KOMA

2.6K 115 0
                                    

'jangan selalu mengejar yang tak pasti, jika di belakang mu sudah ada yang pasti dan setia menunggu'

3Bulan kemudian

"ayolah nak, sembuh, kapan kau terus terusan koma". Keluh sang kiyai yang memeluk anaknya, sesekali ia pun menggoncang goncangkan tubuh ustad malik. Sedangkan semua santri serta kedua orang tua elika masih berdo'a untuk kesembuhan sang ustad. Setelah 3 bulan ini sepertinya elika mulai menyukai sang ustad, entah mengapa tiba tiba elika menaruh hati kepada sang ustad. "kiyai, sudah lah, tak ada ganannya ditangisi, lebih baik kita serahkan semuanya kepada allah". Jelas elika yang berusaha meredahkan sedih kiyai. "kamu benar nak, nak, tolong jaga nak malik ya, bapa rasa ia akan aman jika bersama mu, Lindungi ia seperti ia melindungi mu, kamu tau, ia sangat menyukai mu". Jelas kiyai sambil nengelap air matanya.

Deg

Tiba tiba saja perkataan itu membuat elika semakin merasa bersalah. "baik kiyai, in sha allah saya akan menjaganya". Jelas elika dengan tersedu sedu. 'bodohnya aku tak memperdulikan seorang yang benar benar tulus mencintai ku hingga ia rela mengorbankan nyawanya hanya untuk ku'. Batin elika. Tak lama kemudian, pengajian pun usai semuanya pulang kerumahnya, karena libur, jadi elika ikut pulang kerumahnya bersama ayah dan ibunya, kebetulan dari rumah elika ke rumah sakit itu lumayan dekat, dan kiyai memilih menunggu anaknya yang sedang koma. "kiyai, saya pulang dulu, assalamualaikum". Pamit elika. "irfan, kami pulang dulu ya, semangat, assalamualaikum". Kata abi elika lalu memeluk sang kiyai dan dibalas oleh sang kiyai. "terimakasih saleh, wa'alaikumsalam". Balas sang kiyai.

#esoknya

Saat pagi hari yang cerah seperti biasanya elika datang kerumah sakit untung menemani sang ustad. Namun saat pagi itu tak ada seorang pun yang ada di ruangan itu, kata suster, kiyai sedang ke pesantren untuk melihat bangunannya apakah sudah jadi atau belum, 'mungkin saja sekalian mencuci otak agar tidak stres'. pikir elika. Ia pun cepat cepat menghampiri ustad malik, dan menatap wajahnya, betapa tampannya wajah sang ustad malik saat terlelap ataupun beraktifitas. 'cepat sembuh lah, sungguh, aku merasa bersalah'. Batin elika. Saat elika menatap ustad malik, tak sengaja rizki melihatnya, melihat kejadian itu rizki pergi. 'sakit, memang, tapi aku harus tetap merelakannya dengan yang lain, untuk apa ia bersama ku, tapi selalu menanggung beban merasa bersalah, jika kau bahagia bersamanya maka pergi lah dengannya, karena bahagia ku ketika kau bisa tersenyum walaupun dengan yang lain'. Batin rizki sambil berlalu meninggalkan elika dan ustad malik. Semua kejadian saat elika bersama ustad malik tadi, terus terngiang di benak rizki.

#diruang inap

Elika masih saja mendo'akan kesembuhan ustad malik. Tak lama elika pun selesai membaca al - qur'an tersebut. Seselesainya elika membaca al - qur'an tersebut, ia langsung memandangi wajah ustad malik. 'cepat lah sembuh, jangan pergi, aku tidak ingin kehilangan orang yang ku sayang untuk kedua kalinya'. Batin elika, tak disadari, elika mengeluarkan air mata, butir demi butir menetes di pipi elika dan jatuh ke tangan ustad malik yang sedang diinfus. Tiba tiba saja tangan ustad malik bergerak gerak dan mulai membuka matanya. "ik...ik....ikaa". Rintih ustad malik. "e...eh....ustaaddd! Apa kah kau sudah sadar?". Tannya elika cepat cepat elika memanggil sang dokter. "dokter,, dokter". Teriak elika memanggil dokter. Dokter pun datang dengan membawa stetoskopnya, dan mulai memeriksa ustad malik. "waahh, allhamdulillah, saya tak menyangka jika dia bisa sembuh, pasti kamu selalu mendo'akannya ya?". Ledek sang dokter. "e...eh...apa sih, tidak ah, syukur alhamdulillah kalo dia baik baik saja". Kata elika. "hmmm, baik lah, sebentar lagi pegawai rumah sakit akan membawakan bubur dan air putih hangat, ok, saya pamit, assalamualaikum". Kata dokter. Dokter pun pergi meninggalkan elika dan ustad malik. "ika". Panggil ustad malik, membuat elika terkejut. "e...eh...apa?". Tannya elika heran. "apa benar kata dokter tadi?, jika kamu yang mendo'akan ku? Untuk kesembuhan ku?". Tannya ustad malik membuat elika gugup. "e...eh...apa sih, ngomong yang tidak tidak". Kata elika kesal. "aku hannya bertannya benar atau tidak". Jelas ustad malik. "makanan datang". Kata seseorang pegawai yang membawa nampan yang berisi air dan bubur. Pegawai itu hanya meneruh makanan dan minuman lalu bergegas keluar. "nah, makanan sudah siap, ayo makan". Kata elika. "hmm? Jawab lah dulu pertanyaan ku, baru aku akan makan". Kata ustad malik sambil melipat kedua tangannya. "tentang apa?". Tannya elika. "itu tuh,, yang tadi dokter omongin bener? Kamu do'a in aku? Untuk kesembuhan ku?". Kata ustad malik lagi. "hah? Mmmm, kalo ya, memang kenapa?". Jawab elika membuat ustad malik tertegun. "apakah kamu khawatir pada ku?". Tannya ustad malik lagi. "ahhh, ustad ini banyak tanya, ayo buka mulut". Kata elika. "jawab dulu". Kata ustad malik. "hmmmm, yaudah aku mengalah saja, yaya, aku sangat menghawatirkan ustad". Jawab elika pasrah. "sudah ayo buka mulut". Kata elika sambil menyodorkan sendok kemulut sang ustad. Ustad malik pun meresponnya, di samping elika menyuapi ustad malik, ustad malik pun bercerita tentang apa yang ia alami. "ika". Panggil ustad malik. "emm? Apa?". Jawab elika. "apakah kamu pernah bermimpi tentang menikah?". Tannya ustad malik. "hah? Pertanyaan macam apa itu? Tentu aku tidak pernah memimpikannya, memangnya ada apa? Tumben sekali ustad menannyakan hal seperti itu? ". Kata elika. "mm, tidak,, aku hanya bermimpi, saat aku koma, aku melihat tempat yang indah, berhati hari aku berada disitu, tiba tiba saja ada seorang wanita cantik dan berhijab mengajak ku untuk ikut dengannya, awalnya aku tidak mau, namun ia selalu memohon, aku tak tega, akhirnya ku turuti kemauannya, ternyata yang ia maksud adalah menikah, anehnya aku malah menerimanya, kami pun hidup bahagia, tapi,, tiba tiba saja ada lingkaran hitam yang membuat ku kembali kesini, dan saat ini lah aku terbangun". Cerita ustad malik. "ika". Panggil ustad malik. "emm? Ya?". Jawab elika. "apakah kamu menerima perjodohan itu?". Tannya ustad malik lagi. "mmm,,, jika ustad setuju aku pun setuju". Balas elika sambil tersenyum. "sungguh?". Kata ustad malik tak percaya. "ya". Balas elika masih dengan senyumnya."berarti kita akan menikah dong?! Yess". Kata ustad malik senang. "ehh,, hihihi, ya gimana ustad saja". Balas elika dengan senyuman. Tak lama makanan pun habis, bersamaan dengan datangnya sang kiyai. "maaliik?". Kata kiyai tak percaya. "bapaa?". Kata ustad lamik, kiyai pun cepat cepat memeluk anak semata wayangnya itu. "nak, syuklah kau sudah sembuh". Kata kiyai sambil memeluk anakanya itu. "sudah pa, ini karena seseorang yang berada di belakang bapa". Jelas ustad malik sambil menunjuk elika. Kiyai pun cepat cepat membalikkan tubuhnya dan langsung melihat elika. "e,eh, mmm, ustad, kau sembuh itu karena allah bukan aku". Jawab elika. "ya, kamu ini, benar kata ananda elika". Balas kiyai. "ya, benar juga sih, eh ya, pa, tau ga? Ada yang menerima lamaran malik loh, hihi". Kata ustad malik sambil terkekeh melihat elika. "hah? Apakah itu ananda elika?". Tannya kiyai. "ya siapa lagi kalo bukan elika". Balas ustad malik. Elika hanya terdiam dan pipinya terlihat sangat merah. "waahh, syukurlah, kalo seperti itu, saat ini juga kiyai akan beri tau orang tua mu". Kata kiyai, semua hanya tersenyum termasuk elika, kiyai pun menelfon kedua orang tua elika, memintanya untuk datang esok. Dan esok harinya kedua orang tua elika pun datang dan menerimanya. Mereka berencana menilai ketika mereka telah lulus.

The Ustad Vs Badgirl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang