"Kenapa kau lari ke sini?"
Aku yang sedang menikmati angin di rooftop sekolah berbalik ke belakang tepatnya pada pintu yang tadi sudah kututup dengan rapat sekarang terbuka lebar menampilkan sosok lelaki yang sebenarnya sangat ingin kuhindari hari ini
Dan hari-hari berikutnya
Aku lebih memilih mengabaikan pertanyaannya dan kembali menengadahkan wajahku ke atas berharap dia segera pergi meninggalkanku sendiri di sini
"Apa yang kau pikirkan, Jennie?" Tanyanya yang ternyata sudah berada di sisiku sambil menatapku cukup dalam
"Pergilah Jin, aku sedang tak ingin diganggu siapapun"
"Kau sedang tak ingin diganggu siapapun?"
"Iya dan kenapa kau masih bertanya?!"
"Termasuk aku?"
Justru kaulah alasanku berada di sini dan menyendiri, Kim SeokJin
"Ya semua orang dan termasuk kau Kim Seokjin"
Ah kenapa susah sekali mengusir orang tampan sepertinya?!
"Benarkah?" Tanyanya lagi yang membuatku jengkel setengah mati
"IYA KIM SEOKJIN" jawabku dengan suara keras agar dia bisa mendengar dengan baik tanpa bertanya lagi
"Termasuk Jisoo?" Tanya Jin yang membuatku melupakan kekesalanku padanya
"Di mana Jisoo?"
"Kau harusnya sering-sering melihat jam tanganmu Jennie, TENTU JISOO DI KELAS SEKARANG UNTUK MENGIKUTI PELAJARAN JAM PERTAMA KARENA SEKARANG SUDAH JAM DELAPAN PAGI DAN KAU JENNIE, KAU SEDANG BOLOS SEKARANG !" Ucapnya dengan kekesalan yang lebih besar dari ku tadi
Kenapa dia terlihat begitu kesal?
Apa karena aku tak mengikuti jam pelajaran?
Kenapa harus kesal? Aku sudah terbiasa melakukan hal ini
"Aku yakin Jisoo sedang tak konsentrasi sekarang karena mengkhawatirkan sahabatnya yang malah bersantai di sini"
Oh ternyata dia mengkhawatirkan Jisoo
"Siapa kau berani berkata seperti itu padaku?"
Dia menaikkan alisnya terlihat bingung
"Apa maksudmu? Aku berkata yang sebenarnya, Jennie"
Aku menundukkan kepalaku sedih
Ini sudah kesekian kalinya aku merasa tersinggung dengan perkataan seperti itu
Tentang Jisoo yang sempurna tak pantas menjadi sahabat seseorang berandalan sepertiku
"Aku tahu Jin jika aku memang tak pantas menjadi sahabat Jisoo yang kata orang sempurna itu"
"Aku sangat tahu itu" lirihku masih menundukkan kepalaku
"Jadi kau tak perlu mengingatkan aku lagi, menjauhlah dariku. Aku tak ingin melihatmu menemuiku lagi" ucapku berjalan pelan meninggalkannya
Tak ingin berlari lagi seperti pagi tadi
Karena memang dia tak akan mengejarku seperti barusan
"Siapa kau menyuruhku melakukan hal bodoh itu?"tanyanya seolah membalikkan pertanyaanku tadi
Aku menghentikan langkahku tanpa berbalik ke arahnya yang entah menatapku atau tidak
"Baiklah Kim Seokjin, aku yang akan memastikan jika kau tak akan pernah melihatku lagi" tekatku lalu melanjutkan langkah ringanku meninggalkannya yang entah berekspresi apa sekarang
Apapun itu, aku tak peduli
Aku hanya harus peduli tentang hidupku dan hidup orang yang menyayangiku seperti kata Hoseok oppa
Dan Kim Seokjin, dia bukanlah siapa-siapa untukku
Dia hanya sekedar seorang laki-laki yang sempat menolongku dan mengajakku jalan kemarin
Aku sendiri yakin, aku akan melupakan momen tak berharga itu sebentar lagi
Sebentar lagi
Semoga saja
*****
"Hei kapan kau akan mendengarkanku gadis nakal!"
Baru saja aku memasuki kelasku, salah satu telingaku malah di sambut oleh jeweran tangan Jisoo yang dari wajahnya terlihat sangat kesal padaku
"Ah yyak ini sakit Jisoo, lepaskan kumohon"pintaku dengan wajah memelas yang kuyakini akan membuatnya luluh
Kulihat dia melepaskan tangan kecilnya dari telinga kiriku dan menatapku tak kalah memelasnya dariku tadi
"Kapan kau akan mendengarkanku, Jennie?"
"Memangnya kau bicara apa sampai aku harus mendengarkanmu?"tanyaku membalas pertanyaannya
Tanpa melepaskan wajah memelasnya, dia berkata kalimat itu lagi
"Kapan kau akan berubah?"
"Memang untuk apa aku berubah Jisoo? semuanya akan percuma. Orang-orang itu tetap melihatku sebagai gondokan sampah jika aku bersamamu" ucapku menatap wajahnya membiarkan dia melihat beberapa tetes air mataku yang mulai jatuh
Biarkan dia melihat betapa terlukanya aku karena orang-orang seperti Seokjin
Melihatku yang sekali lagi menunjukkan kelemahanku, gadis itu langsung merengkuhku erat dan mengelus punggung serta puncak kepalaku bermaksud menenangkanku
"Untung saja saat ini orang kelas sudah pergi ke kelas seni jadi dia tak akan melihatmu terlihat rapuh seperti seekarang"
"Tetaplah menjadi gadis yang kuat Jennie setidaknya di depan mereka yang mencemohmu tapi jangan ragu untuk menunjukkan kelemahanmu di depanku dan Hoseok oppa, ingat?"
Melepaskan pelukannya, aku mengangguk cepat dengan air mata yang masih mengalir di kedua pipiku
"Berceritalah Jennie, aku akan mendengarkanmu sekarang mumpung aku sedang malas mengikuti kelas seni"
Mendengar ucapan Jisoo, tentu aku menggelengkan kepalaku keras menentang rencananya untuk bolos hanya karena untukku
"Tidak Jisoo, kita berdua tetap akan mengikuti kelas seni"ucapku lalu mengambil alat lukisku di dalam tas
"Kau serius?"
"Iya, cepat ambil alat lukismu!"
"Kau janji tak akan menangis nanti?"
"Ya jika kau terus bersamaku"
"Janji juga akan bercerita nanti?"
Aku menatapnya dengan senyum lebar andalanku bermaksud membuatnya berhenti khawatir
"Iya Jisoo sayang, ayolah aku sedang bersemangat sekarang. Kau tahukan melukis adalah hobiku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I ? /KSJ X KJN
Fanfickarena "sering" tidak selalu membuat kita "terbiasa" seperti luka, seberapa seringpun kita tidak akan pernah terbiasa karena luka akan terus berdarah bahkan jika dia terluka lagi di bekas yang sudah kering, dia akan tetap berdarah lagi dan itu akan...