Andira pov
Aku membasahi bibir ku yang kering.sekarang aku tinggal sendiri di depan gerbang sekolah.aku takut. Itu yang aku rasakan.Aku sengaja memainkan ponsel ku sambil berdiri.disini sangat sepi.aku membayangkan hal hal yang mungkin saat ini.aku membayangkan ada preman lewat di depan sekolah ku dan menculikku.langsung ku tepis pikiran itu.membayang kannya saja aku tidak sanggup.
Tiba tiba lewat mobil didepan ku.aku langsung membuang muka.aku takut yang aku bayangkan akan terjadi.tiba tiba jendela terbuka.menampilkan laki laki yang sekarang sedang tersenyum jahil.
"Haha..lo pasti takut kan?lo kira kami siapa?" Tanya kak davin. Aku langsung memasang wajah jengkel.
Dikursi penumpang ada ares yang sedang menyetel radio mobil.
"Naik gih" tawar kak davin , dagunya mengarah ke kursi belakang.
Aku membuka pintu kursi belakang. Dan aku terkejut saat mengetahui ada naila di duduk disana.
"Duduk ka" tawar naila sambil menepuk kursi disampingnya
Jujur,aku males bareng dengan naila. Entah apa yang membuat ku jengkel saat mengingatnya.padahal ia tidak pernah melakukan kesalahan apapun denganku,dia malah sangat menghormati ketua osisnya ini.
Aku berniat untuk menolak tawaran kak davin. Tapi langsung kuurungkan niat itu saat mengingat aku tinggal sendiri disekolah.
Aku masuk dan duduk. Mobil pun berjalan,membelah jalan yang macet ini.Tatapan ku hanya mengarah keluar jendela di sepanjang jalan. Ares,kak davin, dan naila sedang bercanda, aku tidak mengerti topik yang mereka candai.
"Oiya dir..gimana jadi ketua osis?lelah ga?" Akhirnya kak davin mengakhiri topik mereka yang tidak aku mengerti.
"Ya gitulah, bawa enjoy aja" jawabku
"Pas jadi panitia mos gimana?"
"Ya agak lelah juga sih, apalagi urusin adek lo nih" jawab ku sambil menatap ares
"Kalo ares emang gitu mah. Makannya naila pacaran ama ares. Naila diem,ares bacot.saling melengkapi lah" kak davin menatap ku dari kaca spion. Seketika telinga ku panas. Aku langsung membuang pandangan ke arah jendela
"Kok lo tinggal sendiri tadi?" Tanya kak davin
"Au tuh. Mama kayaknya rapat" jawabku
"Kok kalian lewat sekolah lagi si?" Tanya ku lagi
"Tadi gue dengan ares makan siang dulu. Eh tau tau nya naila telepon ares.mama nya naila suruh ares kerumahnya. Makannya gue mau anterin dua bocah ini" jawab kak davin dan dibalas sengit dari ares.
telingaku panas untuk kedua kalinya.aku juga bingung kenapa aku jengkel.
aku sudah tidak tahan lagi di mobil itu. Melihat ares yang bercanda dengan naila.melihat kak davin bercanda dengan calon adik ipar nya.membayangkan saja aku sudah muak.
aku hanya bisa memandang jalanan yang macet. Suara riuh terdengar dari kendaraan yang berlalu lalang.
Tiba tiba ponsel ku berdering."Halo..kenapa rald?" Tanya ku
"tadi kata rian , lo tinggal sendiri di sekolah?" Tanya rald diseberang sana
"Iya..tapi gapapa, gue udah pulang ama kak davin kok" jawabku.
"Maaf ya..jangan kan jemput lu, jemput naila aja gue ga bisa" ucap rald merasa bersalah
"Ngapain minta maaf sih? Gapapa..lagian lo bukan siapa siapa gue, kan ga ada hak gue marahin lo. Ini si naila pulang sama kak davin juga nih" sedetik kemudian rald terdiam.
"Gue bole ngomong ama naila ga?"
"Boleh" jawabku sambil memberikan ponsel ku ke naila. Dan dibalas tatapan bingung dari naila. Aku hanya mengisyaratkan , orang seberang sana ingin berbicara padanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
Teen Fiction"Cinta ini sudah tertulis rapi di takdir kita" [Random private] Karena cinta,kita bertemu Ditengah perbedaan kita bersatu Ini memang scenario tuhan Kita ikuti saja alurnya Yang berjalan seperti irama lagu Yang telah hilang,datang lagi kehidup kita...