oh ya?

11 5 0
                                    

Beberapa menit kemudian kami sampai di rumah naila.rumah yang minimalis dan cukup nyaman untuk ditempati.naila segera pamitan pada kami dan dia keluar mobil. Ares masih nyaman di posisi duduknya.

"Lo ga turun? Tadi lo yang ngebet kerumah nela" tanya kak davin saat menyadari ares masih duduk di kursi penumpang

"Gue mau anterin kak andira sampai kerumah" jawab ares sambil melirik ku. Naila yang sejak tadi menunggu dipagar hanya bisa bingung mengapa ares tidak keluar dari mobilnya.

"Gue gajadi kerumah lo nai.lain kali aja, ada urusan mendadak.yang penting lo udah sampai dengan selamat" ares menurunkan kaca mobilnya. Mendengar ucapan manis itu rasanya aku ingin segera keluar dari mobil itu.

Naila pun mengerti.kami akhirnya kembali membelah jalanan yang macet.

"Oiya mama apa kabar?" Tanya kak davin.aku bingung kenapa ia bisa kenal dengan mama

"Mama kita kan satu kantor"  kak davin menjawab pertanyaan didalam hatiku.

"Ohh..mama sih baik" kataku

"Mama tau kamu pulang ama kami?"

"Tau ...udah kabarin tadi" kataku lagi

"Mama sering ga jemput gini?" Tanya kak davin.

"Kan biasanya aku pulang ama rald" kataku. Wajah kak davin yang datar berubah.

"Cie..pacaran ama rald ya?dulu kan rald ngejar kamu"

Aku hanya tertawa kecil.tentunya dia tau kalau aku menganggap rald hanya  teman.

Ares pov

Beberapa hari ini, ada perempuan yang tiba tiba ada dipikiranku.semenjak pertemuan kami yang pertama.saat aku merokok,ketua osisku datang dan memarahi ku.entah mengapa aku tertarik padanya.

Dia terlihat tegas.aku menyukai perempuan sepertinya.saat ia memanggilku ke ruang osis untuk diintrogasi.aku sangat senang bisa bertatapan lagi dengan si pemilik bola mata coklat itu. Dia terlihat manis saat marah.

Dan sekarang perempuan itu ada didalam mobilku. Pandangan nya hanya keluar jendela, dia lebih tertarik dengan jalanan daripada dengan ku.

Siang ini rencananya aku akan kerumah naila.tapi kuurungkan niat ku saat perempuan yang selalu aku pikirkan itu ada dibelakang ku.ini adalah waktu, dimana aku bisa lebih dekat dengannya.

Saat aku mengatakan aku tidak jadi kerumah naila.aku bisa melihat ekspresi kecewa dari wajahnya. Tapi perempuan dibelakang ku ini lebih tertarik.

Diperjalanan kak davin banyak berbicara dengan nya.

"Ciee..pacaran ama rald ya?dulu kan rald ngejar kamu" goda kak davin  saat itu hati ku seperti diremas.

Aku langsung mengalihkan topik dari kisah cinta rald dan andira yang membuat ku muak itu.

Sampai akhirnya kami berhenti dirumah berwarna putih. Rumah ini sangat tenang.

Andira pamit dengan kak davin dan aku. Dibalik wajahku yang datar, hatiku tersenyum.aku membuka jendela

"Hati hati erupsi gunung berapi kak ya" kataku.walaupun aku tau tak ada asap gunung berapi saat itu. Dan dibalas dengan tawa kecil darinya.

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang