THE FUTURE: 03

11 2 0
                                    

    "Selamat datang Rai..." Suara itu berhenti. Zoey juga berhenti bergerak. Semua orang yang ada disana terdiam. Disana sudah ada Dhruv dan Zoey. Dhruv bahkan sudah selesai menjalankan tugasnya. Mereka terlihat terkejut melihat Rai yang berkeringat dengan Anushka ditangan Rai. Mereka terlihat seperti terkejut dan bahagia. Tentu saja, Zoey tidak tau kenapa Anushka pergi dan yang dia tau, sekarang dia bahagia melihat Anushka dihadapannya. Tatapan Rai menatap lekat Anushka bahkan kebalikannya. Intinya, saat itu, mereka berdua terlihat sangat kacau dan berantakan.


   "Rai." Ucap Zoey perlahan. Rai lalu menurunkan Anushka masih dengan tatapannya yang menatap kepada Anushka.

   "Anushka? kau ada disini?" Tanya Dhruv kepada Anushka.

   "Seharusnya aku tidak disini. Tapi dia yang membawaku kesini." Jawab Anushka.

   "Dimana kau menemukannya Rai?" Tanya Zoey.

   "Di atas panggung. Dia nyaris terbakar. Aku pikir dia orang asing. Tapi aku ternyata aku mengenalnya."

     Tanpa basa-basi lagi, Zoey langsung berlari memeluk Anushka. Bagaimanapun juga,  Anushka adalah sahabatnya. Zoey bahkan memeluk Anushka sangat erat. Anushka juga memeluk kembali Zoey. Andai saja, Zoey bukan calon pengantin bagi Rai. Andai saja, Anushka tidak memiliki hubungan kepada mereka berdua. Dia akan lebih menikmati hidupnya. Dan dia, akan tinggal dengan ayahnya.

   "Bagaimana keadaanmu? aku mencarimu. Aku berharap bisa menemukanmu." Ucap Zoey sambil semakin mengeratkan pelukannya.

   "Aku baik. Terimakasih sudah mencariku."

   "Anushka. Banyak yang harus aku bicarakan." Ucap Dhruv tiba-tiba.

   "Sebutkan salah satunya saja."

   "Ini yang paling penting. Ayahmu... dia... sudah tiada."

     Rasanya Anushka sangat bingung sekarang. Dia berfikir, dia hanya jauh dari ayahnya ternyata tidak. Dia memang sudah jauh darinya. Anushka hanya menatap Dhruv. Dia ingin tidak percaya dengan semua ini tetapi, itu semua kenyataan. Jika dia mengelak sekali lagi dengan kenyataan pahit satu ini, entah bagaimana lagi kehidupannya nanti. Dia berusaha menelaah kata-kata itu. 'Telah tiada'. Apa maksudnya? kini fikirannya jadi berat. Dia berusaha supaya tidak ada setetespun air mata yang menetes. Dia berusaha sekuat tenaga. Matanya berkaca-kaca. Dengan percaya dirinya, dia menatap Dhruv. Walau dia tidak menyadarinya, sepertinya semua orang tau dia akan menangis. Sekejam-kejamnya ayahnya, dia tetaplah ayah bagi Anushka. Walau ayahnya memaksanya masuk geng yang dapat membahayakan nyawanya, pria itu tetaplah orang yang memberinya kehidupan.

   "Kenapa?" Tanya Anushka yang mencoba agar suaranya tidak bergetar.

   "Dia tertembak. Dia dimata-matai dan akhirnya tertembak dirumahnya sendiri. Permintaan terakhirnya adalah, bisa melihatmu. Tapi... mau bagaimana? kau tak ada disana." Jawab Dhruv,

   "Ya. Walaupun begitu, hatiku selalu mengarah padanya. Aku tak pernah berfikir, bahwa dia akan pergi sebelum melihatku menjadi orang yang berguna. Dia hanya bisa melihatku untuk terakhir kalinya sebagai penghianat. Orang yang menyelamatkan seorang anggota dari musuhku." Kata-katanya penuh penekanan. Matanya menatap tajam pada Rai. Rai hanya dapat menatapnya seakan dia bersalah. Sekarang Rai mengerti kenapa Anushka pergi darinya.

   "Kenapa kau menolongku?"

   "Karena aku tak ingin kau tiada."

    Kalimat-kalimat itu membuat Rai semakin sedih. Bisa saja Anushka yang tiada. Bahkan dia terlihat sebagai seorang penghianat dihadapan ayahnya untuk yang terakhir kalinya. Dan itu semua karena Rai.

AddictedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang