Setelah jam istirahat selesai.andira balik ke kelas dengan mood yang buruk karena si bocah, ya randy tentunya.
Dia duduk di kursi sambil menenggelamkan wajahnya. Tiba tiba sebuah tangan memukul meja nya pelan. Andira mendongkak menatap sepasang mata yang sedang memerhatikan wajahnya. Setelah beberapa detik saling menatap.
"Hati-hati nanti khilaf. Kalau kata guru gue sih..awalnya cuma tatapan, ehh tapi ujung ujungnya udah main dihotel" randy yang melewati mereka berdua. Mereka berdua pun hanya melongo mendengat tuturan dari seorang randy.
"Ehh upil miper.. lo napa sih ganggu gue terus? Gue ke kelas, lo ke kelas. Suka ya ama gue?" Balas andira kesal.
"Ohh maaf.. tipe seorang randy bukan perempuan berwujud kuntilanak" jawab randy tanpa beban. Dia menuju ke belakang kelas. Duduk di dekat kipas angin.
Andira hanya mendelik kesal ke randy. Dia mengatakan nya tanpa beban. Kalau tidak ada undang undang pembunuhan, mungkin pengganggu ini sudah tidak ada lagi di kelas ini. Karena bocah tengil tadi, ia hampir melupakan laki laki yang ada dihadapannya ini. Yang melongo menatap kedua orang ini.
"Gausa diliatin, emang gitu dia.cupu." andira menyadarkan laki laki ini
"Ehh babi.. telinga gue masi berfungsi dengan baik. Gue denger yaaa, jangan lu kira telinga gue ga berfungsi"
"Otak lu yang ga berfungsi tu" teriak andira. Dia langsung menatap laki laki yang dihadapannya ini, lagi.
"Kenapa ya?" Tanya andira menatap laki laki berlesung pipi ini. Ya, ares tentunya
"Kak davin suruh kakak pulang dengan gue. Dia ngajak jalan jalan ke mal " tawar ares. Wajahnya terlihat datar.
Andira hanya terdiam. Bingung. Dia pun hanya mengangguk
"Okee..nanti gue tunggu di parkiran."
Kata dia sambil berlalu dari kelas. Andira menatap punggung laki laki itu.Andira pun kembali menenggelamkan wajahnya ke meja. Tangannya meraba laci meja dan mendapatkan sesuatu. Setelah itu dia mendongkak sambil tersenyum licik.
Dia berjalan ke belakang kelas mencari randy. Biasanya dia menggabungkan 3 kursi membentuk tempat tidur dan memposisikan kursi tersebut bawah kipas angin. Disana hanya ada kursi tersebut, tidak ada pemilik yang biasanya tidur disitu.padahal andira ingin menjahili nya dengan tokek mainan milik adik sepupunya.tapi orang yang ingin dijahili ,tidak menampakkan batang hidingnya Dimana dia?
"Gue denger lo mau jalan jalan kak davin, gue ikut" ucap randy dari belakang punggung andira.
suara itu membuat andira terkejut. Hampir saja jantungnya pindah ke perut.***
Sepulang sekolah andira menuju parkiran.seperti yang diperintahkan oleh adik kelasnya itu, untuk mengajak andira jalan jalan bersama. Ia tidak hanya sendiri kesana. Si bocah tengil aka randy juga ikut bersama mereka. Dengan sedikit kemampuan rayuannya, ia merayu andira agar ia ikut bersama mereka. Dia beralasan, dirumahnya sedang tidak ada orang dan rumahnya memiliki penghuni."Gue gak mau dir..dirumah ada penghuninya. Ya..walaupun cantik tapi kan dia beda alam dengan gue" ucap randy dengan ekspresi sok imut.
"Hantu takut ama hantu...emangnya kenapa kalo lo berdua ama dia di rumah?" Balas andira dengan malas menanggapinya
"Lo mau besok pagi di berita 'seorang kuntilanak dinodai oleh majikannya?' Randy dengan wajah serius menatap andira. Andira hanya menuruti saja kemauan sahabatnya ini untuk ikut bersamanya.
Mereka bertiga pun berdiri didepan gerbang,menunggu davin menjemput mereka.tidak ada obrolan apapun saat itu,mereka pun hanyut dalam pikiran mereka sendiri.andira pun bingung, mengapa randy tidak banyak bicara, biasanya dia sering menanyakan hal hal yang tidak penting, seperti 'kenapa ya milea mau ama dilan?kenapa ga ama randy aja? Randy kan jago ngeramal juga' tapi kali ini randy hanya diam menatap kosong ke depan
Beberapa menit kemudian sebuah mobil yaris berhenti didepan mereka. saat randy hendak membuka pintu mobil belakang, ares memegang lengannya cepat.
"Lo didepan aja" ares menyuruh randy duduk didepan, disamping kursi supir.
Randy hanya mengangguk nurut .andira tercengang melihat tingkah randy yang tiba tiba jaim.biasanya dia akan berpikir dua kali jika ada yang menawarkan hal hal baik. Seperti 'pasti udah lo berak in tuh bangku?', tapi kali ini dia hanya menurut.
Ares menatap ku yang masih bingung dengan keadaan ini.
"Kan randy senior saya" ares menjelaskan saat melihat tatapan ku.
Dan aneh nya lagi, ares memanggil dirinya dan aku dengan sebutan saya - kamu, tapi tidak dengan orang lain.Aku hanya mengangguk refleks. Aku pun masuk. Dia duduk disampingku, membuatku salah tingkah saat menatap wajah tampannya.
Mobil ini pun membelah jalan raya yang macet. Aku hanya menatap keluar jendela, begitu juga ares dan randy.
"Lo tau ga kenapa gue ajak lo jalan?" Kak davin memecahkan keheningan.
"Enggak kak..emang nya kenapa?" Tanya ku penasaran dan memajukan tubuh ku agar sedikit dekat dengan kak davin, agar suara nya terjangkau.
"Ares tadi malam maksa ajak lo" kata kak davin menahan tawa nya agar tidak pecah. Sambil melirik ares, berharap agar ares mengelak tuduhan itu. Tapi tidak sesuai ekspentasi davin, ares hanya malah melirik sekilas.
"Musyrik percaya dengan dia" ucap ares santai tanpa beban. Dia sama sekali tidak malu atau pun salah tingkah. Sebenarnya dia sedang menahan tawanya dibalik wajah datarnya. Karena yang dikatakan oleh davin memang benar, dia tadi malam menyuruh davin mengajak andira jalan jalan bersamanya. Sebenarnya dia ingin berdua dengan andira, untuk bisa lebih mengenal sosok perempuan itu. Tapi dia tidak punya mental yang kuat untuk mengajak perempuan itu.
Andira hanya tertawa ringan , seolah tidak terpengaruh.
Andira melirik randy yang diam menatap luar jendela dengan mulut berkomat kamit tanpa mengeluarkan suara. Dia sengaja mengizinkan randy ikut karena ia kira randy akan memecahkan kecanggungan saat didalam mobil. Tapi perkiraannya salah. Randy sangat jaim
"Lo kenapa ran?mulut lo komat kamit mulu!?lagi zikir atau lagi ngumpat orang?" Tanya andira. Ia sangat kasihan melihat randy yang diam saja, ia kira randy akan tersiksa karena tuntutannya untuk diam.
" gue lagi mikir " randy menatap andira yang duduk dikursi belakang.
"Mikir apa? Mikir jorok ya?" Tanya andira dengan ekspresi geli.
"Kenapa lo nyet ? Diem banget ? Bisulan bibir lo?" Tanya davin yang khawatir juga dengan kesehatan mulut randy yang tiba tiba jaim.
"Gue lagi mikir......." ucap randy dengan wajah serius.
"Gimana sih cara putri duyung memproduksi anak?" Tanya davin polos. Andira,ares,dan kak davin hanya menyiapkan parangnya untuk menggorok randy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
Teen Fiction"Cinta ini sudah tertulis rapi di takdir kita" [Random private] Karena cinta,kita bertemu Ditengah perbedaan kita bersatu Ini memang scenario tuhan Kita ikuti saja alurnya Yang berjalan seperti irama lagu Yang telah hilang,datang lagi kehidup kita...