TIGA PERIA SHOLEH

2.5K 114 5
                                    

Teng teng teng teng

"ka, ayo kita ke kobong". Ajak siti. "ayo, eh eh sit, liat deh itu kan fatimah, annisa, jamilah, sama aisyah, ngapain ya mereka kesini?". Kata elika bingung sambil menunjuk nunjuk 4 orang yang sedang mengendap endap masuk ke kelas mereka. "eh ya, eh cepet cepet jongkok jongkok". Kata siti panik, karena mengetahui 4 orang itu telah masuk kelas. "pokoknya, sekarang kita harus berhasil ke tempat cowo". Kata jamilah. "ya, sekarang kan udah sepi, jadi kita bisa menyeludup masuk kesana". Tambah aisyah. "tapi nanti kalo kita ketauan sama pa Ustad gimana?". Tannya annisa takut. "ah elah, takut takut banget sih, tinggal bilang aja kalo kita disuruh dua orang jelek itu". Kata fatimah. "siapa?". Tannya annisa. "ya, elika sama siti lah, siapa lagi". Kata fatimah, aisyah, jamilah serempak. Mendengar ucapan itu elika semakin tak kuat, ia berusaha berdiri namun tak bisa karena tangannya ditarik oleh siti. "ih sit lepasin". Kata elika berbisik. "ngga ngga, aku ga mau". Kata siti. Dan tak lama kemudian 4 orang itu pun pergi. "ah tuh kan pergi! Lu sih sit!". Kata elika kesal. "kamu tuh ya, nanti kalo kita ketauan gimana? Niat kita tuh kan buat nyelidikin mereka". Jelas siti. "ahhh, udah, udah, yu, mending kita ikutin mereka". Ajak siti. Mereka lalu mengikuti annisa, aisyah, fatimah, dan jamilah. "loh, ko mereka ke perbatasan cowo lagi sih? Wah harus kasih tau pa Ustad nih". Kata siti. "eh, eh, eh, jangan sit, kita kan ga punnya bukti, terus nanti kalo kita kasih tau pa Ustad, terus pa ustadnya butuh bukti gimana?". Bantah elika. "ya, sih". Jawab siti mengiyahkan

Tiba tiba!

"hayo kalian ngapain disini? ". Kata seseorang dibelakang elika dan siti. Hal itu membuat elika dan siti mematung, mereka takut jika pa ustad malik yang menepuk pundak mereka. Saat elika dan siti membalikkan tubuhnya ternyata itu hanyalah 3 orang lelaki yang sedang berjalan jalan di pesantren itu. "e...eh...anu..mmmm". Kata siti gugup. "kita lagi liatin mereka tuh, si cewe centil, ih najis!". Kata elika sambil menunjuk 4 orang yang sedang kegenitan didepan para lelaki. Sontak 3 orang lelaki dan elika terkejut mendengar jawaban dari elika. "astagfirullah, kasar banget ngomongnya". Kata salah seorang dari 3 lelaki itu. "elah, ribet banget sih, cuma ngomong gitu doang". Jawab elika sinis. "ehhh, udah udah, mm, maaf ya kita udah ganggu, terus maafin nih, temen aku, dia baru pindah, jadi ga tau, sekalilagi maaf ya". Jelas siti dengan rasa penuh hormat. "ohhh,, yaya, ga papa ko, ya ya, aku maafin". Kata seseorang itu. Sedangkan elika hanya memutarkan kedua matanya. "eh ya, nama kalian siapa?". Tannya seseorang itu. "nama ak~". Omongan siti terhenti. "kepo". Balas elika cepat. "ohh, yaudah, ga papa kalo ga mau kasih tau juga". Jawab seseorang itu lalu pergi bersama teman temannya. "eh tunggu". Kata siti yang memberhentikan langkah mereka bertiga. "nama aku siti, dan ini temen aku elika". Teriak siti. Sontak ketiga peria itu membalikkan badannya dan menjawabnya. "ohh, nama ku maulana, dia rizki, dan dia hafidz". Jawab maulana sambil menunjuk satu persatu teman temannya. "salam kenal ya". Kata mereka kecuali hafidz.

# ruang guru

"pa, bapa tuh ngapain sih masukin wanita itu?". Tannya Ustad malik kesal. "wanita siapa yang kamu maksud nak?". Tannya Kiyai bingung. "itu tuh, yang kemarin make kerudungnya ga bener". Kata Ustad malik kesal. "ohh, ananda elika, ada apa dengannya? Apakah kamu kena pukul lagi?". Tannya Kiyai itu. "ya pa, liat tuh aku bonyok lagi". Rengek Ustad malik sambil menunjukkan luka memarnya karena ulah elika, memang terkadang Ustad malik ini masih suka manja kepada bapanya. "yasudah lah malik, maafkan lah saja ananda itu". Jelas Kiyai dengan ronda hati. "ihh, bapa ini, bela aja dia". Kata Ustad malik kesal. Kiyayi hanya menatap ustad malik dengan senyuman. "nak, kamu mau tau mengapa bapa membela ananda?". Tannya Kiyai pada anaknya. "ya pa, ayolah kasih tau". Pinta ustad. "gini ya, saat dulu sekali saat kamu masih berusia 4 tahun, kamu dan bapa ditelantarkan oleh ibu mu, ia lebih memilih dengan seseorang yang lebih kaya, lebih tampan dari bapa, lalu bapa bangkrut, dan bapa mengemis, bertahun tahun bapa mengemis dijalan sambil membawa mu, hingga suatu hari bapa dan kamu mengemis didepan rumah seorang pengusaha, awalnya bapa takut dimarahi oleh tuan rumahnya, namun saat bapa ingin pergi, tiba tiba saja orang tersebut keluar dari rumahnya dan memanggil bapa, yah, sepasang suami istri dan satu orang anak, mereka sangat baik, mereka mengajak bapa dan merawat bapa dengan sangat penuh kasih sayang, mereka sudah menganggap bapa seperti keluarga sendiri, dan anak tersebut sering sekali bermain bersama mu, dan suatu hari bapa meminta modal ingin membuka sebuah usaha, bapa merasa merepotkan jika berlama lama disana, dan orang tersebut pun membantu bapa, sampai bapa sukses sampai sekarang ini. Dan seorang tersebut ialah pa saleh, ia adalah bapa elika". Jelas Kiyai. Ustad malik hanya terperanga tak menyangka. "jadi sejak dulu aku senang bermain dengan elika?". Tannya ustad malik lagi. "ya, tepat sekali, dulu kalian sangat dekat sekali". Ingat kiyai. "elika? Elika? Oh ya?!". Kata Ustad malik tiba tiba membuat tersedak Kiyai yang sedang menyeruput tehnya. "eh, anak durhaka, bapanya sedang minum malah dikagetkan". Kata Kiyai kesal, sedangkan ustad malik hanya terkekeh melihat bapanya mengerutkan dahi. "hehehe, maaf pa, eh iya pa, malik baru inget, ternyata malik memang pernah dekat dengan yang namanya elika itu, tapii, dulu sifatnya sangat berbeda dengan yang sekarang". Ingat Ustad malik sambil menggaruk kepalanya. "itulah, karena kedua orang tuanya yang terlalu memikirkan uang dari pada anak". Jelas Kiyai. "oooh". Jawab ustad malik panjang. "astagfirullah, aduhh kenapa kita jadi ngomongin orang, ahh sudah sudah tidak baik kita mengomongkan orang seperti ini, gibah namanya". Ingat Kiyai. "yasudah pa, aku ingin mengelilingi pesantren ini dulu". Pamit ustad malik yang berdiri dari duduknya dan pergi keluar ruangan.

The Ustad Vs Badgirl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang