Andira pov
Pagi yang sepi dan sejuk ini.membuatku kedinginan dan ingin tidur,tapi apa boleh buat?aku harus piket pagi ini. Setelah itu beberapa murid berdatangan.rae juga baru datang.saat ia hendak duduk
"Tadi kak davin ke sekolah" bisikku.semua orang tahu bahwa dia menyukai kak davin,walaupun cintanya bertepuk sebelah tangan,kak davin telah memiliki pacar.
"Seriusan lo?" Tanya rae panik
"Iya..dia kakak nya ares"
"Kalo itu gue tau mah"
"Kok bisa lo tau?"
"Kan gue ama ares dulu satu smp"
"Jadi lo suka ama kak davin dari smp?" Tanya gue.miris.kenapa cinta nya harus bertepuk sebelah tangan?padahal ia menyukai kak davin dari smp.
"Hmm iya" jawab dia pasrah.pada saat yang bersamaan ares dan kawan kawannya melewati koridor kelas kami.
"Ares...mulai sekarang lo jadi adek ipar gue ya" teriak rae sambil tersenyum jahil dan dibalas tatapan sengit dari ares.
"Gue masi bisa cariin calon istri yang baik buat kak davin.makasi rawarannya" canda ares.
"Gue kan calon istri yang baik buat kaka lo" teriak rae lagi.mereka berbicara dengan jarak jauh tanpa menghiraukan tatapan sinis dari murid murid yang berlalu lalang.mungkin mereka merasa dunia milik berdua..ceilah.
"Gue ga bloon. Gue masi bisa bedain yang baik ama yang buruk" canda ares lagi. Mungkin kalau aku adalah rae, aku akan sakit hati dengan kata kata nya walaupun bercanda. Tapi sayangnya rae tidak pernah terbawa perasaan dengan kata kata apapun.akhirnya percakapan jarah jauh tadi selesai.
Kami pun menuju taman dan duduk di bangku taman. Kami saling diam sampai akhirnya rae angkat suara.
"Inget ga pas kita pramuka,gue nangis" tanya rae dengan nada rendah. Aku hanya menggangguk.
"Gue liat kak davin sama pacar dia, mereka jemput ares" tutur dia sambil menundukkan kepala. Aku hanya bisa mendengarkan tiap kalimat yang dia ucapkan.mungkin dia memang perlu tempat curhat.
memang rae adalah tipe orang yang selalu ceria,heboh,suka buat masalah. Tapi walau pun begitu,dia pasti juga pernah merasakan sakit hati.mungkin kita menganggap dia tidak memiliki beban,karena dia terlalu sering tersenyum,tertawa.tapi siapa yang tahu?dibalik senyumnya ada hati yang tersakiti.
"Gue suka dia dari dulu,dan dia juga tau. Tapi apa salahnya kalau dia melihat gue sekali aja?buat gue seneng gitu" tidak terasa suasana terasa canggung
"Memang apa lah yang harus dilebihkan dari gue, yang cuma bisa buat masalah,cantik kaga" dia mendongkak,menatap aku.
"Lo pernah ngerasain cinta bertepuk sebelah tangan?" Tanya dia lagi
"Pernah" jawab ku cepat seolah jawaban ku mantap.dan dibalas rae dengan tatapan bertanya kepada ku. Sedetik kemudian aku baru menyadari jawaban ku sendiri. Seharusnya aku menjawab tidak, karena jatuh cinta saja, aku belum pernah merasakannya.
"Sama siapa?" tanya rae dengan tatapan bingung.dia tahu bahwa menyukai laki laki saja aku tidak pernah.
"Ehh engga, engga pernah kok" jawab ku dengan terbata bata. Dan detik kemudian wajah rae yang sedih tadi,berubah menjadi jahil.dan mulai keluar sifat setannya.
"Hayoo..ama siapa?rald ya? Ouh lo akhirnya balas cinta dia ni?" goda rae.
"Engga ya, dia bukan tipe gue" celetuk aku dan pergi meninggalkan rae beserta suara tawanya yang belum selesai.
Aku menuju kelas dengan pipi yang merah. Aku juga bingung, dengan siapa aku merasakan cinta bertepuk sebelah tangan?jatuh cinta saja belum pernah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
Teen Fiction"Cinta ini sudah tertulis rapi di takdir kita" [Random private] Karena cinta,kita bertemu Ditengah perbedaan kita bersatu Ini memang scenario tuhan Kita ikuti saja alurnya Yang berjalan seperti irama lagu Yang telah hilang,datang lagi kehidup kita...