnya itu, apa Jisoo masih bisa mengkhawatirkannya sekarang?
"Jangan khawatir Jisoo, selama oppa dan kau ada di hidupku aku akan selalu merasa tak memiliki masalah sedikitpun" ucapnya dengan senyum yang terlihat begitu meyakinkan di mata Jisoo
"Baiklah, aku akan ke dalam dulu menaruh tas dan mengerjakan tugas yang tinggal sedikit lagi. Tetap duduk di sini tunggu aku ya, jangan berkeliaran dan menganggu mereka oke?"
"ya ya ya kembalilah cepat, aku bosan melihatmu"
"Ck bosan katamu tapi menyuruhku kembali dengan cepat" ejek Jisoo lalu lari ke dalam kelas meninggalkan Jennie yang memasang wajah masamnya
"Hai Jennie, senang melihatmu pagi ini"
Jennie mendongak yang kedua kalinya pagi ini untuk melihat siapa yang berani-beraninya menyapa sosok gadis yang terkenal menyeramkan di sekolahnya ini
Ah lelaki ini lagi, kenapa juga dia menghampiri Jennie di sini yang masih berada di daerah yang cukup dekat dengan Jisoo
Jennie tidak mau melihat sahabat kecilnya itu merasa sedih melihat sahabatnya sendiri di hampiri oleh oppa favoritnya sekaligus orang yang dia sukai
Aku harus pergi dari sini, batinnya
Sebelum mengambil langkah cepat untuk meninggalkan koridor, Jennie tersentak karena ucapan lelaki yang tak lain adalah Kim Seokjin itu membuatnya sangat malu pada dirinya sendiri
"Yang barusan masuk ke kelasmu itu Jisoo bukan? Aku ingin bertemu dengannya" kata Jin mengutarakan keinginannya datang ke sini menghampiri Jennie
Jennie, kau terlalu percaya diri
Mana mungkin sosok lelaki rupawan Kim Seokjin mau bertemu dengan sosok gadis dengan penampilan berantakan dan kasar sepertinya sedangkan di jangkauan mereka berdua ada sosok gadis lembut berpenampilan cantik ?
Tentu saja Kim Seokjin sama seperti siswa lain yang sangat mengidamkan Jisoo yang memang terlihat lugu namun cantik
"Ya itu Jisoo. dia sedang mengerjakan tugas, kau masuklah ke dalam" ucap Jennie terkesan dingin lalu kembali mengambil langkah cepatnya yang tadi sempat tertunda untuk pergi jauh dari jangkauan ke dua orang itu
Kenapa ini terasa sakit? Batinnya memegang dadanya sambil terus berlari ke lantai paling atas
Dia bahkan tidak berhati-hati saat menaiki beberapa anak tangga untuk mencapai tujuannya
Padahal tidak ada yang mengejarnya di belakang tapi kenapa dia harus lari sekencang itu?
Persetan, yang terpenting aku bisa cepat sampai
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I ? /KSJ X KJN
Fanfickarena "sering" tidak selalu membuat kita "terbiasa" seperti luka, seberapa seringpun kita tidak akan pernah terbiasa karena luka akan terus berdarah bahkan jika dia terluka lagi di bekas yang sudah kering, dia akan tetap berdarah lagi dan itu akan...